Mark Cavendish berada di jalur yang benar untuk mengejar rekor Eddy Merckx di Tour de France. Legenda hidup sprinter dunia yang kini bernaung di bawah Astana Qazaqstan Team itu memenangi etape kedua Tour de Hongrie pada Kamis, 9 Mei 2024. Cavedish dengan meyakinkan menguasai bunch sprint setelah melakukan attack sekitar 150 meter jelang finis. 

Kemenangan ini menjadi bukti bahwa Cavendish masih belum habis! Dia membuka kembali harapan untuk memecahkan rekor panjang Eddy Merckx di Tour de France. Saat turun di Tour de France 2024 nanti, Cavendish hanya butuh satu kemenangan untuk memecahkan rekor pembalap Belgia itu.

Eddy Merckx dan Cavendish sama-sama mengoleksi 34 kemenangan. Kemenangan etape terakhir diraih pembalap Inggris Raya itu pada Tour de France edisi 2021. Setelah itu, berbagai upaya menambah satu lagi kemenangan belum juga berhasil. 

Pada Tour de France 2023, dia jatuh di etape kedelapan dan mengalami patah tulang selangka. Usai dengan cedera, perjalanan Cavendish untuk kembali ke Tour de France tak juga mulus.

BACA JUGA: Giro d'Italia 2024, Etape 6:  Mimpi Menjadi Kenyataan untuk Pelayo Sanchez

Jelang dimulainya ajang classic Brugge-De Panne beberapa bulan lalu, Cavendish mendadak mengundurkan diri dengan alasan sakit. Begitu juga pada ajang Milano-Torino. Pembalap dengan julukan Manx Missile itu absen dengan alasan belum pulih.

Sejumlah pihak mengabarkan bahwa dia mengalami ketidaknyamanan pada saluran tenggorokan dan pencernaan. Pihak tim mengatakan bahwa Cavendish mengalami gastrointestinal discomfort. Cavendish sendiri menyebutkan bahwa dia sedang mengalami flu.

Namun, kini hambatan-hambatan itu pelan-pelan mulai teratasi. Bahkan, di Tour de Hongrie itu, ia tak hanya menang etape kedua. Tapi juga membuka asa untuk menjuarai balapan resmi UCI pertamanya sejak balapan Milan-Torino dua tahun lalu. Dia kini berada di peringkat kedua klasemen sementara general classification (GC). Ia tertinggal 5 detik saja dari pemuncak klasemen, Martin Voltr dari Pierre Baguette Cycling. 

"Saya sangat senang, sungguh senang. Kemarin kami tidak cukup kuat untuk menunjukkan penampilan sesungguhnya. Tapi hari ini kami benar-benar melakukan apa yang kami inginkan," ucap mantan juara dunia road race 2011 ini. 

Hasil positif Cavedish tak terlepas dari kerja keras dari rekan-rekan setimnya di Astana Qazaqstan Team. Yevgeniy Gidich dan Michele Gazzoli mengontrol balapan dan membantu Cavedish berada di garis terdepan. Pada akhir balapan, Gleb Syritsa, Cees Bol dan Michael Morkov menciptakan ruang yang sangat ideal bagi Cavedish untuk melancar serangan final. 

Cavendish memulai menambah akselerasinya pada 150 meter sebelum finis. Aksinya gagal diantisipasi oleh rival-rivalnya, yakni Dylan Groenewegen (Team Jayco AlUla) dan Jon Aberasturi (Euskaifel-Euskadi).  Groenewegen harus puas berada di peringkat kedua dan Aberasturi mengisi slot podium terakhir. 

"Kami tampil bagus, saya senang, karena latihan blok dengan tim berjalan baik. Beberapa di antara kami akan bertarung di Tour de France, jadi ini sangat bagus," imbuh Cavedish. (Mainsepeda)

Populer

Seberapa Panjang Celana dan Tinggi Kaos Kaki?
Belum Kesampaian Gowes Bareng Suami (Kaka Slank)
Tetap Semangat Nanjak Bareng ke Lereng Gunung Ijen
Happy sebelum Sengsara, Jelang KAI Kediri Dholo KOM Challenge 2021
Kompak Pakai Batik Ambil Racepack, Masuk Majalah Unbound Gravel 2022
Lingkar Perut Mulai Tak Normal, Lahirlah Bapack-Bapack Bersepeda (B3) di Jepang
Pendaftaran Mulai Besok, EJJ 2025 Menawarkan Spot Baru 
Women’s WorldTour 2018 Dimulai di Italia
Teh Panas Bantu Van der Breggen Menang Strade Bianche
Marcel Kittel Pecah Telur, Peter Sagan Finish Kedua