Antangin Bromo KOM X bagi banyak cyclist tidak hanya gowes dari Surabaya ke Puncak Wonokitri di Bromo. Banyak cyclist dari luar kota datang ke Kota Pahlawan sekaligus liburan. Karena itu, meski lomba baru diselenggarakan Sabtu, 18 Mei 2024, mereka sudah datang di Surabaya Kamis (16/5). Termasuk para cyclist dari Kalimantan. Mereka sudah ambil race pack pada Kamis yang merupakan hari pertama pengambilan.
Pasangan suami istri asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Mingda Yohanna dan Bobby Surya Winardy, adalah di antara cyclist yang mengambil race pack di hari pertama di Surabaya Town Square (Sutos). Lalu ada Indra Kristiawan dari Pangkalan Bun Kalimantan Tengah. Juga Lukas Layono dari Pontianak, Kalimantan Barat.
Bagi Mingda dan Surya, ikut Bromo KOM istimewa karena bisa merasakan tanjakan yang begitu panjang yang tidak ada di kota asal mereka. Dari Kalimantan Selatan, mereka tidak hanya berdua. Namun bersama rekan-rekanya dari Avocado Cycling, Banjarmasin.
Baca Juga: TC di Sidoarjo Dua Bulan, Tiga Pembalap Muda Manado Siap Bersaing di Antangin Bromo KOM X
”Saya dan istri tertarik coba Antangin Bromo KOM X karena tanjakannya panjang. Komunitas saya pada suka banget tuh yang tanjakannya panjang. Apalagi, kalau panjang dan tinggi. Makin berat, makin suka," kata Surya kepada Mainsepeda setelah mengambil race pack.
Di gelaran Antangin Bromo KOM X, Surya akan bergabung dengan Men Age Category 40-44. Sementara sang istri, Mingda, bakal berpartisipasi di Women Elite.
”Istri saya langsung gabung Women Elite. Kayaknya target tiga atau lima besar. Mau libas habis tanjakan katanya. Ngeri memang,” kata Surya sambil menoleh ke arah sang istri.
Berbeda dengan sang istri yang punya target tinggi, Surya justru tak banyak berekspektasi. ”Kalau saya mah medali aja cukup, yang penting under COT (cut-off time),” lanjutnya, lantas tertawa.
Bakal bersepeda 95 km dengan total elevation gain hampir 2.000 meter, Surya menyatakan telah berlatih cukup. Untuk antisipasi tidak ada jalan menanjak panjang di Banjarmasin, ia menyebut berlatih dengan metode gosok gunung. “Gosok gunung artinya adi gowes ke gunung, naik-turun, bolak-balik. Jadi, meski panjang tanjakan hanya 5 km, tapi kalau bolak-balik kan elevasinya bisa sampai 3.000-4.000,” jelas Surya.
Baca Juga: Maribeth Ikut Antangin Bromo KOM X karena Ada kelas Women Under 29, Narendra Surprise Race Pack
Sementara itu, Indra Kristiawan yang berasal dari Kalimantan Tengah punya alasan tersendiri ikut Antangin Bromo KOM X. Dia merasa belakangan semakin malas berlatih sepeda. Tidak mau kian malas, ia ikut Bromo KOM, dan berlatih dengan keras.
Indra sebenarnya tidak asing dengan ajang Bromo KOM. Sebelumnya pada 2022, cyclist 46 tahun itu juga berpartisipasi. ”Tahun lalu absen Bromo KOM, kok jadi malas sepedaannya, makanya jadi ikut lagi Bromo KOM tahun ini," jelasnya.
Indra mengaku tidak memiliki target khusus pada keikutsertaannya di Antangin Bromo KOM X. Namun, dengan latihan rutin, ia yakin bisa finis under COT.
Soal, panas Surabaya yang menyengat karena ada heat wave, Surya tidak khawatir. Pria yang juga seorang pengusaha itu menyebut panasnya cuaca Jawa Timur tak sebanding dengan cuaca di Pangkalan Bun. ”Di kota saya, Pangkalan Bun, lebih panas lagi,” ucapnya.
Indra datang ke Surabaya dari Pangkalan Bun seorang diri. Karena itu, setelah mampu mencapai puncak Wonokitri, Bromo, dia memilih memanfaatkan fasilitas transfer service yang disediakan oleh Mainsepeda. Alasan utamanya adalah faktor keselamatan.
Baca Juga: Datang Sebelum Race Pack Collection Dibuka, Alumni EJJ 2024 Bersyukur Start Bromo KOM X Lebih Awal
Indra tidak ingin mengambil risiko tersesat ketika harus kembali ke Kota Surabaya seusai menyelesaikan tantangan nanjak ke Wonokitri. Ia mengaku tak hafal jalan.
Sama seperti Surya, Lukas Layono yang berasal dari Pontianak, Kalimantan Barat, tidak khawatir dengan panas menyengat Surabaya dan Pasuruan yang akan dilewati sebelum ke Bromo.
Maklum, Pontianak dilintasi garis khatulistiwa. Panasnya tentu lebih menyengat dibandingkan Surabaya dan Pasuruan yang akan menjadi rute Antangin Bromo KOM X.
”Ya soal cuaca panas harus dihadapi. Yang penting banyak minum, juga mengukur kemampuan masing-masing, jangan memaksakan diri,” jelasnya. ”Saya rasa challenge nya bagus, kita bisa push dan mengukur kemampuan,” imbuh Lukas.
Gelaran Antangin Bromo KOM X sendiri akan digelar pada Sabtu, 18 Mei 2024. Start akan dilakukan di Mapolda Jawa Timur pada pukul 05.30 WIB. Ajang yang disebut sebagai "Naik Haji"-nya Cyclist Indonesia ini akan menjadi event pembuka East Java Trilogy. Setelahnya terdapat event Kediri Dholo KOM dan Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM yang akan melengkapi gelaran trilogi. (Mainsepeda)