Jika ada yang bilang ikut Bromo KOM itu ngangeni, ternyata hal itu juga dirasakan cyclist-cyclist asal luar negeri. Tahun ini ada cyclist asing yang datang dari 17 negara. Jasper Jan Kuizenga dari Belanda serta David Mark Wiles dari Australia salah satunya.
Jasper dan David datang dengan semangat yang sama: remedi!
Ya, keduanya memang sudah pernah turun di Bromo KOM. Tahun ini mereka kembali ikut Antangin Bromo KOM X dengan tujuan memperbaiki catatan waktu yang diraih sebelumnya.
Jasper dan David datang terpisah saat mengambil race pack di Surabaya Town Square, Sabtu, 18 Mei 2024.
Jasper sangat antusias datang ke pengambilan race pack. Ini adalah kedatangan kali kedua cyclist asal Belanda itu.
Tahun lalu, ia finis di posisi ke-13 saat bersaing di kelas Men Age Category 35-39. Saat itu Jasper meraih catatan waktu 1 jam 50 menit 14 detik.
Tahun ini, ia berharap memperbaiki rekornya. "Mungkin saya bisa mencapat posisi 10 besar pada kategori saya, saya pikir," ujarnya.
Jasper mengaku telah mempersiapkan dirinya dengan matang. Setiap pekannya ia berlatih gowes dengan total jarak 300-400 km.
"Saya berharap latihan itu cukup agar saya bisa melakukan hal lebih baik lagi," imbuh pria yang saat ini tinggal di Bali tersebut.
Gelaran Antangin Bromo KOM X kali ini tidak hanya memacu adrenalin Jasper untuk bersaing dengan cyclist lainnya. Namun, ia juga berencana ingin menikmati wisata alam di Bromo yang terkenal indah. Tentu setelah balapan.
"Saya ingin berada di puncak Bromo untuk melihat pemandangan indah. Tapi kita lihat besok," imbuhnya.
Jasper mengambil race pack di Surabaya Town Square sekitar pukul 10.45 WIB. Ia datang bersama rekan-rekannya dari komunitas sepeda dari Bali.
Baca Juga: Kolom Sehat: X , Sepuluh
Jasper Jan Kuizenga usai mengambil race pack di Surabaya Town Square (Sutos), Jumat 17 Mei 2024.
"Saya suka tasnya, kaosnya juga oke," ujar Jasper mengomentari race pack yang ia terima.
Ia juga mengapresiasi Mainsepeda yang telah berhasil menggulirkan gelaran Bromo KOM hingga penyelenggaraan ke-10 tahun ini.
Jasper menilai gelaran yang disebut sebagai "Naik Haji"-nya cyclist Indonesia ini sebagai event balap sepeda terbaik di tanah air.
"Saya pikir Bromo KOM adalah balapan paling terkenal di Indonesia, banyak orang bergabung di dalamnya dan saya menyukainya," tutupnya.
Jasper saat berhasil finis di Bromo KOM Challenge 2023.
Semangat yang sama untuk memperbaiki personal best juga diamini oleh David Mark Wiles. Cyclist asal Australia itu tahun ini siap remedi. David tahun ini ikut kategori Men 60+.
Tahun lalu David sudah turun di Bromo KOM namun tak mendapatkan hasil yang impresif. Ia finis under cut off time (COT).
"Under COT kendalanya apa ya selain tua, hehehe. Tapi tahun ini sudah nggak sakit, sudah sehat, siap finis dong," kelakar David.
Untuk menghadapi Bromo KOM X, David telah latihan bersama temannya, Yulius Kurniawan.
Tahun lalu, Yulius hanya menjadi penonton Bromo KOM. Tahun ini berhasil diracuni David untuk turun sebagai peserta.
"Sudah latihan selama lima minggu di Bali, setiap minggu 400km, 350km," kata David.
David merupakan salah satu anggota Capung Cycling Club. Komunitas sepeda yang bermarkas di Bali.
"Ayo ke sana hahaha. Terkadang kita ke Naik gunung, bersepeda ke Tanah Lot," tuturnya.
David Mark Wiles saat berupaya menaklukkan "Tanjakan Nepal" yang ada di rute Bromo KOM.
David sendiri sudah lama bersepeda. Sejak muda. Ketika di Australia dulu, David sering kali melakukan touring menyebrang ke Selandia Baru. Namun, aktivitas bersepedanya sempat berhenti. Lalu delapan tahun terakhir ia kembali aktif bersepeda. Rajin ikut event sepeda pula.
David tak begitu ingat tanjakan Bromo KOM musim lalu. Apalagi karena ia sakit. "Tapi saya rasa tahun ini ringan lah, mudah-mudahan. Cuman 20 persen kan gradient-nya? Kalau soal panas ya nanti di water station mandi aja pakai aqua," katanya.
Rute Antangin Bromo KOM X sendiri tak banyak berubah dari tahun-tahun sebelumnya. Bedanya, tahun ini start Bromo KOM kembali dilakukan di Markas Polda Jawa Timur, di Jalan Ahmad Yani Surabaya pada pukul 05.30 WIB.
Start dari Surabaya, pesepeda akan melewati rute flat dari Kota Pahlawan menuju Pasuruan yang menjadi pitstop.
Dari Pasuruan, cyclist akan melahap rute menanjak sampai finis di puncak Wonokitri, Bromo. Total peserta bakal menempuh perjalanan 95 km dengan total tanjakan 2.000 meter.(Mainsepeda)