Narik Lebih dari 10 Km, Woro Layak Jadi Man of the Race, Kini Bidik Dholo KOM dan Ijen KOM

Kekalahan menyakitkan dirasakan Woro Fitriyanto pada Antangin Bromo KOM X 2024 di kelas Men Elite pada Sabtu, 18 Mei. Mendominasi di sepanjang balapan, Woro akhirnya harus merelakan posisi terdepan direbut pada 50 meter jelang finis.

Sialnya, tak hanya satu pembalap yang menyalip cyclist asal Batang ini, melainkan dua. Muhammad Ridwan dan Astnan Maulana. Keduanya adalah pembalap Nusantara Pro Cycling Team, tim yang pernah Woro bela sebelumnya. 

Woro menyelesaikan rute King of Mountain (KOM) ke puncak Wonokitri dengan catatan waktu 1 jam 16 menit 14 detik. Tertinggal 10 detik dari sang juara, Ridwan.

Woro Fitriyanto (kiri) dan Muhammad Ridwan selalu bersaing di posisi terdepan pada Antangin Bromo KOM X 2024.

Sejak bendera hitam-putih dikibarkan tanda balapan KOM dimulai, Woro selalu berada di kelompok terdepan. Cyclist Banyuwangi Road Cycling Club (BRCC) ini bersaing dengan Ridwan, Muhammad Naufal Renaldi, dan cyclist Taiwan Huang Kuan Lin di awal balapan. 

Memasuki 14 km sebelum finis, Woro mulai mengganggu dominasi Ridwan yang sempat breakaway bersama Erlangga Adam Aldama. Erlangga akhirnya tak mampu mengimbangi pace kedua pembalap tersebut hingga drop ke chasing group di belakangnya. Setelah itu, balapan pun seolah menjadi pacuan dua kuda antara Woro dan Ridwan.

Woro terus memimpin di depan Ridwan sejak 10 km sebelum finis. Woro yang menunggangi Wdnsdy AJ5 BRCC Team Edition terus "narik" hampir sepanjang sisa balapan. Sementara Ridwan terus menempel di belakang Woro. Head to head dua pembalap itu berlangsung sengit hingga mereka sempat menciptakan jarak 1 menit 10 detik dari chasing group yang dipimpin Astnan Maulana dan Abdul Soleh. 

"Saya senang ketika Adam mengejar Ridwan. Tapi kemudian Adam harus mundur karena sakit jadi saya tarik sampai selesai karena nanggung juga, sekalian yang capek," kata Woro kepada Mainsepeda. 

Baca Juga: Revans Atas Soleh, Ridwan Juara Men Elite Antangin Bromo KOM X

Akan tetapi, perjalanan impresif Woro harus dibayar mahal. Dia "kehabisan bensin" di tikungan terakhir dan harus menerima kenyataan didahului oleh Ridwan dan Astnan. 

"Ada rasa kecewa, tapi dari Pak Haji (Ketua BRCC Guntur Priambodo) sudah sesuai target. Yang penting kita nyantol tiga besar," imbuhnya. 

Aksi hebat Woro "narik" sepanjang lebih dari 10 km tersebut membuat dia layak disebut sebagai man of the race. Dia sama sekali tidak mengendurkan pace-nya sepanjang nanjak sampai ke Puncak Wonokitri itu. Meski pada akhirnya kalah sprint power dengan Ridwan dan Astnan, aksi Woro layak mendapat  apresiasi.

Apalagi Astnan dan Ridwan merupakan pembalap muda Nusantara yang sedang di puncak performanya. Ridwan berusia 24 tahun sedangkan Astnan 20 tahun. Woro sendiri kini 31 tahun.

Woro Fitriyanto jelang melintasi garis finis di tanjakan terakhir Antangin Bromo KOM X.

Meski demikian, bukan berarti kans Woro tertutup. East Java Trilogy masih menyisakan dua seri lagi, yakni Dholo KOM yang akan digelar pada 14 Juli dan Ijen KOM pada 21 September. Karakter Woro yang tampil konsisten di tanjakan panjang bakal sangat berguna di dua ajang tersebut. Terutama untuk menjauhkan diri dan menciptakan jarak sejak awal dari climber dengan kemampuan sprint di mountain finish seperti Astnan dan Ridwan. 

Woro sendiri sudah menargetkan aksi revans di dua balapan lanjutan East Java Trilogy. Ia mengaku akan lebih fokus berlatih untuk meraih hasil lebih baik dan membawa pulang gelar juara umum East Java Trilogy 2024. 

"Insyallah, ke depannya bisa lebih baik. Dari Pak Haji target selalu posisi satu. Porsi latihan nanti juga semakin intens," jelasnya. 

Kediri Dholo KOM 2024 kurang dua bulan lagi digelar. Tepatnya 14 Juli 2024. Sedangkan, Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM baru akan dilaksanakan 21 September 2024. (Mainsepeda)


COMMENTS