Kolom Sehat: Bromo Penuh Misteri

Antangin Bromo KOM X baru saja selesai pada Sabtu, 18 Mei lalu. Sisa-sisa ceritanya masih cukup banyak sampai sekarang. Seperti panitia sangat memfasilitasi laporan peserta. Beberapa peserta yang dilaporkan ke panitia akhirnya dianulir waktu finishnya. 

Ini menindaklanjuti beberapa event lalu, banyak peserta yang geram kalau ada peserta yang didorong dan naik motor tapi masih tercatat waktu finish. Padahal mereka hanya selisih beberapa menit saja sudah tidak dapat medali.

Bagaimana dengan Anda? Dapat medali? Atau kalau Anda nggak ikut, teman Anda gimana sukses dapat medali ? 

Bromo KOM tahun ini cut-off time-nya molor lho dari yang seharusnya 4 jam molor jadi 4 jam setengah lebih. Tergantung Anda kelompok umur berapa. Tapi secara overall tetap saja lebih panjang dari tahun lalu. 

Nah kali ini saya ingin membahas teman saya yang dijuluki King of Drama bernama Tyas. Kabarnya sudah beberapa kali ikut Bromo KOM. Yang bersangkutan ini selalu, selalu gagal. Dan kalau gagal itu ada dokumentasi epic-nya. 

Beberapa waktu sebelum event digelar seorang teman pernah bertanya sama dia, kalau emang tiap kali kamu ikut event (bukan hanya Bromo KOM) itu sering gagal ngapain kamu ikut?

Pertanyaan ini menohok sekali baik buat dia maupun saya juga yang mendengarkan. Tapi saya juga berpikir benar juga ya. Ngapain ikut kalau sering nggak lolos. Waktu itu saya juga tidak mendengar jawabnya. Ditambah lagi waktu itu ada Om Aza yang menanyakan, “Kamu pernah ngitung nggak probability-mu finish itu berapa?” Wkwkwkwkw.

Ini lebih mikir lagi sudah bahas kegagalan masih harus di-compare sama jumlah event yang diikuti, dan tetap tidak terjawab.

Untuk tambahan informasi, si KOD ini mengikuti Bromo KOM X karena menang kuis di Mainsepeda.com. Teman temannya sudah bertaruh. Bertaruh di kilometer berapa dia tidak finish. Dan lagi pas mendekati event, dia dalam posisi jarang bersepeda. Jadi rate over-under-nya itu seru banget. Ada yang bertaruh sebelum sampe Pasuruan aja mungkin sudah keok karena akhir akhir ini Jatim panas sekali.

Tyas Hartomo ketika menuntun sepeda melintasi garis finis. Dia finis under COT.

Perhitungan di atas kertas ternyata belum tentu sama dengan kenyataan. Semua logika mengatakan bahwa dia nggak bakal finish. Bahkan ketika saya sudah finish saya dikirimi fotonya waktu posisi pucat sekali dan masih di Baledono. Saya bilang kalau capek, off. Evakuasi saja. Dia punya sejarah masuk UGD segala jadi bahaya menurut saya.

Ketika saya dan Om Aza sedang mempersiapkan diri menyerahkan jubah lentera merah (lanterne rouge), eh dia muncul. Bak orang yang habis 3 sloki whiskey. “Om Aza saya finish, lho,” katanya sambil nyengir-nyengir gontai.

Sesuatu yang nggak mungkin menurut hitungan, tapi terjadi. Demikianlah Bromo penuh misteri. Tanjakan sepanjang itu siapa yang bakal mampu siapa yang bakal duluan belum tentu bisa ditentukan. Yang pasti hanya 900-an peserta yang tercatat sah lolos finish di Bromo. Jadi, rate keberhasilannya tidak sampai 70 persen peserta lho.

Kalau Anda gagal, jangan kuatir temennya banyak. Kalau Anda berhasil, jangan jumawa. Tahun depan kalau ikut lagi mungkin nda bisa ada di pihak satunya wkwkwkwkwk. Sekian.


COMMENTS