Sabtu ini, 1 Juni, balapan gravel terbesar di dunia kembali diselenggarakan di Emporia, Kansas. Dan tahun ini, Unbound Gravel --dengan event utama 200 mil (sekitar 320 km)-- akan berubah rute dengan menu jalanan lebih kejam dan tanjakan makin "menggigit".

Setelah dua tahun berputar ke arah selatan dari Emporia, tahun ini Unbound kembali berputar ke utara. Event yang diselenggarakan untuk kali ke-18 ini memang berubah arah rute setiap dua tahun. Rute ke utara ini kali terakhir dilewati pada 2021.

"Kami tak sabar ke utara lagi. Salah satu yang kami sukai dari event ini adalah kita bisa berbagi kesenangan dengan mengubah rute. (Kota) masyarakat yang berbeda bisa mendapatkan dampak ekonominya," ujar Kristi Mohn, salah satu founder Unbound Gravel dari perusahaan penyelenggaranya, Life Time.

Tahun ini rute Unbound Gravel berputar ke utara dari yang sebelumnya ke selatan. Foto: Life Time

Untuk 2024, rute direncanakan sepanjang 202,9 mil atau 326,5 km. Dengan total menanjak 3.352 meter. Dari jarak itu, 92 persennya gravel. Lebih spesifiknya jalanan berkerikil atau berbatu. Karakter khusus batunya: Flint rock yang oleh suku pribumi Amerika dulu digunakan sebagai bahan membuat mata panah.

Seperti biasa, Unbound hanya mengizinkan dua lokasi pit stop di mana peserta/pembalap boleh mendapatkan layanan servis. Yaitu di mil 70 di Alma dan mil 148 di Council Grove. Di luar itu, Unbound menambahkan tiga water station (hanya air, dilarang support) di mil 40, 112,5, dan 186,5.

Karakter ke utara ini sendiri dikenal memiliki sektor-sektor yang kejam. Bukit-bukitnya lebih terjal dan kawasan berbatunya lebih kasar.

Menu jalanan Unbound Gravel tahun ini lebih kejam dan tanjakan semakin menggigit. Foto: Life Time

Sisi positifnya, jalur utara ini lebih tahan cuaca hujan. Dalam dua tahun terakhir, hujan membuat sejumlah lintasan sangat berlumpur. Bahkan, event 2023 lalu adalah yang paling berlumpur sejak 2015. Lumpur sudah menyambut sejak kilometer 20! 

Kalau ke utara, lebih minim risiko jalanan banjir atau berlumpur.

Unbound Gravel selalu diselenggarakan di weekend pertama bulan Juni, di penghujung musim semi dan awal musim panas. Karena itu, cuaca sering tidak bisa ditebak. Kadang panas luar biasa, kadang dingin dan hujan badai.

"Pada akhirnya, ini adalah lomba adventure. Jalanan ke utara memiliki drainase lebih baik. Lebih berbatu sehingga lebih sedikit kemungkinan berlumpur. Tapi semua bergantung kehendak alam nanti seperti apa. Kita harus selalu ingat bahwa event ini adalah sebuah tantangan. Sebuah petualangan. Tidak ditujukan untuk menjadi mudah," tandas Mohn.

Dengan rute ke utara ini, dengan medan lebih berbatu dan kasar, para pembalap profesional mulai menunjukkan indikasi setelan sepeda yang berbeda. Bila normalnya cukup memakai ban lebar 40 mm, maksimal 42 mm, sekarang jadi ingin lebih besar lagi. Jangan kaget kalau mayoritas akan memilih ban 45 mm atau bahkan 50 mm!

Untuk tahun ini, penyelenggara juga membuat lebih ketat aturan pemasangan nomor lomba. Bila sebelumnya peserta dengan mudah menekuk dan melipat nomor (supaya lebih "aero"), sekarang nomor wajib terlihat di semua checkpoint. "Anda bisa didiskualifikasi," tegas Mason Mohn, juga dari penyelenggara.

Sekitar 4.000 peserta tampil di Unbound Gravel. Mayoritas di kelas utama 200 mil atau 100 mil. (mainsepeda)

Populer

Kosong Sembilan CC, Pecinta Kecepatan Dalkot Jakarta Tiap Selasa
Pompa Ban Anda sesuai Berat Badan
Rayakan Saturday of Suffering dengan Bikin Jersey Baru
Pogacar Hat-trick Juara di Monument Pemungkas, Il Lombardia
Lajur Sepeda di Pusat Kota Surabaya Diperlebar
Debutan di Ijen, Agung Target Naik Peringkat di Klasemen Trilogi Jatim 2023
Focus Izalco Max Kini Jadi Sepeda Aero
Hiyaaaaa, Sudah Muncul Pinarello Dogma F12
Ratjoen CC Malang Launching Jersey Kejayaan dan Kemuliaan
Van Aert vs Van der Poel vs Alaphilippe di Strade Bianche 2021