KRBK, Berawal dari Dosen dan Koas di Kendari yang Kompak Gowes Bareng

Begini jadinya jika dokter, dosen dan mahasiswa Koas (co-assistant) kompak di luar kelas. Mereka punya hobi yang sama: gowes. Dari hobi itulah kemudian mereka membentuk komunitas sepeda bernama KRBK.

KRBK merupakan singkatan dari Komunitas Road Bike Kendari (KRBK). Komunitas ini terbentuk pada 2018. Enam tahun kemudian, komunitas ini tumbuh besar dan bertahan setelah pandemi -ketika semua orang sudah mulai malas bersepeda.

Komunitas yang diketuai Syamsul Rijal ini kini memiliki 70 anggota aktif. 

KRBK sejatinya tidak ujug-ujug lahir. Pada 2016 ada tiga orang dokter, satu mahasiswa koas, dan seorang dosen punya hobi yang sama. Mereka mendirikan komunitas sepeda Mari Ki Gowes Cycling Club. Embrio awal dari KRBK. 

Dua tahun kemudian -ketika sepeda road bike mulai booming di Indonesia- mereka pun "pindah jalur" dari MTB ke road bike. Komunitas itu lalu diberi nama KRBK. 

"Awal mulai ada KRBK, di Kendiri paling ada sekitar 10 orang yang main road bike. Tapi semakin ke sini banyak dari lintas profesi dan instansi yang kemudian bergabung," kata pengurus KRBK Abdi Juryan Ladianto. 

Selain dari berbagai profesi, anggota KRBK pun berasal dari beberapa wilayah di kota Kendari, seperti kabupaten Konawe, Konawe Selatan, bahkan hingga Kolaka.

KRBK memiliki jadwal gowes yang cukup intens. Empat kali sepekan. Dimulai berburu di hari selasa, balapan de Kamis, sabtu gowes bareng, terakhir minggu gowes bareng. 

"KRBK jadwal Sabtu ada jadwal long ride biasanya di atas 100 km. Kalau minggu itu untuk kebersamaan buat ngumpul, gak main speed. Kalau yang Selasa dan Kamis itu untuk yang ngebut main di atas speed 40, biasanya nge-loop di bypass Kendari," imbuh pria yang juga berprofesi sebagai dosen itu.

Baca Juga: Grab It Fast! Bundling Dholo KOM dan Ijen KOM hanya Rp 2 juta

Untuk rute bersepeda, cyclist di Kendari cukup dimanjakan dengan topografi wilayah pegunungan. Tapi dibandingkan tanjakan-tanjakan di Jawa Timur -seperti tanjakan erek-erek di Ijen atau Bromo- tanjakan di sekitar Kendari didominasi jalur rolling. Jarang ditemukan jalur tanjakan dengan jarak yang jauh, belasan atau puluhan kilometer. 

"Kalau kayak Bromo tidak ada ya. 80 persen rolling sih. Biasanya kalau nanjak ke Wolasi atau Moramo," imbuhnya. 

Abdi Juryan mengklaim KRBK saat ini bisa disebut satu-satunya komunitas road bike di Kendari.

Pasca pandemi diakui atau tidak minat publik terhadap olahraga sepeda menurun. "Dulu pernah ada, tapi gak ada pernah lagi lihat mereka gowes. Jadi cuma KRBK yang aktif," tutupnya. 

Enam tahun berdiri, sejumlah atlet pernah dinaungi KRBK. Salah satunya ialah juara men elite Antangin Bromo KOM X 2024, Muhammad Ridwan.(Mainsepeda)


COMMENTS