Serunya Bersepeda Keliling Pulau Bawean

| Penulis : 

Ada tujuan baru yang seru didatangi dan dieksplor dengan bersepeda. Makin seru karena harus naik kapal dulu. Pulau Bawean, hanya 120 km sebelah utara Gresik, Jawa Timur. Berangkat dari pelabuhan Gresik naik kapal cepat Express Bahari hanya tiga jam dengan biaya 170 ribu rupiah per orang. Cukup aman membawa sepeda bayar 100 ribu rupiah naik ke dalam kapal tanpa prosedur berbelit.

Rute untuk cyclist sangat enak dan mudah. Hanya satu, mengelilingi Pulau Bawean. Tidak jauh, hanya 70 km dengan rute yang menantang. Ada tanjakan, turunan dan hampir semua jalannya paving block jadi mulus. “Jangan berharap ada jalanan flat yang panjang. Semua naik turun!” buka Faizal Leksmana tertawa.

Dari kiri : Darmoro, Sartono, Sarah Walangitang, Herdianto, Faizal Leksmana, dan Andry Wiarta.

Pemandangannya sangat indah. Ada laut, sawah, pantai, dan pedesaan yang masih alami. Tak ketinggalan, masyarakatnya sangat welcome terhadap turis maupun cyclist.

Kebetulan, tanggal 2 – 5 Oktober ada even internasional, Sail to Indonesia Bawean. Jadi tujuh cyclist asal Surabaya, Sidoarjo dan Kediri sepakat untuk bersepeda di Pulau Bawean sekaligus melihat even itu. Mereka berangkat tanggal 30 September.

Faizal Leksmana, Darmoro, Andy Wiarta, ketiganya dari Kediri. Bersama Sarah Walangitang dan Sartono dari Sidoarjo. Mereka berlima gabung dengan Herdianto dan Guslan Gumilang dari Surabaya.          

Tujuh cyclist asal Surabaya, Sidoarjo dan Kediri yang tergabung dalam Gowes Surabaya Touring.

Setiba di pelabuhan di kawasan kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, mereka makan siang terlebih dahulu. Dilanjutkan melahap jalur sejauh 25 km yang banyak tanjakannya.

“Dari pelabuhan, kita belok kiri arah pesisir barat. Lima kilometer pertama masih landai dengan pemandangan perbukitan dan sawah. Banyak masyarakat sekitar yang menyapa kami. Sungguh ramah,” tutur Faizal.

Selepas lima kilometer pertama, rute “siksaan” dimulai. Banyak tanjakan dan turunan. Tanjakan dengan gradien 5 – 19 persen jadi menu hari pertama ini. “Harusnya sih oke, tapi makin berat karena sepeda kita penuh dengan barang berkemah, nih!” tukas Darmoro.

Setelah mencapai kilometer 25 dan bersepeda sekitar 3,5 jam, mereka bertujuh sepakat untuk berhenti dan bermalam di pinggir pantai Desa Pekalongan, Kecamatan Tambak.

“Capeknya langsung hilang saat melihat sunset yang sangat indah dari tenda kami,” tutur Sarah Walangitang. Malam telah tiba, beruntung, Lurah desa Pekalongan, Haji Umar mengetahui kedatangan cyclist asal pulau Jawa ini. Berbagai hidangan seafood khas pulau Bawean jadi jamuan untuk santapan bersama.

Keesokan harinya, tanggal 1 Oktober, mereka gowes sekitar 25 km menuju pantai Mumbul, tempat dilaksanakannya Sail to Indonesia Bawean. “Jaraknya hanya 25 km tapi tanjakannya nggak ada habisnya!” keluh Herdianto.

Keluhan Herdianto ini diamini oleh semua anggota komunitas Gowes Surabaya Touring (GST). Di saat yang sama, mereka juga mengagumi indahnya pemandangan.

“Makin ke atas makin cantik, kiri kanan melihat laut. Apalagi 90 persen jalan yang kita lalui semuanya paving block bukan aspal biasa,” imbuh Sarah. Setiba di pantai Mumbul, belum ada peserta Sail to Indonesia Bawean yang hadir. Mereka sepakat untuk bermalam dan buka tenda di pantai Mumbul.

Saat bangun pagi keesokan harinya, terlihat banyak kapal layar dari mancanegara yang parkir di kawasan pantai Mumbul. “Sayangnya mereka harus parkir lumayan jauh dari pantai karena banyak karang hitam di dekat pantai,” bilang Guslan yang juga seorang fotografer ini.

Kapal layar dari mancanegara yang parkir di pantai Bawean.

Di hari ketiga ini, rombongan berpisah. Empat orang yakni Herdianto, Sartono, Darmoro, dan Andy Wiarta harus pulang ke Surabaya karena ada pekerjaan yang tidak bisa ditunda.

Sisanya, Faizal, Sarah, dan Guslan meneruskan petualangannya menuju pulau Gili Noko. “Kebetulan, kami satu boat dengan salah satu peserta Sail to Bawean. Setelah ngobrol, ternyata dia juga cyclist jadi makin nyambung,” tutur Faizal.

Balik dari Gili Noko, tiga cyclist ini bermalam di Pulau Putri (sebutan lain untuk Pulau Bawean) lagi. Hari terakhir, tanggal 4 Oktober mereka ditunggu makan pagi oleh Wakil Bupati Gresik, Dr. Moh. Qosim. Alhasil, jam 5 pagi mereka sudah berangkat gowes sejauh 16 km. Lagi-lagi menu tanjakan jadi sarapan.

Faizal Leksmana dan Guslan Gumilang.

“Karena diburu waktu, jadi kami kebut-kebutan sambil nanjak. Jadi makin berat perjuangan pagi itu,” kekeh Guslan. Setiba di kantor Wakil Bupati, Dr. Moh. Qosim sangat gembira menyambut mereka.

Wakil Bupati, Dr. Moh. Qosim bersama Faizal Leksmana. 

“Kalian adalah cyclist pertama yang melakukan bike camping di sini. Bagaimana, bagus kan Bawean? Ajak teman-teman ke sini biar makin terkenal! Tidak terlalu jauh dari Surabaya dan Gresik.” tutup Dr. Moh. Qosim. (mainsepeda)

           

Populer

GCR Malang Punya Jersey Baru, Lebih Sejuk dan Menarik
Giliran EJJ Boleh Berbagai Jenis Sepeda, Kecuali eBike!
Kalender Mainsepeda 2025: Dibuka EJJ, Trilogy Telah Menanti
Investor Kakap dari Tiongkok, Akankah Bawa XDS Astana Keluar dari Degradasi?
Kolom Sehat: Akhir Tahun 2024
Kolom Sehat: Idol
Pompa Ban Anda sesuai Berat Badan
Journey to TGX 2024: Hanif Finisher Pertama di Pasar Pon Trenggalek
Kediri Dholo KOM: 10 Rekomendasi Kuliner Kediri Versi Warlok Ivo Ananda, Cobain Yuk!
Ijen KOM 2024: Inilah Kuliner Hidden Gem Banyuwangi, Wajib Cicip!