Kediri Dholo KOM 2024 tak hanya menyuguhkan keseruan bagaimana para peserta bakal menaklukkan tanjakan ikonik, Kelok 9 dan Gigi 1. Tapi, di sana juga akan terjadi persaingan epic, antara dua cyclist senior yang sama-sama turun di kategori "paling senior", Men 60+.

Dua cyclist senior itu adalah Soetanto Tanojo asal Malang dan Julak Yayan asal Balikpapan.

Soetanto dan Julak Yayan usianya sama: 64 tahun. Mereka hanya beda bulan kelahiran. Soetanto lahir 5 Juli 1960. Sedangkan Julak Yayan lebih muda, 6 Agustus 1960.

Soetanto Tanojo mengawali seri pertama East Java Trilogy 2024 dengan sangat sempurna. Ia menjuarai Antangin Bromo KOM X 2024 di kategori Men 60+ sekaligus mengalahkan rival utamanya Julak Yayan. Sesuatu yang tak bisa ia lakukan dua tahun terakhir. 

Nah, awal positif ini tak ingin disia-siakan oleh cyclist asal Malang ini. Jelang gelaran Kediri Dholo KOM 2024, ia mengaku tetap mempertahankan intensitas latihannya yang tinggi. Meski ada perubahan di porsi latihannya yang disesuaikan dengan karakteristik rute yang berbeda di balapan sebelumnya. 

Soetanto menyebut ia menambah porsi latihan menanjak agar mampu mengatasi Kelok 9 dan Tanjakan Gigi 1 dalam waktu singkat.

Kelok 9 merupakan jalan berliku dengan kemiringan konstan 17 persen. Setelahnya, para cyclist bakal melewati tanjakan Gigi 1 yang memiliki kemiringan ekstrem. Elevasinya bisa mencapai hampir 30 persen. 

"Latihan cadence sedikit saya kurangi, ganti latihan nanjak. Saya fokus di-strength sekarang. Tujuannya agar bisa lewat Kelok 9 dan Gigi 1 untuk di-push agar menyingkat waktu karena butuh ketahanan," kata Soetanto.


Soetanto dan Julak Yayan saat menaklukkan Kelok 9.

Baca Juga: Fenny dikirimi Karangan Bunga, Soetanto Dapat Kejutan Tumpeng

Persaingan antara Soetanto dan Yayan sudah terjadi sejak 2018. Namun rivalitas keduanya makin seru ketika Mainsepeda membuat event East Java Trilogy yang terdiri dari Bromo KOM, Kediri Dholo KOM, dan Banyuwangi Bluefire Ijen KOM.

Di edisi perdana East Java Trilogy -musim 2022- persaingan keduanya lumayan seru. Kala itu keduanya berada di kelas yang sama. Yayan yang naik ke kategori Men 60+ langsung mengganggu dominasi Soetanto yang sebelumnya minim lawan sepadan. 

Soetanto memang keluar sebagai juara umum East Java Trilogy 2022. Namun, kemenangan Soetanto didapat setelah Yayan absen di seri Kediri Dholo KOM 2022. Sedangkan di dua seri lainnya, Bromo KOM dan Ijen KOM 2022, Soetanto selalu finis sebagai runner-up

Setahun berikutnya, dominasi Yayan semakin menjadi. Cyclist asal Balikpapan ini menyabet seluruh kemenangan di tiga seri East Java Trilogy 2023. Sementara, Soetanto tercecer di peringkat empat di klasemen umum. Karena hal itu pula, Soetanto tak ingin meremehkan Yayan meski saat ini unggul. 

"Saya tidak tahu Yayan ada kendala apa kemarin. Saya tetap anggap dia pesaing terberat saya dan saya harus belatih lebih keras," imbuh Soetanto.


Berurutan Soetanto, Julak Yayan, dan Miskan Soebekti saat menjadi juara 1,2, dan 3 di Kediri Dholo KOM 2023.

Baca Juga: Julak Yayan Kuasai Klasemen Men 60+, Miskan Subekti Coba Kejar di Dholo KOM

Latihan keras Soetanto berbuah hasil manis. Ia sanggup memangkas personal best-nya di pendakian Wonokitri Bromo sebanyak 20 menit dengan catatan waktu 1 jam 39 menit 16 detik. Sementara, Yayan yang berada di peringkat kedua tertinggal jarak hampir 9 menit dari Soetanto.

Sedari awal Soetanto menargetkan dirinya mampu menjuarai East Java Trilogy 2024. Oleh karenanya, ia ingin di dua seri tersisa yakni Kediri Dholo KOM yang digelar 14 Juli dan Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM yang dilaksanakan 21 September.(Mainsepeda)

Populer

Pendaftaran Mulai Besok, EJJ 2025 Menawarkan Spot Baru 
UCI Larang Penggunaan Warna Jersey Pimpinan Klasifikasi GrandTour
Kolom Sehat: Anti Social-Social Ride
Preview Taiwan KOM 2024: Diwarnai Pembalap Elite Dunia
Kolom Sehat: Taiwan KOM 2024
Taiwan KOM 2024 Dihentikan Karena Badai
Kolom Sehat: Nasib Tour de France di Inggris
Kolom Sehat: Bucin
Alur Pendaftaran Cyclist Internasional Mainsepeda EJJ 2025
Pantai Selatan Malang Manjakan Para Pemilik Trek