Kediri Dholo KOM 2024: Komunitas dari Jakarta, Banyuwangi, dan Berau Ramai-Ramai Debut

Ajang balap sepeda Kediri Dholo KOM 2024 terus menarik minat para peserta baru. Mereka penasaran bagaimana rasanya nanjak di Kelok 9 dan Gigi 1. Salah satunya komunitas Team Tour Berau dari Berau, Kalimantan Timur, yang turun dengan tiga cyclist. Semuanya baru kali ini merasakan bersepeda menuju puncak Dholo. 

“Kami pertama kali turun di sini. Kami penasaran banget bagaimana berupaya menaklukkan. Soalnya lihat di YouTube Kediri Dholo KOM tahun lalu itu kayak banyak tantangannya,” ungkap Nurhadi yang datang ke Kediri bersama dua anggota Team Tour Berau, yakni Haedar dan Apriansyah. 

Rombongan Team Tour Berau tiba di Kediri sejak Jumat, 12 Juli 2024. Tiba di Kediri lebih dulu, mereka memanfaatkannya untuk menjajal sejumlah kuliner khas setempat. “Sejauh ini saya sukanya sama pecel tumpang. Enak banget itu,” kata Nurhadi.

Komunitas debutan yang turun tidak hanya Team Tour Berau. Selain mereka, ada juga LOCT (Lare Osing Cycling Team) yang juga penasaran menjajal tanjakan Kediri Dholo KOM 2024. Komunitas LOCT mengirim enam cyclist. 

Mereka adalah David Sugiharto, Andi Sugiojo, Wiliam Tirta, Candra Wijaya, Trio Sanjaya, dan Pangky Sanjaya. “Sebenarnya gak ada target khusus sih harus podium atau apa. Paling terpenting itu gak nuntun sama gak kram aja sudah bagus,” ungkap David Sugiharto, perwakilan dari LOCT.

Sejatinya LOCT sudah tidak asing lagi dengan beberapa event yang digelar Mainsepeda. Mereka rajin mengirimkan kontingennya untuk ajang Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM. 

“Ini pertama kali kita ikut di Kediri Dholo KOM. Biasanya kita ikut Banyuwangi Blue Fire. Tahun ini akan jadi momentum untuk kali pertama kita ikut full Trilogi East Java,” terangnya.

Berbeda dengan Team Tour Berau yang sudah tiba sejak Jumat kemarin. LOCT baru saja datang pada Sabtu, 13 Juli 2024. Tapi, ada satu persamaan dari kedua komunitas ini. Keduanya sama-sama hobi kulineran! 

“Sebelum ambil race pack tadi sempat kulineran dulu di dua tempat. Tadi makan sate kambing terus nanti malam mungkin mau nyoba soto pojok,” cetusnya.

Selain dua komunitas tersebut, Kopidurian Cycling Community, juga baru kali ini mengikuti Kediri Dholo KOM. Kopidurian CC datang bersama rekan-rekan pesepeda dari Jakarta sebanyak 10 orang lebih.

Toto Sugito, salah seorang anggota Kopidurian CC, mengapresiasi ajang yang konsisten digelar sejak 2020 tersebut. Event bersepeda seperti ini tidak hanya bermanfaat bagi para cyclist. Tapi juga memberi dampak ekonomi yang luar biasa buat masyarakat. “Ajang ini juga menggairahkan bagi anak-anak muda yang bisa juga menjadi atlet,” katanya. 

Pulung Agustanto, anggota Kopidurian lainnya, mengaku sangat penasaran dengan tanjakan Kelok 9 dan Gigi 1. Pada Sabtu, 13 Juli, atau sehari sebelum ajang digelar, mereka menjajal beberapa segmen dari rute menuju puncak Dholo. “Tadi sepedaan 75 km dan latihan nanjak ke Selopanggung. Kita terngaga melihat pemandangan yang luar biasa di Kediri,” katanya.

 


COMMENTS