Biniam Girmay, Raja Afrika di Tour de France 2024

| Penulis : 

Tour de France 2024 menjadi momen lahirnya "Raja Afrika" di dunia balap sepeda dunia. Ia adalah Biniam Girmay, pembalap kulit hitam pertama asal Afrika yang memenangi etape Tour de France. Hebatnya lagi, ia memenangi tiga etape berbeda.

Dan puncak dari segala kejutannya ialah raihan juara jersey hijau, penghargaan untuk sprinter terbaik di turnamen. Bini, panggilan Biniam Girmay, memimpin perolehan poin di klasemen dengan 387 poin. Ia mengungguli sprinter terbaik saat ini Jasper Philipsen dengan perbedaan 33 poin.

Tak ada yang memperhitungkan Bini sebelumnya. Meski pembalap asal Eritrea ini memiliki cukup prestasi.

Sebelum tampil mengejutkan di Le Tour, Girmay pernah menjuarai event WorldTour UCI Gent Wevelgem 2022 lalu. Ia juga pernah memenangi satu etape di gelaran GrandTour Giro d'Italia di tahun yang sama.

Perjalanan pembalap 24 tahun menuju karier puncaknya penuh rintangan. Dia berjuang melawan perbedaan budaya, prosedur visa di Eropa yang merepotkan, serta kesendirian ribuan kilometer dari keluarga. Tapi semua perjuangan terbayar lunas di Tour de France!

Sekarang, ia bak pahlawan di Eritrea. Negara kecil di pesisir pantai timur Afrika dengan luas 117 ribu km², sepertiga luas kota Surabaya. Total jumlah penduduknya hanya 3,7 juta jiwa. Ia menjadi inspirasi terbesar bagi seluruh cyclist di benua Afrika.

"Ini akan menjadi dampak yang baik untuk talenta muda. Jika tim Eropa berinvestasi banyak di balap sepeda Afrika, kami punya banyak peluang untuk mendunia," ucapnya. 

Baca Juga: Resmi! Pogacar Raih Dobel Giro-Tour

Banyak pihak percaya bahwa keberhasilan Bini akan merubah peta olahraga balap sepeda di dunia. Dia satu-satunya pembalap kulit hitam dari 176 pembalap yang turun di Tour de France 2024. Setelahnya mungkin akan lebih banyak cyclist kulit hitam yang akan ikut serta.

Anehnya, Bini tak pernah menjuarai kejuaraan tingkat nasional di Eritrea. Bahkan ia pernah menyebut lebih mudah memenangi Tour de France daripada kejuaraan nasional di negaranya. Alasannya karena banyak cyclist berbakat di sana. 

"Tahun ini saya hanya satu-satunya pembalap berkulit hitam di sini, dan itu tak bagus sejujurnya. Saya akan senang jika banyak yang lain bergabung," imbuhnya. 

Kariernya dimulai ketika Bini kecil yang masih berusia 12 tahun berhasil menjuarai turnamen sepeda gunung. Di usia 18, ia memutuskan putus sekolah di Eritrea dan pindah ke Swiss untuk bergabung pusat pelatihan UCI. 

"Untuk satu tahun, saya hampir tak melakukan apapun. Saya tak tahu apa-apa tentang Eropa, sangat berbeda dengan Eritrea. Saya perlu belajar bahasa Inggris, belajar bahasa sepeda, dan itu memerlukan waktu," tukasnya. 

Saat ini, Bini telah berkarir profesional bersama tim asal Belgia, Intermarche-Wanty. Kontraknya akan bertahan hingga 2026.(Mainsepeda)

Populer

Ramai Latihan ke Gunung Demi Taklukkan Taiwan KOM
Kolom Sehat: His Name is Also Effort
Banting Setir, Rigoberto Uran Kejar Impian Jadi Pemain Sepak Bola
Tour of Guangxi 2024: Kecelakaan Massal, Ethan Vernon Rebut Jersey Merah
Kolom Sehat: Earn vs Burn
Kolom Sehat: Don't Rich People Difficult (E-Bike)
Cyclist Favorit: Rekor Aryanto Nugroho 8 Tahun Tanpa Absen Berolahraga
Kolom Sehat: Meri, tapi Bukan Anak Bebek
Tips Merakit Gravel Bike dengan Harga Terjangkau
Cerita Janu Joni Nge-Drop di Bentang Jawa 2024