Pembalap Nusantara Cycling Team Muhammad Imam Arifin mencatatkan namanya dalam rekor Tour de Banyuwangi Ijen. Imam menjadi pembalap nasional yang akan mengenakan Ijen Sulfur Jersey setelah tak ada yang melakukannya dalam 10 tahun terakhir. Ijen Sulfur Jersey merupakan penanda bagi pembalap yang memimpin klasemen general classification (GC).
Sebelum Imam, cyclist nasional yang sanggup merebut Ijen Sulfur Jersey adalah Rastra Patria Dinawan. Rastra saat itu menjadi pembalap Pegasus Continental Cycling Team.
Ketika itu Rastra menang di etape 2 Tour de Banyuwangi Ijen 2014 yang membuatnya merebut klasemen GC dari tangan pembalap Jepang, Kyosuke Takei.
Menariknya, Rastra Patria Dinawan saat ini merupakan manajer dari Nusantara Cycling Team. Tim yang menaungi Imam Arifin.
Imam sendiri mengunci posisi puncak klasemen juara umum setelah finis di posisi kedua di balapan etape 3 Tour de Banyuwangi Ijen 2024 pada Rabu, 24 Juli 2024.
Cyclist 28 tahun ini kalah dalam duel kecepatan oleh pembalap Ferei Quick-Panda Podium Mongolia Team, Oskar Nisu. Sedangkan, peringkat ketiga diraih pembalap Indonesia lain, Jamalidin Novardianto. Ia adalah cyclist Dr. J Cycling Team.
Meskipun tak memenangi balapan, Imam meraih bonus waktu 6 detik sebagai peraih posisi kedua. Bonus waktu itu yang membuatnya menggungguli Clark Boris.
Pembalap St George Continental Cycling Team ini menyelesaikan balapan di peloton terdepan, tapi gagal naik podium. Di klasemen GC, jarak keduanya hanya berbeda 1 detik.
Baca Juga: Tour de Banyuwangi Ijen 2024: Giliran Mengenalkan Produsen Coklat Terbaik Dunia
Selain itu, pimpinan GC sebelumnya Ryan Cavanagh harus menyerahkan tahtanya kepada Imam karena gagal tampil optimal. Cyclist Australia ini finis 4 menit 44 detik lebih lambat dari pemenang balapan, Oskar Nisu. Walhasil, Ia melorot 42 peringkat di klasemen GC.
"Bangga sekali. Ini baru pertama kali saya rasakan," kata Imam seusai balapan.
Etape 3 berlangsung sangat ketat sejak awal. Breakway enam pembalap termasuk pemakai jersey polkadot Bentley Niquet-Olden terjadi sejak kilometer ke-96 sebelum finis. Tapi saat memasuki pendakian di Pakel mereka tertangkap dengan peloton.
Setelahnya, para cyclist menuruni jalur tanjakan dengan kecepatan yang sangat tinggi. Hal itu yang menjadi momentum para sprinter kembali mengambil alih balapan, termasuk Imam.
"Persiapan kita juga matang dan beberapa kali saya sudah pernah melewati tanjakan di Pakel itu. Jadi itu salah satu keuntungan yang saya rasakan juga," imbuh suami dari cyclist nasional, Magh Firotika Marendra itu.
Sementara itu, Nisu Oskar mengaku bahagia setelah keluar sebagai pemenang. Pasalnya kemenangan ini menjadi perolehan terbaiknya sejauh ini. Sebelumnya, prestasi terbaik Nisu adalah peringkat kedua di etape 2 Tour of Lithuania pada awal Juni lalu.
"Saya sangat senang karena ini merupakan kemenangan pertama saya. Dan saya mendapatkannya ketika jauh dari rumah," ungkap pembalap Estonia ini.
Di sisi lain, Martin Laas saat ini memimpin perebutan G-Land Jersey atau klasemen poin. Hingga etape 3, Laas telah mengoleksi 30 poin menggeser posisi Ryan Cavanagh yang turun ke peringkat kedua.
Untuk perebutan klasemen King of Mountain (KOM), saat ini dikuasai pembalap jepang Masahiro Ishigami. Ia mengoleksi 12 poin, diikuti pembalap Filipina John Patrick Pagtalunan. (Mainsepeda)