Kolom Sehat: 2 Fast 2 Furious

| Penulis : 

Siapa yang tidak tahu franchise series 2 Fast 2 Furious? Saya kira sedikit sekali jumlah orang yang tidak tahu franchise film ini.

Bagaimana tidak, angkatan om saya tahunya ini film soal maling yang pinter nyetir mobil. Semakin ke sini mereka berubah. Alih-alih jadi maling, malah jadi jagoan. Adegan action-nya luar biasa. Walau ini bukan film Superman, tokoh film nggak bisa mati walau di tembak, di bom, loncat dan lain, lain.

Lain di film, lain dengan kenyataan. Salah satu tokoh sentralnya Paul Walker telah meninggal lebih dari 10 tahun yang lalu. Ironisnya dia meninggal di puncak kejayaan, dalam sebuah musibah kecelakaan mobil. Sebuah tragedi yang tidak diinginkan siapapun, terutama fans film ini.

Dunia sepeda pun demikian. sebuah keseruan lomba akan menjadi ajang isak tangis ketika Gino Mader, atlet muda berbakat, meninggal karena musibah kecelakaan waktu turunan di Tour de Suisse pada 2023.

Segala keseruan di ajang itu pasti hilang. Rekan-rekannya juga sangat kehilangan.

Hari Sabtu lalu saya mengikuti sebuah event sepeda yang berdurasi dua hari. Ketika hari pertama masih menjelang siang, beberapa pesan masuk di hp saya. Ada yang bertanya, ada yang mengingatkan. Salah satu teman dekat saya mengirim pesan dan saya lihat. Karena banyak yang ngirim pesan tapi tidak saya lihat, dia bilang: hati-hati kalau sepedaan.

"Kakak kelasku baru nggak ada (meninggal) pas sepedaan, kamu di mana ini?" begitu salah satu pertanyaan itu. Saya jawab, "Ya saya juga sepedaan di event yang sama".

Jawaban teman saya: "Ya,Tuhan" 

Setelah teman yang satu ini, ada beberapa pertanyaan dan kiriman-kiriman pesan berantai dari teman non cyclist, yang intinya bertanya dan mengingatkan.

"Ati-ati lo ada kejadian ini di sini"…"kamu jangan kaya gitu ya"… "kalau capek berhenti"… "kok bisa gitu"… dan lain sebagainya.

Sebagian tahu saya sedang sepedaan. Sebagian tahu saya sedang sepedaan di event yang sama, tapi banyak yang mengira saya lagi tidak sepedaan. Jadi pertanyaan mereka makin di jawab makin gencar.

Ada yang nyeletuk buat apa sih kamu sepedaan kaya gitu? Siksa, hosa (tersengal-sengal ) sepanjang jalan. Cuma dapet foto finis

Ya saya paham, dan berterima kasih pada kalian semua yang sudah mengingatkan saya. Bagi saya pribadi ketakutan soal musibah sudah ada sejak awal saya sepedaan dulu. Malah saya sempat mengurangi sepedaan. Tapi ternyata momen saya dekat maut malah sangat tidak terduga dan ketika sedang merasa aman.

Jadi setelah itu saya pikir, saya harus berhati-hati dan tetap sepedaan karena saya sudah terkutuk suka sepedaan.

Kalau soal kematian, setiap mahluk hidup juga akan mati nantinya kan?

Kembali ke Paul Walker, dia pernah bilang: "If  one day if speed kills me, don’t cry. Because I was smiling". 

Meninggal ketika melakukan apa yang dia sukai itu membuanya bahagia. Saya kira penghobi sepeda yang mengalami hal sama juga begitu. Ini menurut saya, maafkan bila Anda tidak setuju.

Intinya ketika berolahraga kita berusaha melakukan hal yang sebaik mungkin dan seaman mungkin. Tapi segala jalan nasib biarkan Tuhan yang menulis. Dan, kita hanya bisa membacanya,

Its too fast and too sad to lost our cycling buddy. Rest in peace. Sekian.(Johnny Ray) 

Populer

Pendaftaran Mulai Besok, EJJ 2025 Menawarkan Spot Baru 
Kolom Sehat: Anti Social-Social Ride
Cyclist Favorit: Habibie Jebolan EJJ Gowes Sampai ke Mekkah
Inilah Rute Journey To TGX 2024, Jarak Sama COT Bertambah
Kolom Sehat: MTB
Tips Merakit Gravel Bike dengan Harga Terjangkau
Cervelo P5x Lamborghini, Hanya Ada 25 Biji
1500 EJJ 2024 Update – Hour 31: Semua Peserta Tersisa Diprediksi Capai CP 1 Under COT
Bond Almand, Mahasiswa 20 Tahun yang Pecahkan Rekor Ultra Cycing di Pan-American Highway
Barang Bawaan Peserta Journey To TGX 2024 Dikirim ke Trenggalek Gratis