Mathieu van der Poel tampil mengecewakan selama gelaran GrandTour UCI Tour de France 2024 yang digelar pada 29 Juni hingga 21 Juli lalu. Namun, namanya tetap menjadi calon terkuat pemenang cabor balap sepeda di Olimpiade Paris 2024. Balapan di kelas Men's Road Race bakal dilaksanakan pada Sabtu, 3 Agustus 2024.
Selama Tour de France 2024, Van der Poel seringkali berperan sebagai penyokong bagi rekan setimnya di Alpecin-Deceuninck Jasper Philipsen. Tak pernah sekalipun ia meraih kemenangan etapenya sendiri.
Secara natural, cyclist asal Belanda ini memang tidak diciptakan untuk bersaing di kompetisi multi-etape. Ia adalah pembalap one-day race dan ia hebat dalam hal itu.
Van der Poel menjuarai tiga balapan musim ini. Mulai Dari E3 Saxo Classic, Tour of Flanders, dan terakhir kemenangan fenomenal di Paris-Roubaix pada awal April lalu. Balapan berjuluk 'The Hell of The North' ini diselesaikan dengan solo finis sejauh 3 menit dari pesaing terdekatnya. Ia melakukan breakaway sejauh 60 Km sebelum finis kala itu.
Yang tak bisa dilupakan tentu adalah statusnya sebagai juara dunia road race 2023 lalu. Ia bakal mereplika keberhasilannya di Glasgow tahun lalu dengan rencana yang sama. Van der Poel meraih gelar juara dunia 14 hari setelah mengikuti Le Tour, julukan Tour de France.
Baca Juga: Kolom Sehat: 2 Fast 2 Furious
"Kami harus membuat pilihan. Ketika dia fokus pada sesuatu, dia melakukan tugasnya dengan baik. Jika dia merasa itu sulit untuknya, anda bisa berkata apapun, itu tak mengubah apapun," kata Adrie van der Poel, ayah Mathieu.
Rute Olimpiade akan sangat menyerupai balapan spring classic yang sangat panjang dan melelahkan. Ciri khasnya ialah lintasan yang mencapai lebih dari 200 Km. Durasi balapannya bisa mencapai 5-6 jam. Salah satu balapan yang identik dengan lintasannya ialah E3 Saxo Classic. Yang mana Van der Poel memenangi balapan tersebut musim ini.
Balapan Men Road Race Olimpiade Paris 2024 akan dimulai dan diakhiri pula di Tocadero Paris dengan jarak 272,1 Km. Total elevasi mencapai 2.800 meter dengan tipikal lintasan hilly.
Tak akan ada tanjakan HORS Categorie, tapi jarak yang jauh dengan pendakian perbukitan yang berulang akan menjadi rintangan yang menyulitkan bagi para cyclist. Terdapat 13 tanjakan dengan jarak pendek dengan gradiens tak terlalu mencolok. Berkisar 5-7 persen saja.
Salah satu yang paling terjal ialah tanjakan Cote des Gardes yang berada di kilometer ke-14 dan ke-205. Pendakian terakhir akan menyiksa karena stamina pembalap sudah terkuras. Setelahnya mereka harus melewati tanjakan Cote de la Butte Montmatre sebanyak tiga kali sebelum akhirnya finis di Paris.
Tantangan lain yang bisa menggagalkan usaha Van der Poel ialah pembalap-pembalap asal Belgia. Remco Evenepoel dan Wout van Aert akan berusah menggandakan kemenangan setelah raihan medali emas di kategori Men's Individual Time Trial (ITT) akhir pekan lalu.
Kombinasi Evenepoel dan Van Aert akan menyulitkan pergerakan Van der Poel. Terlebih ia hanya akan didampingi oleh Daan Hoole dan Dylan van Baarle sebagai rekan satu tim. Pembalap-pembalap yang berada di peringkat ke-400 dan ke-552 di PCS Ranking. Sedangkan, tim Belgia diperkuat empat pembalap terbaiknya. Selain Evenepoel dan Van Aert, terdapat Jasper Stuyven dan Ties Benoot.
"Tekanan pada saya berada di angka nol. Saya pikir kami berada di motivasi terbaik. Balapan yang akan datang tidak dapat mematahkan semangat kami. Tapi kami akan memberikan serangan yang lain," kata Evenepoel.
Peluang meraih medali emas kedua bagi Evenepoel terbuka lebar karena dua musuh bebuyutannya absen. Yakni Tadej Pogacar dan Jonas Vingegaard. Evenepoel sendiri harus puas duduk peringkat ketiga klasemen general classification Tour de France 2024. Meskipun demikian, ia berhasil merebut gelar di klasemen pembalap muda terbaik.
Selain pembalap-pembalap di atas, cyclist asal Denmark Mads Pedersen dan pembalap Eritrea Biniam Girmay juga masuh perhitungan perebutan medali emas Olimpiade Paris 2024. (Mainsepeda)