Ini adalah perempuan-perempuan tangguh. Ada delapan cyclist wanita asal Jakarta, Vee Gusti, Melia Sutedja, Eileen Bawono, Helen Tan, Corry Cortine, Ferina Viona Fransisca, Aidy Halimanjaya dan Adhityani Putri bersama satu cyclist Indonesia tapi tinggal di Thailand, Nur Arfanah yang akrab dipanggil Ponnie Ramirez. Mereka terdaftar dalam even empat etape, Masters Tour of Chiang Mai 2018 (MTCM) di Chiang Mai, Thailand.

Dari kiri : Adhityani Putri, Ferina Viona Fransisca, Aidy Halimanjaya, Vee Gusti, Ponnie Ramirez (yellow jersey), Helen Tan, Corry Cortine, Melia Sutedja, dan Eileen Bawono.

Selama empat hari, mulai tanggal 13 hingga 16 Oktober, mereka harus balapan melawan cyclist dari berbagai negara. Sabtu, 13 Oktober adalah etape pertama yakni Mae On Loop.

Etape ini mayoritas datar dengan sedikit rolling dan ada tanjakan pendek hanya 1,3 km tapi curam. Total elevasi yang didapat di hari pertama ini adalah 680 meter.

“Hari pertama, balapan start dari Siniart Garden. Jadi rombongan diberangkatkan bersama dengan speed ditahan (neutral zone) sejauh 27 km. Lalu baru di Plewthip Bakery di Highway 1317 rombongan dilepas berdasarkan kategorinya,” tutur Adhityani Putri yang akrab disapa Dhitri.

Strategi yang dilakukan tim Indonesia terbukti manjur. “Intinya, tim Indonesia menyerang semaksimal mungkin dari awal. Dan saya dan Corry berhasil di depan bersama peloton utama hingga finis. Saat balapan tersisa 300 meter kami sprint dan saya berhasil finis pertama sedangkan Corry finis ketiga,” cerita Ponnie.

Ponnie saat sprint melintas garis finis Etape 1 MTCM 2018.

“Kita semua senang banget karena ini adalah pertama kalinya cyclist perempuan Indonesia berlomba di MTCM. Sekaligus ini adalah pertama kalinya tim asal Indonesia berdiri di podium MTCM. Dan ini adalah balapan pertama untuk Ponnie dan kedua kalinya untuk Corry,” bangga Dhitri, menejer Tim Pesepeda Perempuan Indonesia.

Menurut Vee Gusti dan Melia Sutedja, lawan mereka terberat adalah dari Australia dan Thailand. “Mereka sudah jauh lebih pengalaman dalam lomba dan mereka sangat kuat. Jadi ketika tim Indonesia bisa meraih podium, wah suatu kebanggaan,” tutur Melia.

Corry juga bersyukur bisa menduduki podium ketiga. “Saya suka race di Thailand ini karena suasana daerahnya dan tertantang dengan kompetisi ketat di sini. Dari awal race, saya berusaha semaksimal mungkin menempel ke peloton kategori saya. Alhamdulillah, strategi itu berhasil dengan finish bunch sprint itu sangat mengesankan,” cerita Corrie.

Awalnya, sebelum start balapan, Dhitri sempat kebingungan karena BIB number Corry hilang. Untungnya, panitia MTCM sangat kooperatif dan Corry diperbolehkan start menggunakan BIB number pembalap lain yang tidak jadi start.

“Jadi saat Corry menang di hasil lomba tercantum nama cyclist asal Thailand, Carmela Pearson. Tapi hasil lomba tetap sah milik Corry karena ini seijin panitia,” bilang Dhitri dengan wajah lega.

Tim Pesepeda Perempuan Indonesia yang didukung oleh Artha Graha Peduli, Save Citarum, dan Temple Project serta Kayuh Cycling ini masih harus menghadapi circuit race, Minggu, 14 Oktober.

“Balapan delapan lap masing-masing lima kilometer. Profil datar sedikit rolling dan elevation gain 420 meter,” tutup Dhitri. (mainsepeda)           

           

Tim Indonesia bersama tim Australia dan tim Thailand di MTCM 2018.

 

Populer

Pendaftaran Mulai Besok, EJJ 2025 Menawarkan Spot Baru 
Kolom Sehat: Anti Social-Social Ride
Alur Pendaftaran Cyclist Internasional Mainsepeda EJJ 2025
Sepeda Turing Custom Berdetail Eksotis
Pompa Ban Anda sesuai Berat Badan
Cyclist Favorit: Habibie Jebolan EJJ Gowes Sampai ke Mekkah
Taiwan KOM 2024 Dihentikan Karena Badai
Grupset Rotor 13-speed Ini Bisa Mengubah Dunia!
RIDE Depok Upgrade Level ke SUB-PRO di Tahun Baru
Kolom Sehat: Meri, tapi Bukan Anak Bebek