Inilah yang Membuat Bentang Jawa 2024 Sangat Berkesan

Gelaran Bentang Jawa 2024 telah berakhir. Ditandai dengan berlalunya batas waktu terakhir pada Sabtu pekan lalu, tepatnya pukul 17.30 WIB. 

Berbagai cerita menarik masih menjadi pembahasan hangat di kalangan pecinta balap sepeda. Inilah yang membuat Bentang Jawa 2024 berkesan: 

Kemenangan Cyclist Debutan

Juara baru tercipta. Di kategori Solo Male Yusuf Kibar secara mengejutkan finis terdepan di Banyuwangi. Padahal Yusuf merupakan debutan di event ultra-cycling. Ia merampungkan rute 1.500 Km dengan waktu 3 hari 9 jam 30 menit. Memecahkan rekor juara Bentang Jawa tahun sebelumnya, Boru McCullagh.

Kemenangan Yusuf juga kental dengan keberuntungan. Ia mengalahkan Zidan Attala Nouval yang merupakan cyclist unggulan. Zidan diketahui terpaksa berhenti karena mengalami kebocoran ban. Kejadian tersebut terjadi di 80 Km terakhir sebelum garis akhir.

Juara Solo Male Bentang Jawa 2024, Yusuf Kibar bercengkrama dengan Boru McCullagh usai finis di Banyuwangi. 

Di nomor Solo Female, Charlotte Henrieke Francien Troost menjadi sosok juaranya. Cyclist asal Belanda ini juga memecahkan rekor catatan waktu yang diciptakan Citra Dewi Saraswati dua tahun lalu. Charlotte finis 4 hari 12 jam 16 menit. 9 jam lebih cepat dari Citra. 

Terakhir Hasabi Aufar dan Muhammad Ghanez Athoriq keluar sebagai juara di kategori Pair.

Top Finisher Bentang Jawa 2024:
Solo Male
1. Yusuf Kibar
2. Zidan Attala Nouval Hidayat
3. Stephen Dow
4. Mufti Fadilah Salma
5. John Boemihardjo

Solo Female
1. Charlotte Henrieke Francien Troost
2. Arfiana Khairunnisa
3. Noraini Ibrahim

Pair
1. Hasabi Aufar & Muhammad Ghanez Athoriq
2. Amir Sharifuddin bin Mohd Amin & Alkamar Ermy bin Mohd Aris
3. Muhammad Al Hikam bin Nubli & Mohd Faiz bin Mohd Yusop
4. Victor Sugiharto Halim & Benyamin Beny Kurniawan
5. Dion Syafaruddin & Dian tivani Apriyanti

Diskualifikasi Handika

Yang paling menjadi buah bibir ialah didiskualifikasinya Handika dari posisi runner up kategori Solo Male. Keputusan menggugurkan status finisher Paris-Brest-Paris 2023 terbilang sangat mengejutkan. Pasalnya Handika sangat kompetitif sepanjang penyelenggaraan Bentang Jawa 2024. 

"Dengan berat hati, komite Bentang Jawa memutuskan untuk mendiskualifikasi salah satu pengendara kami karena pelanggaran berulang dari aturan," kutip media sosial Bentang Jawa kala itu. 

Handika pun telah melakukan klarifikasi melalui platform media sosialnya. Ia mengakui kesalahannya dan menghormati keputusan yang diambil oleh pihak penyelenggara.

Mufti dan John Lengkapi Top Five

Mufti Fadilah Salma dan John Boemihardjo melengkapi posisi lima besar Bentang Jawa 2024. Keduanya finis di Banyuwangi pada Kamis sore, 15 Agustus 2024.

Mufti tiba di titik finis lebih dahulu. Tepatnya pukul 14.30 WIB. Cyclist asal Bandung itu, menyelesaikan tantangan rute 1.500 Km dengan catatan waktu 105 jam. Sedangkan, John tiba 20 menit setelahnya.

Bagi Mufti, Bentang Jawa 2024 merupakan event ultra-cycling pertamanya. Ia mengaku banyak pengalaman yang didapat. Khususnya persiapan yang harus lebih matang lagi.

Sementara itu, John mengalami masalah di perut karena salah makan. Saat itu ia sudah memasuki wilayah Jawa Tengah. Saking parahnya ia sampai demam. Mau tak mau, ia akhirnya memilih istirahat cukup lama dan akhirnya terkejar oleh Mufti.   

Finisher Termuda

Hanania Farras menjadi finisher termuda Bentang Jawa 2024. Usianya baru genap 17 tahun pada April lalu. Usia yang menjadi batas minimum untuk mengikuti Bentang Jawa. 

Hanan, sapaan Hanania, mengaku banyak pelajaran yang ia dapatkan selama mengikuti event ultra cycling sejauh 1.500 Km ini. Salah satunya ialah kesiapan mental dan kesabaran. 

Hanan memamerkan brevet finisher Bentang Jawa 2024.

"Ini mungkin mental dan kesabaran saya diuji. Sempat telpon orang tua, marah-marah yang bikin rute kok nanjak terus. Padahal yang ingin ikut saya sendiri," jelasnya. 

Hanan sendiri menyelesaikan perjalanan menjelajahi Jawa dengan waktu 6 hari 4 jam 48 menit. 

Finisher Tertua

Sementara itu, Agus Amir menjadi cyclist tertua yang sanggup merampungkan Bentang Jawa 2024. Usianya 64 tahun. Dan, ia menyebut dirinya sendiri 'The Lansia'. Sebutannya tersebut bahkan ia patri di rangka sepeda Wdnsdy Journey KS yang digunakan.

"Untuk bersepeda saya baru memulai. Tapi saya memiliki konsistensi. Jadi saya memaksimalkan potensi saja," kata Agus. 

Agus disambut sang istri ketika tiba di garis finis Bentang Jawa 2024. 

Agus sendri memiliki catatan waktu 6 hari 6 jam 3 menit. Sebelumnya, cyclist asal Bontang ini juga mengikuti event ultra-cycling besutan Mainsepeda, East Java Journey (EJJ) 2024. Kala itu ia juga berhasil finis dengan perolehan waktu tak jauh berbeda. 

Statistik Peserta

Edisi 2024 menjadi event Bentang Jawa dengan partisipasi terbanyak. Total 162 cyclist masuk menjadi peserta. Walaupun di hari start pertama hanya 149 cyclist yang akhirnya mengikuti balapan. 

Dari jumlah tersebut, 89 pembalap berhasil finis under COT (Cut Of Time), termasuk dari lima tim pair. 8 pembalap NC (Non Competitive), 1 cyclist diskualifikasi, dan 51 peserta yang tidak menyelesaikan balapan. 

"Jadi untuk finisher memang setiap tahunnya rata-rata tidak jauh dari 50 persen yang menyelesaikan balapan sebelum batas waktu. Tapi tahun ini memang pesertanya paling banyak. Terima kasih atas partisipasinya," kata Co-Founder Bentang Jawa, Riefa Istamar. 

Rencana ke Depan

Sejumlah evaluasi menjadi topik bagi penyelenggaran Bentang Jawa 2024. Salah satunya ialah terkait edukasi aturan yang berlaku. Beberapa peserta diketahui masih kebingungan dengan aturan-aturan yang ditetapkan oleh panitia. 

"Mungkin yang selalu menjadi PR kami adalah mengedukasi calon peserta. Mungkin informasi belum tersampaikan secara jelas. Dan itu yang akan kita improve," sambungnya. 

Foto bersama panitia, kru, dan beberapa cyclist sebagai penutup Bentang Jawa 2024. 

Perihal rencana untuk event tahun depan, panitia belum dapat membocorkan lebih jauh. Yang pasti menurut Riefa, ia dan tim Bentang Jawa ingin mempertahankan format lomba yang saat ini dijalankan. Jika pun ada perubahan, sifatnya pun minor. 

"Sejauh ini belum ada rencana untuk perubahan yang drastis. Paling perubahan minor saja. Tahun ini yang cukup signifikan peningkatan elevation gainnya karena ada perubahan rute," tutupnya. (Mainsepeda)


COMMENTS