Masih seputar Bentang Jawa. Saya masih gamon karena sudah hampir dua minggu berlalu, tapi belum ada sekalipun gowes jauh yang saya lakukan. Selama 8 hari 7 malam bersepeda masih banyak ingatan yang belum tertuang. Dan juga battle damage-nya terlalu masif. Fisik saya belum sepenuhnya recover dari acara itu. Apalagi psikis, Wkwkwk. Padahal saya cuma menyelesaikan rute bablas crot 16 jam.
Banyak pertanyaan sudah terjawab baik di podcast. Di tulisan minggu lalu. Atau bahkan di akun sosial media saya. Tapi masih ada saja satu dua hal yang ditanyakan teman dan tejo (teman Johnny Ray) yang belum pernah saya bahas.
Baca Juga: Kolom Sehat: NC yang Bukan Necromancer
Salah satunya adalah ketika saya menjadi Batman alias makhluk malam. Bukan jadi kelelawarnya ya. Sama seperti Batman, kadang sama Robin tapi sering juga sendiri. Demikian juga saya, kadang ada temannya, tapi tidak jarang sendiri.
Pertanyaannya biasanya ke saya, "Kenapa kamu sampai gowes malam malam begitu? Kok nggak istirahat saja?"
Sebenarnya pertanyaannya kurang tepat. Yang bertanya ini bertanya "kenapa kamu gowes malam-malam", pasti habis liat saya atau live malam. dia setelah itu tidur. Sebab aslinya loh saya gowes sampe pagi. Alias lewat tengah malam.
Jawabannya adalah pertama kemampuan beta yang mendang-mending ini membuat daya jelajahnya rendah. Kalau daya jelajah rendah harus diimbangi dengan waktu jelajah yang tinggi. Alias nggak mandek-mandek sepedaannya.
Kedua bersepeda di malam hari tidak kena panas, tapi sering juga kedinginan kena angin malam. Mestinya saya juga baru bisa gowes malam, dan hal ini saya harus membiasakan dulu terlebih lagi terkait daya lihat saya yang sangat tergantung dengan kacamata. Jadi saya harus menyesuaikan kacamata saya yang lebih bisa dipakai di malam hari.
Bersepeda 1.500 km itu jauh, dari Jawa Barat ujung dekat Lampung, sampai Jawa Timur ujung dekat Gilimanuk-Bali.
Saya tidak bisa mengatur malam hari saya pas di tempat tertentu. Merencanakan iya, tapi kenyataan berbeda. Malam-malam di Jawa Barat sangat dingin. Dua malam saya harus tidur di tempat yang tidak terduga. Tak apalah aman. Sangat aman. Saya tidur entah di warung apa, sebelah saya sopir truk ganti ban.
Di malam kedua saya tidur di warung mie yang sudah tutup. Barang-barang memang ditaruh di belakang dan cenderung aman. Lalu lalangnya manusia masih ada dan sepanjang jalan itu syukur nggak ada yang ganggu saya.
Teman-teman saya, jadi rute BJ ini rute yang indah. Baik siang maupun malam Wkwkwk.
Keberanian saya datang dari mana? Ya datangnya dari keharusan finis saja. Sebab kalau dipikir, serem amir. Saya lewat Pracimantoro (Kecamatan di Wonogiri) ke arah Pacitan itu gelap. Mobil-motor lewat sesekali.
Lucunya sesekali mobil dan motor yang lewat malah heran lihat saya. Mereka membuat jarak dengan saya. Kadang penumpang yang digonceng kaget dan memerhatikan saya dari bawah ke atas. Jadi saya takut. Mereka juga takut sama saya.
Bersepeda malam yang penting kehangatan suhu badan harus di jaga. Jaket adalah outfit wajib di tengah dinginnya angin malam. Sekian.(Johnny Ray)