Cyclist Favorit: Cerita Yohanes Tekno Wijoyo Jadi Korban PHP 

Pecinta sepeda road bike di area Solo Raya mustahil tak mengenal sosok Yohanes Tekno Wijoyo. Yang tak familiar dengan nama itu mungkin karena tahu panggilannya saja, yakni Ko Yoyo.

Cyclist 43 tahun ini memiliki peranan penting di komunitas sepeda terbesar di kota Solo, Solo Cycling Community (SCC). Yohanes juga salah satu pendiri Happy Monday. Komunitas sepeda yang masih menjadi bagian dari SCC, tapi berfokus pada prestasi. Selain penghobi balap sepeda, Yohanes juga seorang pebisnis. 

Yohanes mulai kepincut bersepeda karena didorong rekan sejawatnya. Awalnya tak tertarik karena ia lebih suka olahraga angkat beban, badminton, dan renang. 

Tapi sebagai pebisnis ia sadar butuh komunitas. Ia pun akhirnya menjajal bersepeda. Momen itu terjadi pada tahun 2012.

Yohanes meraih posisi 3 di Antangin Bromo KOM X. 

Yohanes dan rekan-rekannya memulai gowes dengan menggunakan sepeda jenis MTB (Mountain Bike). Ketika semakin haus kecepatan, mereka akhirnya mulai berpindah ke sepeda road bike

Pria pecinta ikan Koi ini tak langsung berpindah hati ke road bike. Ia masih setia dengan sepeda MTB-nya. Namun, godaan yang semakin kencang dari rekan-rekannya membuatnya luluh. 

Plot twist-nya ialah ketika sudah nyaman bersepeda road bike, komunitas bersepedanya mulai tak konsisten. Ia pun akhirnya menjadi satu-satunya yang bertahan sebagai cyclist hingga saat ini.

Baca Juga: Holycrank CC Rayakan Ultah dengan Pemilu

"Sedihnya ditinggal grup awal ini sendirian, sudah pada pensiun memutuskan tidak lanjut jadi agak terjebak. Grup awal ini 10 orang tinggal saya sendirian," kata Yohanes. 

Pasca komunitasnya bubar, Yohanes pun beralih ke komunitas yang lebih besar, yakni SCC. "Akhirnya gabung grup besar saja. Dengan komunitas kita semakin seru dengan temen-teman yang baru," imbuhnya. 

Di tengah kesibukannya, Yohanes sangat aktif mengikuti event-event balap sepeda. Khususnya yang dikreasikan oleh Mainsepeda. 

Baca Juga: Panduan Rute Ijen KOM 2024: Lewat Bandara, Kampung Bali, dan Tanjakan 32-34 Persen

Pencapaian terbaiknya ialah menjadi juara East Java Trilogy 2023 di kelompok usia 40-44. Ia mengalahkan Rengkong Wangsa, cyclist asal Gorontalo. 

"(Ikut) Event untuk punya tujuan. Seperti tantangan ke diri sendiri, mengalahkan catatan waktu kompetisi temen-temennya misalnya. Jadi ikut event itu penting," tegasnya. 

Yohanes kini bersiap ikutan EJ Sport Banyuwangi Bluefire Ijen KOM 2024 pada Sabtu, 21 September 2024. Ia pun berpeluang mendapatkan podium. Di klasemen Trilogy Men Age 40-44, Yohanes berada di posisi tiga besar dengan koleksi 22 poin. Tertinggal dari Kurniawan dan Wahyu namun masih berpotensi mengejar. (Mainsepeda)


COMMENTS