Rangkaian EJ Sport Banyuwangi Bluefire Ijen KOM 2024 diakhiri dengan recovery ride pada Minggu, 22 September 2024. Tak seperti Recovery Ride pada Antangin Bromo KOM X yang masih ada nanjaknya, kali ini jalur full jalan datar. Lokasi yang dituju ialah Bangsring Underwater, 23 Km dari titik start di Pendopo Sabha Swagata.
Rombongan berangkat pada pukul 06.05 WIB lantas mengelilingi pusat kota Banyuwangi. Lantas mereka mengarah ke utara menuju Jalan Raya Banyuwangi-Situbondo. Kegiatan ini diramaikan tim Azrul Ananda School of Suffering (AA SoS), Banyuwangi Road Cycling Club (BRCC), serta peserta EJ Sport Banyuwangi Bluefire Ijen KOM 2024. Termasuk sang juara Men Elite, Haritz Affan Torisz.
Sesampainya di Bangsring Underwater, para cyclist menikmati makanan yang sudah disiapkan. Juaranya ikan bakar. Ada pula kuliner khas Banyuwangi, nasi tempong dengan berbagai lauk.
Akan tetapi, acara recovery ride tak hanya sampai di situ. Pesertanya pun diajak ke laut menggunakan kapal nelayan untuk singgah di rumah apung. Tak jauh hanya 200 meter dari bibir pantai. Di sanalah, destinasi ekowisata berbasis konservasi biota laut. Mulai konservasi terumbu karang hingga satwa laut, salah satunya hiu.
Peloton melalui Jalan Raya Banyuwangi-Situbondo untuk menuju Bangsring Underwater
Mereka pun merasakan sensasi berenang bersama hiu. Bercengkrama di atas rumah apung sekaligus menikmati keindahan pantai serta lautan di pesisir timur Banyuwangi. Esensi "recovery" dari kejamnya 34 persen Tanjakan Erek-Erek seperti terbayar lunas.
"Sebenarnya saya agak terkejut. Keren banget. Saya pikir recovery cuma gitu aja, ngopi atau makan di pinggir pantai. Ternyata kita naik kapal ke rumah apung itu dan akhirnya nyemplung semua. Luar biasa sih. Rileks juga," ungkap cyclist asal Bandung Wisli Sagara.
Tak jauh berbeda, cyclist asal Solo Henry Kartika Irawan juga memuji recovery ride yang disiapkan panitia.
"Saya senang banget sih. Semua enak, makanannya enak, dan yang paling enak itu berenang sama hiu. Asik pokoknya," ungkapnya.
Menikmati keindahan Bangsring Underwater dari atas Rumah Apung.
Keindahan pesona bawah laut di sekitar Bangsring Underwater memiliki cerita kelam. Sebelumnya, ekosistem laut di area Selat Bali itu rusak parah. Efek penggunaan bom dan racun untuk menangkap ikan. Terumbu karang pun dieksploitasi untuk dijual sebagai hiasan di akuarium buatan.
Titik baliknya terjadi pada 2008 yang mana sekelompok nelayan dipimpin Ikhwan Arif mensosialisasikan pentingnya menjaga ekosistem laut. Awalnya banyak pertentangan, tapi kian lama usaha itu akhirnya berbuah manis. Pada tahun 2014, Bangsring Underwater terbentuk usai membangun Rumah Apung yang dibantu Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Objek wisata konservasi biota laut ini pun terus berkembang hingga kini. Bahkan omzet per bulannya bisa mencapai ratusan juta.
"Jadi buat teman-teman yang ke Banyuwangi, asik sekali untuk gowes. Banyak rutenya di sini. Banyuwangi juga kota sangat lengkap. Laut, gunung, dan lainnya. Jadi bisa ke Bangsring untuk merasakan yang lain ini," tutur Founder Mainsepeda, Azrul Ananda. (Mainsepeda)