Taiwan KOM, Kami Akan Kembali

| Penulis : 

Sehari sebelum Taiwan KOM 2024 diselenggarakan, perwakilan federasi balap sepeda UCI sudah membuat pernyataan tegas saat technical meeting. Pria asal Belanda itu berteriak lantang supaya didengar oleh seluruh peserta: "I don't want you to STOP your life tomorrow". Ya, artinya: "Saya tidak mau hidupmu berakhir besok".

***

Taiwan KOM 2024, 25 Oktober, memang dramatis. Cuaca buruk yang terus melanda kawasan utara Taiwan membuat event kelas dunia itu berlangsung serba emergency

Tidak satu pun branding event terpasang di lokasi start di Yilan, karena angin superkencang terus mengancam. Tidak ada acara apa-apa sebelum start, karena memang tidak mungkin dilakukan sebelum start yang dijadwalkan berlangsung pukul 05.00.

Sebelum start itu, panitia sudah mengumumkan kalau rute akan dipangkas. Tidak lagi 150 km hingga puncak Wuling di ketinggian 3.275 meter, melainkan "hanya" 110 km hingga puncak Lishan di ketinggian 1.950 meter. Bahkan bisa dipangkas lagi kalau cuaca terus memburuk.

Kemudian, di bawah hujan lebat dan angin kencang, prosedur start tetap dilakukan. Kelompok men elite dulu, lalu kelompok perempuan, baru kelompok laki-laki. Selama 10,5 km peserta seharusnya gowes "rapi" dulu di belakang mobil commissaire sebelum KOM Start dan dilepas untuk berlomba begitu akan keluar dari kota.

Ternyata, peloton tidak bisa rapi. Bukan karena peserta memaksa, tapi guyuran air hujan dari atas, cipratan air dari ratusan sepeda, angin kencang, dan kondisi jalan yang "kotor" dengan kerikil dan ranting-ranting --plus aspal yang basah licin atau menggenang-- membuat peserta harus benar-benar konsentrasi seribu persen dan bergerak ke sana ke mari memilih jalur aman.

Guyuran hujan dan jalanan yang licin menemani para peserta Taiwan KOM 2024. 

Belum lewat KOM Start, sudah banyak peserta menepi. Banyak ban bocor, ada yang terpeleset jatuh, ada yang kena lubang tak terlihat hingga roda patah, dan lain sebagainya.

Setelah KOM Start lebih seru lagi. Speed relatif tinggi --30 hingga 45 km/jam-- membuat suasana makin seru. Jalan mulai rolling halus, naik turun meliuk-liuk walau kemiringan belum berat.

Terus saja ada yang menepi karena masalah. Terus saja ada yang tergelincir. Bunyi lengkingan ratusan rotor disc brake terus meramaikan suasana, bersaing dengan derasnya hujan dan hempasan angin.

Tiba-tiba pada kilometer 13 peloton berhenti di depan. Dihentikan oleh commissaire. Kami tentu tidak tahu kenapa, hanya berasumsi pasti karena kondisi memburuk atau ada kejadian besar.

Baca Juga: Taiwan KOM 2024 Dihentikan Karena Badai

Beberapa peserta tampak sudah berhenti. Beberapa pembalap profesional bahkan menaikkan sepedanya ke mobil. Buat mereka, ini mungkin sudah "tidak worth it". Terlalu berisiko.

Tapi kemudian, peloton tiba-tiba bergerak lagi. Beberapa km masih melaju di belakang mobil commissaire. Kemudian mulai gasgasan lagi. Di salah satu rollingan, ada peserta perempuan terjatuh di tengah-tengah jalan. Membuat yang lain harus bermanuver menghindar.

Suasana masih gelap. Sudah sekitar pukul 06.00, tapi masih gelap karena cuaca buruk. Hujan terus mengguyur deras. Lampu depan menyala masih sulit menolong pandangan. Lampu merah kelap-kelip peserta jadi panduan yang lain di belakang. 

Lewat kilometer 20, jalan makin menanjak walau belum curam. Speed tetap tinggi. Mereka yang cepat terus melompati peserta-peserta lain ke depan.

Tempat pengisian bahan bakar yang berada di kilometer 23. 

Kemudian, pada kilometer 23, peloton diminta berhenti lagi. Commissaire berdiri di tengah jalan, menyilangkan tangannya. Menyampaikan kepada peserta satu per satu, dengan tekun, bahwa lomba dihentikan permanen.

"Terlalu berbahaya. Tidak bisa naik ke atas. Hujan sangat lebat. Jalan tidak bisa dilewati", ujarnya. Lantas membenarkan kalau ada longsor dan angin badai, plus hawa sangat dingin di atas.

Kebetulan di situ ada sebuah kawasan pengisian bahan bakar kendaraan. Semua peserta pun diarahkan ke situ dan semua mencari kawasan tertutup.

Taiwan KOM 2024 resmi dihentikan karena force majeur. Karena alam tidak mengizinkan. Peserta diminta berhati-hati kembali ke arah lokasi start di Yilan untuk mengambil lagi tas-tas yang dititipkan, sekaligus mengikuti prosedur mengakhiri event dengan mengembalikan timing chip.

Kecewa? Tentu. Ini kali pertama ikut Taiwan KOM, yang sudah diselenggarakan sejak 2012. Persiapan juga sudah lumayan, baik secara fisik maupun perlengkapan. Biaya bisa dicari, waktu dan kesempatan yang menjadi kendala ke depan.

Lega? Ini pasti. Terus terang ngeri juga disuruh melanjutkan lomba. Dengan kondisi cuaca seperti itu. Suhu di awal lomba itu masih di kisaran 16-17 derajat Celcius. Kabarnya, di atas suhu anjlok hingga 2 derajat Celcius.

Namun, tidak ada satu pun peserta yang protes. Semua pasti kecewa, tapi semua sadar bahwa safety/keselamatan adalah nomor satu. Ini bukan kali pertama Taiwan KOM dihentikan sebelum tuntas. Dan ke depan pasti bukan yang terakhir.

Tidak mudah menyelenggarakan acara seperti ini. Apalagi konsisten sejak 2012 dengan berbagai tantangan, khususnya cuaca. Sebagai penyelenggara event sepeda, saya sangat mengakui kesulitan yang dihadapi ini. Alam tidak mungkin dilawan.

Yang utama, para peserta secara umum selamat dari Taiwan KOM 2024. Khususnya saya dan teman-teman dari rombongan Mainsepeda Indonesia. Saya hanya ingat ucapan sang bule dari UCI: "I don't want you to STOP your life".

Tanjakan menuju Wuling akan terus ada. Kesempatan untuk berlomba lagi ke sana akan terus ada. Taiwan KOM, kami akan kembali. (azrul ananda)

Populer

Pendaftaran Mulai Besok, EJJ 2025 Menawarkan Spot Baru 
Cyclist Favorit: Habibie Jebolan EJJ Gowes Sampai ke Mekkah
Bond Almand, Mahasiswa 20 Tahun yang Pecahkan Rekor Ultra Cycing di Pan-American Highway
Pompa Ban Anda sesuai Berat Badan
Barang Bawaan Peserta Journey To TGX 2024 Dikirim ke Trenggalek Gratis
Tips Merakit Gravel Bike dengan Harga Terjangkau
Inilah Rute Journey To TGX 2024, Jarak Sama COT Bertambah
Cervelo P5x Lamborghini, Hanya Ada 25 Biji
Kesalahan Cyclist Pemula: Duduk Mengangkang, Celana Dalam, atau...
Bandung Vintage Friday: Kembalikan Kejayaan Sepeda dan Apparel Jadul