Tadej Pogacar kini punya gelar baru, meski kompetisi 2025 belum dimulai. Kali ini pembalap Slovenia dinobatkan sebagai cyclist termahal di dunia usai penandatanganan kontrak baru dengan UAE Team Emirates.
Sebelumnya, nilai kontrak perpanjangan selama enam tahun ke depan ini tidak dibagikan ke publik. Namun, baru-baru ini detail kontrak Pogi, sapaan pogacar, dengan timnya bocor.
Seperti yang diduga, nilainya pun fantastis. Pogi diganjar kontrak baru dengan nilai 50 juta euro hingga 2030 mendatang. Nilai ini setara dengan Rp878 miliar. Namun, angka ini bisa terus meroket jika klausul bonus berhasil tercapai.
Tadej Pogacar saat mengenakan jersey kuning di Tour de France 2024.
Yang lebih gila lagi, UAE Team Emirates membentengi Pogi dengan klausul pembelian tak kalah spektakuler. Nilainya mencapai 200 juta euro atau Rp3,4 triliun. Angka ini hampir mustahil dapat ditebus oleh tim lain andai tertarik meminang Pogi.
"Tim ini telah menjadi rumah saya selama lima tahun terakhir. Dan saya tidak bisa membayangkan diri saya di tempat lain," ungkap Pogi.
"Saya sangat bersemangat untuk masa depan. Tim ini memberi saya kesempatan terbaik untuk berjuang memenangkan banyak hal," tambahnya.
Pasca penandatangan kontrak, pihak klub pun menegaskan bahwa Pogi tidak akan pernah dilepas ke pasar jual beli. Terlebih pembalap 26 tahun ini merupakan aset terbesar bagi tim.
Baca Juga: Kontrak Mewah Goda Remco Evenepoel
"Tadej (Pogacar) tidak ada di pasar. Dia tidak ingin pergi," sebut manajer tim UAE Team Emirates Mauro Gianetti.
Pogacar menjadi pembalap tersukses dengan memenangi 25 kali balapan dan sembilan trofi juara. Diantara trofi yang diraih ialah dobel Giro-Tour dan juara dunia road bike 2024. Disebut pula Triple Crown. Prestasi ini membuatnya menyamai rekor legenda balap sepeda, Eddy Merckx dan Stephen Roche.
Saat ini, Pogi sedang menikmati masa liburannya dan belum membicarakan strategi musim depan. Namun, Gianetti menyebut mempertahankan gelar Tour de France adalah target utama. Selain itu, ada kemungkinan Pogi akan turun di gelaran GrandTour Vuelta a Espana.
“Dia bisa melakukan Grand Tour ganda dengan Giro atau Vuelta. Namun, dia tidak akan mengikuti Paris-Roubaix karena kita tidak bisa mengharapkan dia untuk selalu menjadi fenomena," jelas Gianetti. (Mainsepeda)