Kolom Sehat: Idol

| Penulis : 

Siapa idol pembaca di dunia sepeda? Mungkin idol ada level-levelnya ya? Kalau idol yang legend, saya milih Eddy Merckx. Ia mencatatkan 525 kemenangan yang belum terkalahkan!

Musibah baru saja menimpa sang legenda hidup ini. Ia kecelakaan ketika berlatih di Belgia. Ia harus operasi penggantian tulang panggul dan berharap bisa segera mengendarai sepeda trainer. 

Seorang idola sepeda di masa sekarang menurut saya mempunyai PR yang cukup berat. Sebab popularitas bersepeda sekarang memulai memudar. Disebut seorang cyclist sekarang tidak se-wow saat 4 tahun lalu. Bersepeda ke mana-mana dengan baju polyester ketat di tengah kemacetan jalan mungkin sudah tidak sekeren dulu.

Sementara olahraga di tempat indoor yang lebih “nyaman” kini sedang meroket popularitasnya. Sebut saja badminton. Cabang olahraga di mana Indonesia paling berprestasi, menurut saya. Juara dunia, juara olimpiade, dan juara-juara terbuka lainnya yang sudah dmenangkan.

Lapangan badminton kategori mewah, sedang, dan biasa kini ramai disewa, terutama di jam-jam sepulang bekerja. Demikian juga lapangan tenis. Kalau saya mungkin hanya menikmati tenis di manga Prince of Tennis, tapi belakangan begitu banyak kalangan yang getol bermain tenis lapangan. 

Bagaimana dengan penghobi sepeda? Ya kelihatannya penghobi sepeda tidak bisa pindah ke lain hati. Harus menikmati masa-masa bersepedanya. Sepedaan itu capek, makan waktu, dan sulit di ekspose. Gimana tidak, kalau Anda bersepeda ke tempat-tempat eksotis, masyarakat saja jarang lewat di sana, apalagi tukang foto. 

Tadej Pogacar sebagai idol kekinian mempunyai tugas yang berat. Bersama Jonas Vingegaard dan pembalap lainnya, ia harus menciptakan persaingan seru. Tujuannya agar dunia sepeda bergairah kembali.

Bila Tadej menang terus, mungkin kebanyakan orang akan malas mengikuti. Seperti di tahun ini ketika Tadej memenangkan Giro d Italia, rasanya dull gitu, Wkwkwk.

Mungkin karena ini Tadej dibikinkan sepeda “aero” yang sangat menculek. Menculek mata penghobi sepeda yang lain. Di mana bentuk sepedanya mirip BMC time trial bike, baik di bagian seat post , rear triangle, downtube mirip Pinarello, bagian headset dan handlebar mirip Cervelo dan Bianchi, Hmmm...

Mungkin sepeda ini diciptakan agar Tadej agak imbang, atau mungkin malah membuat Tadej jauh di depan, tidak ada yang tahu. Tidak ada yang tempe. Yang pasti tahun ini sudah semakin dekat dengan akhir. Dan, event Journey to TGX sudah siap diselenggarakan Sabtu 14 Desember 2024.

Tahun depan seperti apa? Kita tidak tahu karena kita bukan cenayang. Dan kita pasti berharap ada sesuatu yang baru dan seru dari para idol idol sepeda yang ada. Sekian.(Johnny Ray)

Populer

Kosong Sembilan CC, Pecinta Kecepatan Dalkot Jakarta Tiap Selasa
Journey to TGX 2024, Penuh Cerita Tak Terlupakan
Journey to TGX 2024: Hanif Finisher Pertama di Pasar Pon Trenggalek
Kalender Event Mainsepeda 2024: East Java Journey Pertama, Bromo KOM X 18 Mei
Hujan Sepanjang Jalan, Puluhan Cyclist DNF
Pompa Ban Anda sesuai Berat Badan
Journey to TGX 2024: Lanterne Rouge Bagi Cyclist Penuh Dedikasi
Tips Memilih Lebar Handlebar yang Ideal
Ijen KOM 2024: Inilah Kuliner Hidden Gem Banyuwangi, Wajib Cicip!
Misi Pemkab Trenggalek Ramah bagi Pesepeda