Rute Journey to TGX selalu ditutup dengan tanjakan Slawe sebelum tiba di titik finis Trenggalek. Jalur pendakian ini berjarak kurang lebih 6,5 Km dengan gradiens puncak di angka 18 persen. Titik tertinggi berada di 320 mdpl.
Bagi sebagian cyclist, perjalanan yang ditutup dengan pendakian di Slawe menciptakan rasa ketagihan. Alasan yang membuat para cyclist komunitas di Semen Gresik Cycling Community (SG CC) kembali ingin mencicipi petualangan Journey to TGX 2024.
"Dari Semen Gresik CC, kami dari Tuban ada delapan orang. Kami pernah ikut tahun lalu, TGX ini luar biasa. Sensasi di tanjakan Slawe pas hujan itu yang kita ingin ulangi lagi," kata perwakilan SG CC, Heruto, yang ditemui saat pengambilan race pack pada Jumat, 13 Desember 2024.
Baca Juga: Journey to TGX 2024: Termuda 16 Tahun, Terjauh dari Toraja
Di sisi lain, SG CC juga ingin merasakan spot-spot baru yang disiapkan oleh penyelenggara. Sejumlah rute memang dimodifikasi. Tidak seperti tahun lalu, peserta akan dibawa ke arah barat lebih dahulu seusai start. Ke arah Ploso dan melewati jalur Dawar Blandong - Kemlagi, yang view-nya perkebunan hutan jati rindang.
"Kita ingin menikmati perjalanan, karena kan ada rute baru yang di Kemlangi itu. Tapi ada keinginan juga untuk memperbaiki waktu," imbuh Heruto.
SG CC datang ke lokasi pengambilan race pack di Surabaya Town Square pada sekitar pukul 10.30 WIB. Mereka datang langsung dari Tuban dengan gowes sejauh 110 Km.
Sementara itu, komunitas asal Magetan, Magetan Cycling Team (MCT), tahun ini mengirimkan 18 anggotanya untuk mengikuti Journey to TGX 2024. Jumlah ini meningkat drastis dari tahun lalu.
Baca Juga: Tips Journey to TGX 2024, Wajib Catat!
Penambahan skuat cyclist dari Magetan di Journey to TGX 2024 ini berkat saling bully. "Agak di bully, semi di-bully lah. Jujur yang gowes kan tetap sama kumpulnya, jadi sama pace-pacean mosok ra wani (saling ejek masak tidak berani). Di challenge lah teman-teman ini. Terus saya kemarin ikut bisa finis, jadi saya jadi seperti patokan akhirnya banyak yang ikut tahun ini. Mungkin bener saya seperti 'om ray'-nya Magetan," kata Ketua MCT, Faishol Hidayat sembari bercanda.
MCT sendiri mulai aktif pada 2014 dan saat ini diisi 35 cyclist. Faishol pun mengaku MCT menjadi salah satu pelanggan tetap event-event dari Mainsepeda.
"Manajemennya bagus, fisioterapi di setiap pit stop juga sangat membantu. Manajemen di jalannya juga oke," imbuh Faishol.
Journey to TGX 2024 merupakan edisi kedua dari event bersepeda dari Surabaya ke Trenggalek ini. Jaraknya 250-an kilometer dengan menjanjikan spot-spot bersepeda yang indah. (Mainsepeda)