Journey to TGX 2024, Penuh Cerita Tak Terlupakan

Beribu kesan lahir dari Journey to TGX 2024, khususnya bagi para debutan. Cyclist-cyclist yang baru pertama kali merasakan tantangan menyusuri jalur tengah Jawa Timur. Dari Surabaya-Trenggalek sejauh 259 Km.  

Tak sedikit pula yang mengaku bahwa ini ultra cycling perdana mereka. Kekhawatiran pun sempat timbul, apalagi soal keselamatan. Namun, reputasi Mainsepeda dalam menggelar event yang mengutamakan keselamatan menimbulkan rasa percaya diri. 

"Ultra pertama saya ya kemarin itu. Tapi percaya saja sih sama tim Mainsepeda. Soalnya pengalaman ikut Dholo KOM acaranya meriah dan sistematis," ungkap Charisma Ipam Pratama. 

Baca Juga: Misi Pemkab Trenggalek Ramah bagi Pesepeda

Cyclist asal Nganjuk ini sebelumnya tak pernah menyangka dapat menuntaskan tantangan Journey to TGX 2024. Sempat berpikir ingin menyerah. Namun, ia memutuskan untuk memaksa dirinya sampai akhir. 

Charisma pun akhirnya tiba di Pasar Pon Trenggalek, titik finis Journey to TGX 2024, pada pukul 21:05:39 WIB. Hampir dua jam sebelum COT (Cut Of Time) akhirnya ditutup. 

"Saya tidak menyangka sih. Sampai JLS kepikiran nyerah. Tapi mau DNF (Did Not Finish) juga ga ada jemputan. Akhirnya dipaksa dan bisa," imbuhnya. 

Perasaan lega pun menyelimuti Charisma. Terlebih di lokasi akhir, keluarganya sudah menanti. "Kunang-kunang mas, ngantuk berat, lega, seneng ada keluarga di garis finis," tambah Charisma. 

Perasaan serupa juga dijumpai oleh Hariyanto, cyclist asal Pasuruan. Ia menyebut Journey to TGX 2024 jadi pengalaman tak terlupakan. 

Hariyanto mengaku sempat minder karena menggunakan mountain bike (MTB). Sedangkan, mayoritas cyclist mengendarai road bike. Ya, baru tahun ini, Mainsepeda mengizinkan berbagai sepeda selain road/travel/touring bike untuk ikut merasakan sensasi Journey to TGX. Hal ini membuat banyak peminat model sepeda lain yang ikut ambil bagian. 

Baca Juga: Recovery Ride Menguak Keindahan Terpendam Trenggalek

"Alhamdulillah, sangat senang sekali bisa bertemu teman-teman dari berbagai daerah. Ini pengalaman yang sangat berkesan dan baru karena pertama menempuh 260 Km dalam sehari. Awalnya minder tapi setelah perjalanan asik," ujarnya. 

Hal yang paling tak terlupakan bagi Hariyanto ialah kehangatan dan kebersamaan dari cyclist lain. Ia mengaku kehabisan tenaga saat menanjak di Slawe. Namun, ia mendapatkan uluran bantuan dari cyclist lain. 

"Ada momen dimana tenaga sudah habis di tanjakan Jurug Bang. Di sana ditawari teh panas sama Ibu Ting Ting (Ludianto) dan akhirnya mulai gowes lagi," jelasnya. 

Di lain pihak, Setyabudi Prasojo juga punya momen tak terlupakan di Journey to TGX 2024. Ia sempat merasakan sensasi ikut adu kecepatan dengan peleton terdepan, meski akhirnya kewer

"Yang berkesan itu waktu ikut pelotonan depan ditarik abah Asril (Kurniadi). Kewer lalu ikut pelotonan Pak Kepsek (Azrul Ananda) sampai Jombang. Berhubung laper ya sudah makan soto," kata Setyabudi. 

Journey to TGX 2024 merupakan event penutup dari Mainsepeda. Acara ini diikuti 400 cyclist dari berbagai penjuru Indonesia. (Mainsepeda)


COMMENTS