Kolom Sehat: Last Sunday Ride 2024

Ya sekarang sudah 2025. izinkan saya menoleh ke belakang sedikit. Karena toh juga belum seminggu berlalu. Menoleh ke Last Sunday Ride 2024.

Ya intinya ini event sepedaan tipis-tipis saja di hari minggu terakhir sebelum ganti tahun. Memang Last Sunday Ride ini diadakan serempak di berbagai daerah di Indonesia. Pelaksananya pihak yang berbeda-beda, tergantung tempat di mana digelar.

Di Surabaya, acara ini dihelat oleh komunitas Bikeberry. Walaupun awalnya memang ini komunitas sepeda tekuk atau lempit atau lipat, tapi jenis sepeda yang ikut acara ini bebas. Sampai sepeda rebah (recumbent) juga ada. Ya namanya aja refresing, daripada mager di hari Minggu terakhir sebelum ganti tahun. 

Diadakan pada hari Minggu terakhir pada 2024, yakni 29 desember 2024. Mestinya event ini event santai. Tapi pada hari H-nya bikin senewen. Sebab hujan turun sejak subuh di seantero kota Surabaya. Cukup deras. Cukup deras bagi membuat kaum rebahan semakin kuat niatnya untuk tetap rebah dan mempertahankan PW-nya.

Hujan di pagi hari adalah alasan pemberian semesta untuk membatalkan gowes pagi yang sulit diganggu gugat. Kala itu jam masih menunjukkan pukul empat pagi. Eventnya direncanakan start pukul 6 pagi. Masih ada dua jam waktu resah. Lihat ke weather forecast. Diramalkan hujan berhenti pukul 4.30 pagi. Dan benar berhenti. Tapi sebentar. Setelah itu air dari langit tetap turun, walau intensitasnya tidak deras lagi. 

Saya tetap berangkat ke meeting point di cafe di daerah Jalan Nias. Panitia seperti Awang, Fahmi, dan yang lain sudah bekerja keras menyiapkan venue. Pasti sudah di sana pikir saya dan tidak ada info pembatalan. Yang daftar di atas 200 orang, mungkin karena hujan ya paling 50 lah paling banter.

Waktu sampai di venue ternyata pesertanya banyak yang water proof, Wkwkwk. Venue-nya dah rame. setelah persiapan sebentar, kita pun berangkat keliling kota. Masih dalam keadaan hujan gerimis, melewati daerah Monkasel (Monumen Kapal Selam), Basra (Basuki Rahmat), Blauran, Tugu Pahlawan, Perak, Jembatan Petekan (Kalimas), Ambengan, Balai Kota, Biliton, dan akirnya kembali ke Jalan Nias lagi. Eh masih saja gerimis.

Ada beberapa hal yang menarik dari Last Sunday Ride 2024. Pertama, kondisi gerimis ini seakan membuat penduduk kota Surabaya malas keluar rumah untuk beraktifitas. Jalanan yang kami lalui sepi. Lebih sepi dari minggu-minggu biasanya.

Kedua, daerah sekitar Basra gerimis, tapi tetap banyak yang berolahraga. Mayoritas berlari. Sepeda terbanyak nomor dua. Mereka yang Karambol dan main Halma tak terlihat.

Ketiga, karena berputar kota dan salah satu pesertanya adalah komunitas spedox (sepedaan mbadox), maka sepanjang jalan saya ditunjukan tempat-tempat makan. Saya kira kamus permakanan saya lengkap, ternyata dibandingkan mereka, kamus saya sudah ketinggalan zaman.

Di balik pohon, di sela gang, di balik mobil, di atas sepeda, mereka tahu makanan apa saja yang katanya enak. Yang tidak bisa saya hafalkan sekaligus dan sedihnya saya nggak bisa langsung mencoba karena masih sepedaan.

Hampir setiap minggu saya sepedaan, sering keluar kota melewati jalan Mojopahit, Sidoarjo adalah hal rutin. Sesekali memutari kota sendiri asyik juga, apalagi kalau ada guide kulinernya, Wkwkwk. Sekian.(Johnny Ray)

Foto-foto: @mancalgowes via Johnny Ray 


COMMENTS