Masa jeda kompetisi selalu menghasilkan dinamika yang menarik, khususnya dalam bursa transfer antar tim. Beberapa tim melakukan penguatan komposisi pembalap demi lebih bersaing di 2025. Sedangkan, para cyclist akan mendapatkan rumah baru untuk kariernya.
Musim dingin ini menciptakan banyak cerita. Seperti contohnya perpisahan INEOS Grenadiers dengan salah satu pembalap andalannya Tom Pidcock. Di sisi lain, ada drama ketika Maxim Van Gils memutuskan hengkang dari tim lamanya. Dan tentu masih banyak yang lain.
Secara keseluruhan, lebih dari 200 pembalap terlibat dalam bursa transfer musim ini. Namun, Mainsepeda akan memilah dan memilih sembilan transfer terpanas sejauh ini.
1. Marc Hirschi (UAE Team Emirates XRG ke Tudor Pro Cycling Team)
Marc Hirschi membuat langkah mengejutkan dengan bergabung Tudor Pro Cycling musim ini.
Empat tahun berseragam UAE Team Emirates, Marc Hirschi tampaknya ingin segera keluar dari bayang-bayang Tadej Pogacar. Hirschi dan Pogacar memiliki rentang karier yang sama. Mereka sama-sama berusia 26 tahun. Pembedanya ialah Pogacar lebih mendapatkan sorotan. Sedangkan, Hirschi seringkali tertutup kilau Pogi.
Hirschi meraih 21 kemenangan selama bergabung dengan supertim asal Timur Tengah ini. Sebagian besar kemenangannya diraih dalam balapan one day. Musim 2024, pembalap Swiss ini menyumbang dua gelar balapan WorldTour UCI, Bretagne Classic dan Donotia San Sebastian Klasikoa.
Kini, Hirschi memperkuat ProTeam UCI, Tudor Pro Cycling Team. Ia dikontrak selama tiga tahun ke depan. Kepindahannya ke tim kasta kedua ini membuatnya menjadi pembalap utama. Dan mungkin ia akan mendapatkan peran lebih besar lagi.
2. Ben O'Connor (Decathlon AG2R La Mondiale Team ke Team Jayco AlUla)
Ben O'Connor memilih pulang kampung membela tim asal Australia, Jayco AIUIa.
Runner up balapan GrandTour Vuelta a Espana 2024 ini memutuskan hijrah ke tim baru, Team Jayco AIUIa. O'Connor diproyeksikan untuk menggantikan peran Simon Yates yang pergi ke tim lebih besar Visma Lease a Bike.
Kehadiran O'Connor ke Team Jayco AIUIa tentu akan memberikan efek besar bagi tim. Terlebih tim ini sedang memperjuangkan status WorldTeam UCI untuk akhir musim 2025.
Alasan lainnya ialah faktor kedekatan emosional. Seperti diketahui, O'Connor dan Team Jayco AIUIa sama-sama berasal dari Australia.
"Menjadi seorang pembalap Australia yang meraih GC, pergi ke tur dengan tim Australia. Saya pikir ini akan menjadi hal menarik untuk balap sepeda Australia," ungkap O'Connor.
3.Maxim Van Gils (Lotto Dstny ke Red Bull-BORA-hansgrohe)
Maxim van Gils membelot dan kini membela Red Bull-BORA-Hansgrohe.
Drama terbesar dalam musim transfer musim ini diciptakan Maxim Van Gils. Pembalap Belgia ini memaksa melakukan pemutusan kontrak dengan timnya Lotto Dstny untuk berpindah ke lain hati, Red Bull-BORA-hansgrohe.
Tidak ingin memperpanjang drama, pihak Lotto Dstny pun mengamini keinginan Van Gils. Meski kontraknya masih kadaluarsa 2026 medatang.
4. Diego Ulissi (UAE Team Emirates XRG ke XDS Astana Team)
Segudang pengalaman Diego Ulissi diharapkan membantu XDS Astana Team bertahan di kasta WorldTeam UCI.
XDS Astana Team berambisi mempertahankan status tim WorldTeam UCI atau finis di 18 besar klasemen. Namun, laju mereka cukup sulit karena harus memulai musim 2025 dari posisi ke-21.
Oleh karena itu, mereka membutuhkan pembalap senior yang membantu membagi pengalaman. Pilihannya pun jatuh kepada Diego Ulissi. Eks pembalap dari tim terbaik UAE Team Emirates XRG.
Sepanjang karirnya, ia meraih delapan kemenangan etape di Giro d'Italia.
5. Thomas Pidcock (INEOS Grenadiers ke Q36.5 Pro Cycling Team)
Thomas Pidcock membuat keputusan berani dengan bergabung dengan tim kasta kedua, Q36.5 Pro Cycling.
Berada di usia emas, keputusan Thomas Pidcock turun kasta menuai perdebatan. Pembalap Inggris ini meninggalkan Ineos Grenadiers untuk tim kasta kedua Q36.5 Pro Cycling.
Godaan uang dan gaji besar jadi alasan paling realistis. Kabarnya Pidcock akan dibayar lebih besar dari yang didapatkan di tim lamanya. Nilainya lebih dari 3 juta euro per tahunnya.
Angka mewah tersebut mungkin dipenuhi oleh Q36.5 Pro Cycling Team karena keterlibatan miliarder Afrika Selatan, Ivan Glasenberg.
6. Simon Yates (Team Jayco AlUla ke Visma Lease a Bike)
Kehadiran Simon Yates membuat komposisi tim Visma Lease a Bike kian ideal.
Kegagalan mengganggu dominasi UAE Team Emirates dan Tadej Pogacar selama 2024 membuat Visma Lease a Bike berbenah. Mereka menggaet beberapa pembalap untuk mempertebal support kepada Jonas Vingegaard.
Salah satunyanya ialah Simon Yates. Pembalap Inggris ini memiliki segudang pengalaman. Salah satunya ialah juara Vuelta a Espana pada 2018 silam. Ia juga pemenang enam etape Giro d'Italia.
Selain Yates, Visma Lease a Bike juga telah merekrut Axel Zingle dan Victor Campenaerts.
7. Julian Alaphillppe (Soudal Quick-Step ke Tudor Pro Cycling)
Julian Alaphillippe mengikuti jejak Marc Hirschi untuk bergabung dengan Tudor Pro Cycling.
Peraih dua gelar juara dunia Julian Alaphillippe mengakhiri masa bakti selama 12 musim di Soudal Quick-Step pada 2024. Ia memutuskan pindah ke tim kasta kedua Tudor Pro Cycling untuk tahun depan.
Kepergian Alaphillppe dari tim asal Prancis ini disebabkan dengan hubungan yang memburuk dengan manager tim, Patrick Lafevere.
Di klub barunya, Alaphillppe akan mendapatkan porsi besar. Kemungkinan besar ia akan ditunjuk sebagai pimpinan tim.
8. Alex Aranburu (Movistar Team ke Cofidis)
Alex Aranburu diproyeksikan menggantikan Alex Zingle yang berlabuh ke Visma Lease a Bike.
Alex Aranburu telah menandatangani konrak berdurasi tiga tahun bersama Cofidis. Cyclist Spanyol ini jadi pilihan Cofidis dalam proses perombakan besar tim tahun ini.
Aranburu diproyeksikan menggantikan peran Alex Zingle yang pindah ke Visma Lease a Bike.
"Ini adalah kesempatan besar dan saya akan beradaptasi, saya senang dengan kepercayaan yang diberikan Cofidis," kata Aranburu.
Sejak naik tingkat ke balapan WorldTour dengan Astana, Aranburu telah mengoleksi delapan kemenangan. Termasuk kemenangan di etape balapan Basque Country pada 2021. (Mainsepeda)