Karisma tanjakan Wonokitri pada signature event Mainsepeda, Bromo KOM, dikenal sangat istimewa. Bahkan karakteristik tanjakannya sulit ditemui di tempat lain. Alasan tersebut yang membuat KnockHouse Chop Chop (KHCC) kepincut. Komunitas asal Singapura ini pun telah mendaftarkan 30 anggotanya untuk berpartisipasi pada Bromo KOM 2025, 17 Mei mendatang.
Tanjakan Wonokitri jadi menu utama di setiap event Bromo KOM. Memiliki pola tanjakan yang konsisten naik dalam lintasan memanjang sejauh 25 Km. Minim jalur flat atau menurun hanya untuk mengambil napas. Menciptakan sensasi "push the limit" bagi para cyclist yang mencicipinya.
Sensasi itulah yang menimbulkan rasa adiksi. Tak ayal event ini pun diklaim sebagai "Naik Hajinya" cyclist di Indonesia.
"Tanjakan Bromo KOM ini beda, karena tidak ada bonusnya. Makin curam, makin curam. Intensitasnya terus naik. Di Asia, jarang ditemui," kata Founder sekaligus Ketua KHCC, Glenn Marron.
Baca Juga: Santos Tour Down Under 2025, Etape 2: Back To Back Kemenangan Sam Welsford
"Tanjakannya mirip Inthanon (Thailand) atau Wuling di Taiwan, tapi di sana masih ada bonusnya sedikit," timpal Sudarmanto Wahyuaji, salah satu member KHCC.
Terlepas dari rute yang menantang, KHCC juga sangat puas dengan penyelenggaraan event Bromo KOM. Awalnya terdapat empat ekspatriat Indonesia di Singapura yang menjajal Bromo KOM 2020. Kala itu, KHCC belum terbentuk.
Sekembalinya ke Negeri Singa, julukan Singapura, memori Bromo KOM ternyata sangat membekas. Keikutsertaan mereka sempat terhadang pandemi COVID-19. Namun, Bromo KOM 2023 sejumlah cyclist KHCC kembali ambil bagian.
Dan sekali lagi, mereka mendapatkan kesan yang baik. Hal ini membuat anggota lain ingin ikut menjajal segmen pendakian Wonokitri yang terkenal itu. Semakin banyak tiap tahunnya. Walhasil, 30 member KHCC mendaftar untuk Bromo KOM 2025.
"Ini sebetulnya beranak-pinak, dan tahun ini terbanyak. Tiap kali pergi itu feedback-nya bagus, well organized, sangat solid, jalurnya steril dari Surabaya ke Pasuruan. Dan ketika pulang selalu ada cerita sehingga yang lain tertarik," jelas Glenn.
KHCC adalah komunitas yang berisi para ekspatriat Indonesia di Singapura. Lahir pada 9 November 2021 lalu. Komunitas ini dibentuk oleh Glenn dan rekannya Rinaldi. Ide timbul karena tidak adanya komunitas yang mewadahi para pecinta sepeda Indonesia.
Semakin lama, semakin berkembang. Komunitas ini akhirnya tidak hanya berisi WNI. Ada pula pesepeda dari negara lain yang turut bergabung. Dari Singapura, Malaysia, hingga Myanmar. Pengikutnya kini mencapai 90 orang. Namun, 40-an cyclist yang terdaftar secara resmi.
Sedangkan, Nama KnockHouse sendiri diambil dari sebuah kafe yang biasanya menjadi titik kumpul para cyclist. Lokasinya berada tepat di tengah Singapura. Sangat strategis.
Baca Juga: Misi Kejar Ujian Sekolah Hingga Enjoy Rute EJJ 2025
KHCC tak hanya jadi ajang kumpul. Tapi Glenn juga menekankan para anggotanya untuk selalu meningkatkan kemampuan bersepedanya. Salah satunya ialah mengikuti event-event sepeda di berbagai negara. Bahkan anggota KHCC harus mengumpulkan poin dengan mengikuti race. Minimal enam poin setahun. Bromo KOM menjadi salah satu event yang menghasilkan poin tersebut.
"Kiblat performance encorage itu ikut race. Jago di grup kita, belum tentu di luar. Hal-hal seperti ini yang bikin semangat latihan," jelas Glenn.
Jadwal latihan rutin KHCC ialah setiap Selasa, Kamis, dan Sabtu. Menu latihan untuk hari kerja adalah satu jam bersepeda dengan jarak 40-an Km. Sedangkan, akhir pekan akan diisi fondo minimal 100 Km. Khusus berlatih jelang event, intensitasnya akan ditambah. (Mainsepeda)