Belum Setahun Gowes, Berani Nantang Juara EJJ

Belum genap setahun mengenal olahraga sepeda, Hadi Subroto sesumbar menantang Zidan Attala Nouval Hidayat di ajang East Java Journey (EJJ) 2025. Keduanya akan saling adu cepat di kelas Men 39 and Under. Seperti diketahui, Zidan adalah juara East Java Journey (EJJ) 2024 1.500 Km.

Hadi sejatinya ialah seorang pelatih basket berprestasi. Pernah membawa SMA Negeri 9 Surabaya menjuarai DBL East Java Series 2012 silam. Saat ini, ia menangani tim basket SMA Negeri 1 Ponorogo. 

Akan tetapi, basket tak bisa jadi olahraga reguler. Apalagi kala itu ia sedang mengalami obesitas. Potensi cedera lutut menghantui mengingat usianya juga sudah menginjak 35 tahun. Oleh karena itu, bersepeda menjadi opsi terbaik untuk berolahraga.

Bermodal sepeda tua, Hadi mulai gowes. Sebagai permulaan, ia bersepeda 5 Km dan sudah angkat tangan. Tapi, ia tak jera. Keesokan harinya, ia gowes lagi dan mampu menempuh jarak 30 Km. Setelahnya semakin hari, semakin jauh. Bahkan sepeda tuanya harus menerima siksaan, dipancal setiap hari 60 Km PP Ponorogo-Madiun hingga as rodanya patah.

Sepeda onthel tua yang menemani Hadi mengawali kebiasaan bersepedanya.

"Saya dimarahin orang bengkel karena sepeda tua dibuat PP 60 Km setiap hari. Kemudian ada teman yang lihat saya sepedaan terus dipinjemi sepeda," kata Hadi. 

Dengan sepeda baru, tapi lama itu, Hadi makin gila gowes. Mulai dari gowes ke tanjakan dengan jalanan hancur hingga PP Ponorogo-Surabaya dijalankan. Yang paling epik adalah ia mencoba gowes dari Ponorogo ke Surabaya, tapi melawan arah. Dari Ponorogo ke selatan menuju Wonogiri, lalu ke utara melewati Magelang dan Semarang, menyisir jalur utara untuk tiba ke Surabaya.  

Baca Juga: Mauro Schmid Memenangi Cadel Evans Great Ocean Road Race 2025

Akan tetapi, kesialannya berulang. Sepedanya untuk kedua kali rusak dan harus dipensiunkan. Bearing roda sepedanya rontok ketika sampai Demak. Meskipun begitu, Hadi tetap nekat menggenjot sepedanya sampai Tuban. 

"Sengsara sekali waktu itu. Tetap saya genjot itu. Sampai Tuban saya minta dijemput teman," imbuhnya. 

Rute tersebut merupakan rekor jarak terjauh gowes bagi Hadi. Sekitar 500 Km. Hadi memang punya jiwa kompetitif tinggi. Dan tidak pernah setengah-setengah menjalani sesuatu. Kini ia menantang diri untuk bersepeda tiga kali lipat dari rekor terjauhnya. 

"Gak nekat lagi, gendeng aku mas. Tapi kalau sudah menggeluti sesuatu memang gendeng saya, gak setengah-setengah. Basket tetap nomor satu, tapi sepedaan ini gendeng saya," ungkapnya. 

Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM 2024 menjadi event balap sepeda pertamanya. 

Setelahnya Hadi mulai mempelajari teknik bersepeda secara benar. Dibantu rekan-rekan komunitas dari W2RB Ponorogo dan GCC Surabaya. Ia berlatih hampir setiap hari demi semakin memperbaiki kemampuannya.

"Karena sering ngawur akhirnya banyak belajar, sekarang sepeda sering dicek, sebelumnya dipancal saja karena minim pengalaman. Seiring berjalannya waktu, ngobrol dengan teman GCC, W2RB akhirnya dibantu. Sekarang persiapan sudah mateng, sekarang insyallah sudah paham", kata Hadi. 

Untuk EJJ 2025, Zidan dan Hadi memang disokong GCC Surabaya. Tak ayal keduanya sering berlatih bersama. Tapi, Hadi mengaku siap menjadi pesaing Zidan ketika mengelilingi Jawa Timur pada 10-16 Februari 2025 mendatang. Ia pun menargetkan bisa finis tiga hari. Target paling maksimal adalah 85 jam.

"Kita sendiri-sendiri, kita musuh, tidak ada tarik-tarikan (dengan Zidan)," tutur Hadi. "Saya tanya ke dia, gawe ban piro? Dijawab rahasia, sudah psywar dia," ungkapnya sembari bercanda.(Mainsepeda)


COMMENTS