Beraneka ragam misi para cyclist East Java Journey (EJJ) tahun ini. Sebagian peserta mengejar remedial. Alias, tak ingin lagi gagal menuntaskan tantangan ultra cycling Mainsepeda itu seperti tahun lalu.
Salah satunya ialah Hendi Dwi Permana, cyclist asal Balikpapan. Tahun lalu, Hendi harus tereliminasi karena gagal mencapai batas Cut Of Tim (COT) tepat waktu di lokasi CP 2. Cyclist 38 tahun ini mengalami kecelakaan saat jatuh tergelicir di atas rel kereta api yang licin. Kakinya bengkak, tapi masih mencoba bertahan hingga hari keempat sebelum akhirnya diputuskan Did Not Finish.
Selain itu, ia mengakui kurang disiplin waktu dan barang bawaannya terlalu berat. Hal itu membuat pergerakannya kian lambat.
"Ditambah lagi, barang bawaan jaket jatuh sewaktu bersepeda menuju CP 2 sehingga menambah drama dan membuat mental down," tutur Hendi.
Baca Juga: ICT Tuntaskan 1.194 Km Keliling Taiwan
EJJ 2025, Hendi berkeinginan merubah peruntungannya. Ia kini memutuskan mendaftar EJJ 2025 1.500 Km Men Pair, berpasangan dengan Ahmad Idris. Kesulitan-kesulitan di masa lalu pun akan dijadikan pembelajaran dalam petualangan Hendi kali ini.
"Insyallah bisa lolos under COT dengan bekal pengalaman sebelumnya. Ditambah sekarang ada teman pairing untuk menambah motivasi," imbuhnya.
Hal serupa dirasakan Haenri Sudarendro. EJJ 2024 merupakan pengalaman pertamanya mengikuti evant ultra-cycling. Walhasil, banyak kekurangan ia dapati. Paling krusial ialah mengatur kondisi tubuh, khususnya makanan dan kebutuhan kelistrikan alat-alat elektrik yang harus dibawa.
Kali ini persiapannya cukup matang. Bahkan Haenri mengganti tunggangan agar bisa memasang groupset yang lebih memudahkannya di jalan. Selain itu, pernak-pernik bawaannya pun telah dikondisikan seefisien mungkin.
"EJJ 2024 itu ongkos belajar," ungkapnya. "Setelah EJJ itu, Saya latihan perkuatan ditanjakan, saya juga implementasikan pemilihan perlengkapan tas-tasnya itu, lampu, ganti sepeda."
Tak hanya itu, ia kini juga mempersiapkan diri lebih detail. Seperti mempelajari dan memahami rute EJJ yang akan dilalui. Menyiapkan plan yang lebih terukur sehingga ia bisa lulus tahun ini. Haenri mengaku kesulitan mencari supply makanan di lokasi-lokasi tertentu saat EJJ 2024 lalu.
Baca Juga: Belum Setahun Gowes, Berani Nantang Juara EJJ
Dengan persiapan yang matang, Haenri pun optimis menyelesaikan tantangan EJJ 2025.
"Saat ini persiapan lebih nyaman karena sudah tahu risikonya. Jadi lebih santai. Dan, tentu saja karena ini ibaratnya pencapaian, jadi target kita selesaikan," imbuhnya.
Sementara itu, optimisme yang sama disampaikan Dedi Achmad Zaelani. Ia mengaku gagal menyelesaikan tantangan EJJ 2024 karena adanya keperluaan keluarga. Saat ini, ia mengaku memiliki waktu yang lebih luang.
"Insyallah, waktu lebih luang kali ini. Target podium mungkin sudah tidak ada. Tapi ini sangat luar biasa, seru banget untuk diikuti apalagi menjadi pesertanya. Menyenangkan dan menengangkan," jelasnya. (Mainsepeda)