Tinggal hitungan jam event ultra cycling East Java Journey (EJJ) 2025 kategori 1.500 Km dilaksanakan. Start akan dipusatkan di Surabaya Town Square (Sutos) pada Senin, 10 Februari 2025, pukul 05.00 WIB.
Persiapan terakhir pun telah dilakukan beberapa cyclist. Mulai dari kesiapan fisik, mental, hingga tunggangan mereka. Salah satu yang jadi fokus ialah carbo loading. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan asupan karbohidrat jelang olahraga dengan intensitas tinggi.
Carbo loading biasanya dilakukan 3-4 hari sebelum aktivitas berat. Penambahan asupan konsumsi makanan dengan karbohidrat kompleks. Seperti nasi, gandum, kentang, dan lain sebagainya.
Cyclist asal Madiun, Ony Trismawanto, mengaku menambah intensitas makan besarnya sebagai bentuk persiapan jelang EJJ 2025. Dari kebiasaan dua kali makan besar setiap harinya, ditambah menjadi tiga kali makan besar.
"Kalau persiapan khusus, tidak ada sih. Karena dasarnya suka bersepedaa. Dari sepeda nambah restbar saja dan makan yang dua kali jadi tiga kali sehari," ungkap Ony.
Karbohidrat memang jadi salah satu nutrisi yang penting dalam olahraga ekstrem. Terlebih karbohidrat jadi sumber utama energi tubuh. Efek dari kekurangan karbohidrat ialah kelelahan dan lemas saat berolahraga. Istilah populernya ialah bonking atau nge-bong.
"Biar tidak sampai bonking, terutama males makan karena sudah capek. Saya akan selang seling untuk water break di mini market dan warung atau restoran. Targetnya biar bisa minimal empat kali makan besar sehari pas gowes," ungkap Aditya Wibawa, cyclist asal Tangerang Selatan.
Selain masalah konsumsi nutrisi, Aditya juga mewanti-wanti masalah sadlle sores. Hal ini sering terjadi pada cyclist-cyclist jarak jauh karena luka di daerah selangkangan akibat gesekan saat mengayuh sepeda dalam jangka waktu lama.
Bagi Aditya, saddle sores jadi masalah besar. Salah satu cara menghindari ialah sering ganti posisi duduk, sementara Aditya kurang fleksibel. Posisi duduk cenderung statis sehingga potensi terkena saddle sores semakin besar.
"Paling pakai chamois cream, tapi ini saya suka malas aslinya. Kalau malam pakai obat salep lecet, biar tidak infeksi pakai antiseptik dan bib harus dijaga kebersihannya. Mudah-mudahan kali ini berkurang dikit," ungkapnya.
Baik Ony maupun Aditya, EJJ 2025 akan menjalani debut mereka mengikut event berjarak 1.500 Km. Ony sebelumnya dua kali mengikuti kategori 600 Km di dua edisi EJJ sebelumnya. Sedangkan, Aditya baru pertama kali mengeksplorasi Jawa Timur dengan bersepeda.
Seluruh peserta sudah menerima peta rute perjalanan oleh panitia Mainesepeda. Memberi waktu yang cukup untuk menyiapkan rencana perjalanannya dengan lebih sistematis.
"Targetnya 300-an kilometer per hari kalau memungkinkan. Titik terberak di Pacitan-Trenggalek dan Paltuding. Semoga alamnya bersahabat," tutur Ony.
EJJ 2025 merupakan gelaran bersepeda jarak jauh yang diinisiasi oleh Mainsepeda. Terdapat dua kategori event berdasarkan jarak tempuh, yaitu 1.500 Km dan 600 Km. Setiap kategori memilik batas waktu atau Cut of Time (COT). Untuk kategori 1.500 Km, peserta harus sampai di titik finis sebelum 160 jam. Sedangkan, COT 600 Km adalah 64 jam. (Mainsepeda)