Tak ada target waktu dan tujuan podium bagi Wisli Sagara ketika memutuskan mengikuti East Java Journey (EJJ) 2025. Ia hanya ingin berwisata, menikmati pemandangan indah alam di Jawa Timur. Tak lupa dengan berfoto, mengabadikan momen sembari ngopi santai di sepanjang perjalanan.
"Saya ini lama di foto-foto dan ngopi," kata cyclist yang berdomisili di Bali ini.
Wisli tak terpancang waktu. Ia bahkan memilih menunggu fajar ketika ingin menikmati panorama scenic di rute-rute yang dilewati. Misalnya ketika ia berada di Telaga Ngebel dan saat naik ke Paltuding, Ijen.
Baca Juga: EJJ 2025 1.500: Dwi Trijono Lumpuh, Bangkit, dan Podium!
Salah satu pemandangan yang paling diingat oleh Wisli ketika melintasi Tegalombo, Pacitan. Ia menggambarkannya seperti sedang berada di luar negeri. Pemandangan perbukitan dengan sungai mengalir diantaranya tampak mengagumkan bagi Wisli. Semakin cantik karena ketika ia melewatinya masih ada kabut.
Meskipun demikian, ia tetap sanggup finis podium ketiga di kelas Men 40 and Up. Wisli tiba setelah melewati perjalanan 1.500 Km dengan catatan waktu 129 jam 21 menit 56 detik.
"Dari ekspektasi saya, kita ini diajak untuk menikmati experience jalan-jalan. Jadi tujuannya berwisata," imbuhnya.
Ia mengaku EJJ 2025 merupakan event ultra cycling yang memiliki karakteristik komplet. Mulai dari pemandangan indah, tanjakan, rute gravel dan masih banyak lagi. Menambah pengalaman bersepedanya di Jawa Timur.
"Jadi bener-bener pengalaman bersepedanya tuh kaya banget," tutupnya.
Baca Juga: EJJ 2025 1.500 Km: Juara 40 and Up, Dony Meramu “Derita” Baru
Wisli bukan nama baru di dunia sepeda ultra di Indonesia. Ia beberapa kali mengikuti event-event ultra kelas dunia, yakni Paris-Brest-Paris dan The Japanese Odyssey. Ia pun semakin dikenal publik karena menggunakan sepeda bambu dalam setiap gelaran yang diikutinya.
Pembaca dapat memantau peserta EJJ 2025 dengan mengakses live tracker yang ada di banner website maupun Mainsepeda App. Selain itu, ikuti siaran live di Instagram Mainsepeda. (Mainsepeda)