Balapan klasik jalanan berbatu (cobble) pertama di 2025 bertajuk Omloop Het Niewsblad akan digelar akhir pekan ini. Event ini secara turun-temurun menandai pembukaan balapan Spring Classics, deretan balapan bersejarah di Eropa. Walaupun sebenarnya musim semi belum benar-benar dirasakan di Benua Biru.
Tahun ini, balapan Omloop Het Niewsbald akan memasuki usia ke-80. Namun, secara akumulatif balapan ini telah tiga kali gagal digelar. Kendala paling sering ialah cuaca akibat turunnya hujan salju yang lebat di kawasan Flemish Ardennes. Lokasi yang sama dengan jalur yang biasa digunakan event WorldTour lainnya, Tour of Flanders.
Balapan ini sebelumnya dikenal sebagai Omloop Het Volk, nama tersebut berasal dari sebuah surat kabar di Belgia. Namanya berubah pada 2008 karena surat kabar itu diakusisi harian Flemish Het Nieuwsblad. Walhasil, nama event-nya pun ikut berganti.
Baca Juga: Kolom Sehat: Kabur Dulu Yuk!
Pembalap Belgia Jean Bogaerts adalah pemenang pertama Omloop Het Nieuwsblad. Setelahnya pembalap-pembalap tuan rumah terus mendominasi perlombaan. Hanya 20 pemenang dari luar Belgia, termasuk Jan Tranik asal Slovenia yang memegang status juara bertahan.
Dari sisi rute, balapan ini akan melaju di jalur sepanjang 197 Km dari Ghent ke Ninove. Awal balapan relatif tenang dengan rute flat. Namun, kilometer ke-56 jadi lokasi dimulainya tantangan sesungguhnya. Jalanan berbukit dengan jalur cobble akan membuat persaingan menjadi seru. Terdapat empat sektor berbatu, empat tanjakan, dan satu sektor berbatu yang menanjak. Semuanya berurutan dalam jarak relatif berdekatan.
Segmen penentuan terakhir ialah Muur de Geraardsbergen, dengan jarak tempuh 15,5 kilometer jelang finis. Jalanan berbatu akan membuat para pembalap kesulitan dan banyak kehilangan waktu. Jika sukses melaluinya, tanjakan Bosberg akan jadi hadangan terakhir sebelum finis 11,5 Km di Ninove.
Tantangan lain ialah faktor cuaca. Suhu 5 derajat diprediksi akan dirasakan para pembalap sepanjang perjalanan. Semakin sulit karena angin dingin yang berhembus dari timur dapat menjadi pembeda dalam balapan.
Absennya Mathieu van der Poel, juara bertahan Paris-Roubaix, membuat kans juara Wout van Aert (Visma Lease a Bike) meninggi. Perlu diketahui, Paris-Roubaix merupakan balapan cobble paling prestisius di dunia. Dan Van Aert, punya kemampuan yang juga mumpuni di jalanan berbatu. Keduanya pun sering bersaing sengit dalam balapan Cyclo-cross.
Meskipun demikian, Van Aert mengaku belum dalam performa terbaiknya usai jeda kompetisi. Ia mengikuti dua balapan non-WorldTour dan hasilnya memang kurang memuaskan. Finis di posisi ke-39 di Clasica Jean (1.1) dan hanya meraih peringkat ketiga di klasemen Point balapan Volta ao Algarve (2.Pro).
"Saya belum cukup kuat," ungkapnya.
Baca Juga: Meniru Pogi Strategi Teranyar Jonas Vingegaard dkk
Penantang Van Aert ialah sprinter terkuat Alpecin-Deceuninck, Jasper Philipsen. Seperti halnya Van Aert, pembalap 26 tahun ini juga masih belum 'panas'. Ia tampil kurang memuaskan di UAE Tour pada Februari lalu, walaupun sempat dua kali naik podium.
Selain itu, pembalap-pembalap all-rounder seperti Jhonatan Narvaez (UAE Team Emirates-XRG) dan bintang Lotto Dstny, Arnaud de Lie, punya kans jadi pengganggu dominasi Van Aert. Keduanya hebat dalam sprint di jalanan flat dan menanjak di jalur miring. (Mainsepeda)
Photo by Getty Images
Data powered by FirstCycling.com