Kolom Sehat: Catakung

Sebelum masuk pembahasan, saya ucapakan selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang manjalankan. Kembali ke laptop, saya kali ini ingin membahas Catakung, singkatan dari cuaca tak mendukung. Tidak perlu Anda cari di Kamus Besar Bahasa Indonesia. Sebab ini singkatan pasti tidak ada, karena baru saya karang beberapa menit sebelum menulis kolom sehat ini.

Salah satu hal yang mempengaruhi mood bersepeda adalah keadaan cuaca yag terjadi saat kita bersepeda. Cita-cita pesepeda itu biasaya suasana mendung. Mendung yang tidak berpetir dan awet. Kalau sampai hujan pun milih yang shower, airnya lembut. Jalan tidak sampai menjadi licin. Badan nggak sampai kuyup alias klebes, tapi suhu tetap adem.

Atau beberapa menyukai hujan, setinggi apa curah hujan yang diharapkan tiap pribadi beda-beda. Yang penting pandangan jangan sampai terbatas. Selain itu, hujannya jangan sampai berhenti dan tiba-tiba menjadi panas. Sebab kondisi itu akan bikin badan nge-drop banget.

Baca Juga: Peter Sagan Mendadak Nge-Dance

Sayangnya cuaca ini bukan seperti air conditioner mall atau kamar Anda. Di mana Anda yang punya remote control, yang bisa mengatur sedingin apa udara yang Anda harapkan. Cuaca sering berubah-ubah. Meski ramalan cuaca kebanyakan benar, tapi adakalanya ramalan ini luput. Namanya aja ramalan, bukan kepastian.

Demikian juga dengan cuaca hujan, kadang sebentar, kadang lama. Dan, akhir-akhir ini hujan sering mengajak bolo atau temannya. Kadang dia ngajak si longsor atau ngajak si angin. Tapi yang terjadi sekarang ini dia ngajak saudara-saudaranya sekaligus. Paling tidak ini yang terjadi di daerah sekitar Bekasi dan Bogor, yakni Banjir.

Tinggi debit airnya sampai di bawah genteng. Bukan lagi di atas paha orang dewasa, tapi di bawah genteng rumah satu lantai. Luapan Sungai Cileungsi dan Cikeas membuat 30 perumahan di sana terdampak banjir.

Banjirnya parah, saya suka sepedaan ketika hujan, kadang ada banjir sedikit paling 5-10 cm. Tapi, kalau keadan seperti sekarang ini di Bekasi, hanya sepeda air yang bisa lewat, menurut saya. Itupun kalau nggak terseret arus.

Baca Juga: Pogi Buka Kans Beraksi di Paris-Roubaix

Warga harus dievakuasi. Mengevakuasi anak kecil dan balita perlu effort lebih karena mereka lebih rentan. Makanan pun sulit didapat. Warga yang daerahnya tidak terdampak, aktif memberi bantuan pada mereka yang terdampak. Ternyata masih banyak orang baik di dunia ini.

Setelah beberapa hari banjirnya sudah surut. Lumpur tebal di mana-mana. Proses pembersihan pun tidak mudah. Semoga hal ini cepat selesai dan yang lebih penting curah hujan tidak sampai membuat bajir seperti itu lagi.

Apakah benar banjir seperti ini tak terelakkan? Para ahli yang lebih tahu jawabnya. Tugas kita sebisa mungkin meminimalisir peran kita dalam mendatangkan banjir. Paling tidak jangan penuhi kali, selokan, dan saluran air dengan sampah. Bila nanti sudah buntu, maka orang banyak yang merasakan akibatnya. Semoga cuaca ekstrem ini segera berlalu. Sekian.(Johnny Ray)


COMMENTS