Setelah pertarungan hampir 300 Km, gelar juara edisi ke-116 Milan-San Remo akhirnya menjadi milik Mathieu van der Poel (Alpecin-Deceuninck). Pembalap Belanda itu mengalahkan Filippo Ganna (Ineos Grenadiers) dan Tadej Pogacar (UAE Team Emirates-XRG) dalam adu sprint terakhir menuju titik finis di San Remo pada Sabtu, 22 Maret 2025.
Balapan diprediksi akan sangat sengit. Pogacar berambisi meraih kemenangan setelah gagal juara dalam empat partisipasi sebelumnya. Oleh karena itu, Pogi, sapaan Pogacar, mulai melancarkan serangan sejak dini ketika berada di lereng Cipressa. 25 km jelang finis. Hanya Ganna dan Van der Poel yang mampu bertahan dari serangan tersebut. Keduanya terus mengekor laju sang juara dunia road race itu.
Serangan lanjutan dilancarkan Pogi membuat Ganna sempat tercecer, tapi tidak dengan Van der Poel. Keduanya terus bersaing ketat saat memasuki turunan berkelok menuju San Remo. Namun, penurunan tempo kecepatan membuat Ganna kembali mampu mengejar dua kompetitornya itu.
Baca Juga: Barong Cycling Team Punya Quickie, Foreplay, hingga Climax Ride
Dalam sprint terakhir, Van der Poel benar-benar mendominasi. Ia berada di posisi terdepan sejak 500 meter sebelum finis dan Pogacar maupun Ganna tidak mampu mengejarnya. Van der Poel meraih kemenangan keduanya di balapan Milan-San Remo. Sebelumnya ia meraih gelar juara di balapan monuments classic tersebut pada 2023 lalu.
Ganna merebut posisi runner up. Sedangkan, Pogacar harus kembali menuai kecewa usai meraih posisi ketiga seperti halnya pencapaian musim lalu.
Pogacar, Van der Poel, dan Ganna usai melintasi pendakian Cipressa.
"Ini sulit dipercaya," kata Van der Poel dalam wawancara pasca-balapan. "Saya fokus untuk mencoba meraih kemenangan, tetapi kami tahu bahwa Tadej (Pogacar) akan sangat kuat. Awalnya sangat buruk karena hujan dan dingin, tetapi ketika kami tiba di pantai, saya merasa semakin baik," ungkapnya lagi.
Van der Poel menyebut ia hampir kewalahan menghadapi Pogacar pada pendakian terakhir di Poggio. Beruntung, ia mampu bertahan sehingga mampu mengalahkan Pogacar dalam rute turunan dan flat menuju finis.
"Saya tahu Tadej adalah yang terkuat di tanjakan. Saat di Cipressa, dia tampil mengesankan. Setelahnya saya berapa di puncak Poggio bersama Tadej. Saya tahu dia akan mencoba menjatuhkan saya, tetapi saya merasa kuat. Saya berharap saya bisa membalas, tetapi dia cukup kuat untuk mengejar saya," jelas Van der Poel.
Baca Juga: Komunitas Sepeda Surabaya Gobar Sembari Berbagi, Bertajuk Kurir Kebikean
Balapan Milan-San Remo memang didominasi jalur datar yang membuat pembalap-pembalap sprinter lebih diuntungkan. Sedangkan, Pogacar merupakan cyclist bertipikal climber. Hal ini membuat misi meraih juara di Milan-San Remo sangat sulit dicapai bagi Pogacar.
Meskipun demikian, aksi pembalap 26 tahun kali ini semakin menunjukkan potensi besarnya untuk mempertahankan gelar Tour de France tahun ini. Ia sanggup bersaing dengan para sprinter di rute jalan datar Milan-San Remo dan masuk podium. Sejauh ini, Pogacar mengawali musim dengan sempurna dengan dua gelar WorldTour, Strade Bianche dan UAE Tour.
Di sisi lain, performa apik Van der Poel membuatnya diperhitungkan kembali untuk masuk menjadi pesaing sulit bagi Pogacar di balapan-balapan selanjutnya. Keduanya dijadwalkan akan kembali bertemu pada balapan E3 Saxo Classic pada 28 Maret mendatang. Pada balapan tersebut, Van der Poel berstatus juara bertahan. (Mainsepeda)
Results powered by FirstCycling.com