Berbagai macam sepeda digunakan di even Tour de Ambon Manise, 17-19 November lalu. Ada yang menggunakan sepeda mountain bike (MTB), ada yang menggunakan sepeda lipat (seli), tapi mayoritas menggunakan road bike. Di even inilah, meski berbeda sepeda, tapi tetap satu tujuan yaitu kebahagiaan bersepeda yang sungguh terpancar.
Siapa saja dan sepeda apa yang mereka gunakan untuk merasakan asyiknya bersepeda di Pulau Ambon dan Pulau Seram selama tiga hari? (mainsepeda)
Pinarello Dogma K8S - Marga Yanto
Sepeda unik road bike bersuspensi, Pinarello K8S dipercaya Marga Yanto untuk memberikan kenyamanan bersepeda. “Saya tidak tahu medan gowes di kepulauan Maluku, dan saya beruntung pakai K8S ini jadi nyaman banget karena ada suspensi belakang,” tukas warga Kelapa Gading Jakarta.
Crank 50/34 Dura Ace dipadukan dengan sproket Ultegra long cage untuk mengakomodasi sproket 11-40 memutar wheelset karbon Reynolds. Diakhiri stem Most dengan handlebar MTB karbon.
Bianchi Infinito CV - Helen Widjaja
Mengandalkan Bianchi Infinito CV, Helen sangat menikmati rute Tour de Ambon Manise. “Sepeda ini nyaman banget. Digeber di flat oke banget. Dipakai nanjak ringan dan responsif,” bilang pengguna seatpost reparto corse SL-K dan stem PLT Pro.
Dipadukan dengan grupset Ultegra dan wheelset Zipp 302 disc brake, Helen percaya diri kala melibas turunan. “Beberapa turunan di Pulau Ambon dan Pulau Seram sangat curam. Tapi saya yakin dengan rem disc brake pasti lebih aman dan pakem,” tukas pengguna sadel Prologo ini.
Lynsky 345 Limited Edition - Thie Hong Peng
Turing jarak jauh paling nyaman menggunakan sepeda titan. Itu prinsip Thie Hong Peng, anggota UNCC Surabaya. Apalagi bersepeda di luar Jawa yang harus travelling. “Tidak takut frame rusak saat masuk koper atau saat diparkir di venue,” tukasnya.
Grupset Dura Ace dengan sproket 32 dipasang menggerakan wheelset Fulcrum Competizione. Pengendalian stem dan handlebar pakai produk Enve. Meskipun sepeda titan relatif lebih berat daripada sepeda berbahan karbon, Hong Peng sanggup menjadi yang pertama mengalahkan 69 cyclist yang ikut lomba sejauh 30 km di Tour de Ambon Manise. “Ternyata sepeda titan mantap juga dipakai balapan,” tuturnya bangga dan bahagia.
Ibis Tranny - Sonny Stenly Sompie
Penggemar berat sepeda MTB ini sangat bersyukur karena kombinasi crank – sproket MTB sangat membantu menaklukkan medan Tour de Ambon Manise.
Frame Ibis Tranny dipadukan dengan grupset Shimano XT 3x10. Sengaja untuk even di Maluku ini, Sonny mengandalkan wheelset Mavic Cross Ride 650B. “Saya ganti ban kecil yaitu Schwalbe 27.5 x 10 agar bisa mengimbangi road bike. Sekaligus fork diganti XLR8 Carbon tanpa suspensi,” bilang Group Head Corporate Branding & Functional Unit BNI46 Jakarta.
Pengendali menggunakan stem dan handlebar 3T dipadukan seatpost dan sadel produk Kore. "Saya merasa nyaman bersepeda karena tidak harus membungkuk seperti road bike, tapi kombinasi gir dan wheelset setara kemampuan road bike," bangganya.
Wdnsdy AJ1 Edisi KGB – Lauw Jansen
Sebagai satu-satunya perwakilan komunitas Kelapa Gading Bikers (KGB) Jakarta di even Tour de Ambon Manise, sepeda Wdnsdy AJ1 milik Jansen sangat mencolok. Dengan warna hijau khas KGB.
Jansen menggunakan grupset Ultegra dipadukan wheelset DTSwiss. Seatpost Time dan sadel Selle Italia. “Baru pertama kali gowes di Ambon dan saya rasakan sepeda ini responsif untuk nanjak. Manuver di tikungan saat turunan juga anteng karena frame ini stiff. Dipanteng di jalanan flat juga enak,” tutur Jansen yang berasal dari Jakarta ini.
Specialized Tarmac SL6 – Putri Noer Cholifah
Wanita kelahiran 1989 ini termasuk salah satu cyclist yang kuat dan sanggup menyelesaikan rute sejauh 236 km selama tiga hari. Mengandalkan Spez Tarmac SL6, Putri mengaku lebih ringan dan nyaman dibandingkan sepeda miliknya sebelum Tarmac ini.
Pejabat Kainduk Cipularang Korlantas Polri ini menggunakan grupset Ultegra. Ditopang wheelset alloy produk Roval. Seatpost, stem dan handlebar menggunakan produk Specialized.
Tyrell FX – Baron Martanegara
Berbeda dengan lainnya, Baron mengandalkan sepeda lipat (seli) untuk gowes di Tour de Ambon Manise. “Pake Tyrell ini masi oke bisa mengimbangi road bike karena grupset bisa diganti,” tuturnya.
Menggunakan Shimano 105 dengan wheelset Tyrell dan dikendalikan oleh stem serta handlebar milik Tyrell. “Dengan ukuran ban 20 inchi dan grupset milik road bike, saya tidak merasakan handling berbeda dengan road bike. Malah lebih enakan Tyrell karena ban dan bodi kecil jadi bisa lebih responsif terutama di tanjakan,” tutur warga kawasan Cilandak, Jakarta Selatan ini bangga.
Dynatek – Hengki Setiawan
“Sepeda ini sangat historis untuk saya. Saya mendapatkan sepeda ini dari almarhum Verian Utama, seminggu sebelum menjadi korban meninggal jatuhnya pesawat Lion Air,” tuturnya sedih.
Meskipun sangat jarang latihan sepeda, Hengki bertekad harus menyelesaikan semua etape selama tiga hari Tour de Ambon Manise. “Saya akan selesaikan even ini dengan sukses demi almarhum,” tekad pengusaha asal Jayapura ini.
Hengki mengandalkan grupset Shimano Ultegra dan ditopang wheelset Tech. Sedangkan pengendali dipercayakan stem, handlebar juga merek Tech. Sekaligus seatpost.
Colnago C-RS – Rizka D Febri
Jangan ragukan kemampuannya. Meski baru bersepeda selama dua tahun, tapi sudah menaklukkan tanjakan – tanjakan di Tour de Ambon Manise dengan mudah.
“Saya sangat cocok dengan Colnago ini. Saya tidak kalah dengan teman-teman lain yang pakai sepeda merek lain,” bangga wanita yang berprofesi sebagai Bamin Korlantas Polri ini.
Wanita berpangkat Bripda ini cukup pakai grupset Shimano Tiagra menggerakan wheelset Mavic Aksium. Sedangkan stem comot Deda Zero memegang handlebar RHM02.
“Seatpost dan sadel masih pakai bawaan Colnago,” tukas Rizka yang bertinggi badan 170 cm ini.