“Prinsipnya semakin kita ikhlas maka semakin banyak rasa suka dan fun yang kita rasakan. Bersepeda itu lebih cepat, hemat, sehat, bahagia, fun, dan satu lagi yang terpenting : bermartabat!”
– Toto Sugito, founder B2W dan B2G -
Belum ada internet, belum ada gawai, kehidupan manusia masih saling berinteraksi. Toto Sugito kecil sangat senang bersepeda. “Saya sering menginap di rumah sepupu karena hanya dia yang memiliki sepeda. Jadi saya bisa pinjam untuk belajar,” kenang Toto.
Beberapa waktu kemudian, sang ayah membelikannya sepeda. Tapi kebesaran untuk Toto kecil. “Maklum saya paling bungsu, ada empat kakak di atas saya. Dan ayah berhemat, jadi beli satu sepeda untuk digunakan berlima,” ujar pemilik sepeda hybrid Polygon dengan branding B2W Indonesia.
Tapi tidak berkecil hati, Toto kecil tetap gembira dan mengayuh sepeda itu kemana-mana. Seiring waktu, memori indah masa kecil terus terbawa hingga dewasa. Saat ini, lewat gerakan Bike to Work (B2W) yang diinisiasinya, Toto ingin berkontribusi terhadap masyarakat.
“Saya sangat risau dengan tingkat polusi dan kemacetan Jakarta. Jadi saya putuskan setiap hari ke mana-mana naik sepeda saja. Mobil hanya digunakan weekend saat bersama keluarga,” bilang Toto.
Alhasil, tahun 2004, Toto duduk bersama komunitas MTB Indonesia dan JPG (Jalur Pipa Gas) untuk merancang kegiatan kampanye mengajak masyarakat bersepeda.
“Kampanye pertama kami di bulan Agustus 2004 dan diikuti sekitar 150 peserta,” tutur Toto.
Caranya? Toto bersama kawan – kawan menggunakan pakaian kerja bahkan berdasi mencuri perhatian masyarakat yang terjebak kemacetan di sepanjang Sudirman-Thamrin.
Mereka membawa poster berisi tulisan ajakan seperti “Bintaro-Kuningan 1 jam saja”. Juga pernah bagi-bagi brosur berisi ajakan ayo bersepeda di Bundaran HI.
Setelah itu, bergulir terus kampanye demi kampanye hampir setiap bulan. Di tahun 2005, dibentuklah organisasi B2W secara resmi sehingga ada kepengurusan dan visi misi yang harus dijalankan oleh pengurus.
Toto dan kawan-kawan berpikir keras bagaimana caranya agar kampanye ini bisa berdampak masif dan seluruh Indonesia. Tercetuslah ide untuk mengajak presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk ikut kampanye.
Tahun 2007, B2W bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup mengadakan acara Bicycle for Earth Goes to Bali. Bersepeda dari Jakarta ke Bali berjarak 1.477 km menghadiri even internasional United Nation Climate Change Conference (UNFCCC) di Bali.
Bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
“Alhamdulillah, bapak presiden SBY bersedia ikut bersepeda melepas rombongan itu. Nah, sejak itu, makin masif gerakan bersepeda ke tempat kerja ini,” bangga Toto.
Demi terus menggerakan B2W, pria ramah kelahiran 7 Desember 1963 ini tidak mengeksklusifkan diri dengan mengikuti hanya satu komunitas. “Lebih baik saya mencair, mengikuti semua komunitas. Dengan begitu lebih banyak saudara di mana-mana dan menularkan semangat B2W,” tuturnya berfilosofi.
Mendukung aktifitas bersepeda, saat ini Toto memiliki sekitar 13 sepeda. Bukan untuk gaya-gayaan, tetapi memang disesuaikan kebutuhan hari itu. Misal, saat Toto ada meeting di tempat yang tidak ada bike parking, maka sepeda lipatlah yang digowesnya hari itu. “Biar bisa dilipat dan dibawa masuk ruang meeting,” tutur Toto.
Begitu pula saat harus membawa banyak barang, Marin San Rafael, sebuah city bike yang digunakan hari itu. “Saya biasa datang ke tempat meeting sekitar 30 menit atau satu jam sebelumnya. Jadi bisa membersihkan diri dulu di toilet sebelum meeting dengan klien. Sekedar cuci muka atau mandi apabila memungkinkan,” bilangnya memberi tips.
Marin San Rafael, menurut Toto, adalah sepeda kesayangannya. “Saya jatuh cinta pada sepeda ini saat ke toko Rodalink. Tapi saya tunda dulu membelinya, saya bilang ke petugas Rodalink, jangan dijual ya, suatu saat saya beli. Fotonya saya jadikan wallpaper smart phone dan istri tanya sepeda apa itu. Setelah saya jelaskan, dia manggut-manggut. Eh, dua bulan kemudian, Marin itu udah di rumah jadi hadiah ulang tahun saya dari istri tercinta!” cerita suami drg. Febriana Setiawati ini penuh kegembiraan.
Marin San Rafael.
Dari semua sepeda itu, city bike yang hanya ada 2 unit di Indonesia itu yang paling sering menemani keseharian Toto B2W atau B2G (Bike to Go anywhere).
Di tengah lalu lintas Jakarta yang semrawut, Toto juga sering merasakan kurang nyaman. Sering jalurnya dipotong oleh angkot dan berhenti mendadak. Atau di perempatan traffic light, harus mengambil resiko bertabrakan dengan motor atau mobil yang melanggar lampu merah.
“Sengaja tidak mau berhenti karena berada di jalur yang benar dan lampu traffic light sudah hijau. Saya juga sering menegur pengguna jalan yang melanggar lampu merah. Yang makin menyedihkan, semakin hari semakin banyak yang melanggar. Artinya sudah tidak ada disiplin berkendara di masyarakat,” keluhnya panjang lebar.
Perjuangan ayah tiga anak ini dan teman-teman B2W belum usai. Mereka semakin gencar mengajak komunitas sepeda dan komunitas pejalan kaki untuk memperjuangkan Hak Pejalan Kaki dan Pesepeda sesuai UU No. 22 th. 2009 mengenai lalu lintas dan angkutan jalan. (Mainsepeda)
Toto (kiri) bersepeda bersama Presiden Jokowi (kanan).