Tahun Lalu Topi Merah, Tahun Ini Ganggu Grup Depan

| Penulis : 

Azrul Ananda School of Suffering (AA SoS) melanjutkan tradisi latihan ke Malaysia. Pada 14-17 Februari ini, sebanyak 23 orang ikut lagi program sepeda menanjak di kawasan Cameron Highlands, Pahang Darul Makmur. Kebanyakan adalah peserta lama yang tahun ini ingin “ujian ulang.”

Supaya ada variasi, jadwal rute tahun 2019 ini sedikit berubah, agak lebih berat. Tahun lalu, hari pertama adalah hari santai, gowesnya optional. Tahun ini, tidak ada rest, langsung rute menanjak sejak hari pertama tiba di Malaysia.

“Tahun ini memang diniati lebih berat. Apalagi pesertanya terlihat jauh lebih siap, lebih kuat. Kami ingin lebih kualitas rute dan tingkat suffering alias sengsaranya,” kata Azrul Ananda, yang dijuluki “kepala sekolah” AA SoS.

Seberapa sengsara? Rombongan datang dari tiga penerbangan. Kebanyakan dari Surabaya, banyak dari Jakarta, ada pula yang dari Bali.

Hari itu, Kamis, 14 Februari, semua berkumpul di bandara Kuala Lumpur pukul 11. Semua langsung naik bus, sepeda dan koper langsung masuk lori (truk). Tujuannya adalah kawasan Tapah, Perak, sekitar 195 km dari bandara ke arah utara.

Di Tapah, di rest area, rombongan makan siang sekitar pukul 14.00. Kemudian berhenti di kawasan kantor pengelola jalan tol, di jalan keluar tol. Di sana semua turun, lalu merakit sepeda.

Panasnya luar biasa, mendekati 40 derajat Celcius. Juga sangat lembab. Merakit di bawah panas, walau beberapa mampu menemukan pohon dan area terlindung.

Sepeda selesai dirakit, semua ganti pakaian. Kompak mengenakan seragam 5AM warna pink buatan SUB Jersey. Warna yang pas karena ini termasuk gowes Valentine’s Day.

Pukul 14.45, setelah doa bersama dipimpin Dewo Pratomo, rombongan berangkat. Rute sore itu: 58 km menuju Tanah Rata, kota wisata di Cameron Highlands. Terus menanjak, total elevation gain-nya mencapai 1.400 meter-an.

Walau tergolong berat, hari itu tidak “digas” nonstop. Berhenti di km 21, di Lata Iskandar, air terjun yang menjadi tujuan wisata populer. Minum kelapa muda, lalu foto-foto bareng di sana.

Dari sana, menanjak lagi sejauh 25 km menuju kota kecil Ringlet. Berhenti di sebuah SPBU, untuk minum, isi air.

Kemudian, fase terakhir, melaju lagi 12 km menuju tanah rata. Empat km awalnya turunan dan datar, lalu menanjak sekitar 8 km.

Sekitar pukul 18.30, rombongan depan sampai di Tanah Rata. Rombongan lainnya sampai hotel sekitar pukul 19.00.

Hari itu, rombongan ini mulai kelihatan “urutan kekuatannya.” Yang mengejutkan, ada dua peserta yang unjuk kemampuan “baru.” Yaitu Jimmy "Ajie" Chandra Pangalila dan Fuad Supriyadi Soemedi.

Tahun lalu, keduanya sudah pernah ikut. Namun waktu itu masih tergolong pemula, sehingga sering ketinggalan di belakang.

Walau sering ketinggalan, keduanya sangat niat. Harus selalu finis, tak peduli walau paling belakang. Sebagai penghargaan, keduanya tahun lalu mendapat penghargaan Lanterne Rouge alias topi merah.

Tradisi topi merah itu muncul dari Tour de France. Yaitu gelar untuk pembalap yang finis paling belakang. Ini termasuk paling terhormat, karena mampu finis walau paling belakang.

Tahun ini, Ajie dan Fuad benar-benar menunjukkan hasil latihan selama setahun. Ajie bahkan mampu menempel rombongan depan. Fuad tak jauh di belakang rombongan depan.

“Sepulang dari training camp Malaysia tahun lalu saya latihan lebih intens lagi. Saya sering gowes ikut even yang banyak rute menanjaknya . Lalu sering juga latihan ke Sentul dan KM 0. Ditambah dengan indoor trainer dengan program Zwift," tutur Ajie.  

“Saya sudah tahu medan tahun ini. Jadi saya lebih berani push diri saya. Selain itu setiap weekend saya pasti gowes endurance 100 km ke Sentul dan KM 0. Lalu weekdays saya gowes 50 km dalam kota saja. Porsi latihan saya tambah sebulan sebelum keberangkatan ke Malaysia 2019 ini menjadi pagi dan sore," tukas Fuad yang berprofesi sebagai dokter ini.

Jimmy "Chandra" Pangalila.

Malam itu, pukul 20.00 rombongan menikmati makanan hangat khas Cameron Highlands: steamboat. Setelah itu langsung istirahat, karena rute-rute lebih “sengsara” siap menyambut pada Jumat dan Sabtunya… (mainsepeda/bersambung)

 Foto : Dewo Pratomo

 

Populer

Pendaftaran Mulai Besok, EJJ 2025 Menawarkan Spot Baru 
Ladies Baja CC, Diracuni Bapak-Bapak Baja CC
Inilah Rute Journey To TGX 2024, Jarak Sama COT Bertambah
Alur Pendaftaran Cyclist Internasional Mainsepeda EJJ 2025
Kolom Sehat: Anti Social-Social Ride
Kado Pensiun Cavendish: Menang di Singapore Criterium
Super Magnesium; Material Pesaing Karbon?
Kenapa Harus Pakai Clipless Pedal (Tips Memakai dan Memilih Pedal)
Kolom Sehat: Meri, tapi Bukan Anak Bebek
Cyclist Muda Muriel Furrer Meninggal Dunia Akibat Kecelakaan Fatal