Lebih Dari Sekadar 12-Speed

| Penulis : 

Awal tahun 2019, dimulai dengan era baru grupset. Produsen grupset asal Amerika, SRAM meluncurkan seri terbarunya, SRAM Red eTap AXS 12-Speed di Indonesia. Jakarta, Bandung, dan Surabaya jadi pilihan perkenalan grupset ini.

Tanggal 9 Februari, bertempat di Cyclo Coffee di kawasan SCBD Jakarta dan keesokan harinya, 10 Februari di Yumaju Coffee di Bandung. Dan terakhir di Surabaya, 23 Februari di Wdnsdy Café Surabaya Town Square.

Hampir semua cyclist yang menghadiri launching SRAM Red eTap AXS 12-Speed di tiga kota ini terkesima dengan grupset baru ini. Karena bentuknya yang berubah total dan memiliki teknologi yang membuat geleng – geleng kepala.

Albert Cahyadi, product manager SRAM Indonesia, distributor SRAM di Indonesia ikut melakukan safari ke tiga kota untuk mengenalkan grupset ini.

Launching didahului dengan riding sejauh 20-30 km lalu ngobrol-ngobrol santai pengenalan produk. “Titik berat pengenalan ada pada kombinasi gigi crank dan sproket yang sangat berbeda dengan semua grupset yang beredar saat ini. Juga grupset yang bisa dikontrol dari aplikasi di smartphone,” bilang Albert.     

Nyata sekali lompatan teknologi yang dihasilkan oleh SRAM ini. Sistem peredam rantai yang unik menggunakan cairan di dalam RD juga jadi salah satu andalan SRAM Red eTap AXS 12-Speed ini.

Selain lompatan teknologi, SRAM juga menghilangkan delay tidak responsifnya antara shifter dengan perpindahan gigi sproket. “Di SRAM Red eTap lama ketika kita menekan shifter masih ada sedikit delay perpindahan rantai di sproket. Tapi ini tadi saya merasakan lebih responsif,” tukas Azrul Ananda, yang sempat riding menggunakan SRAM Red eTap AXS 12-Speed yang dipasang ke Specialized Tarmac SL6 Quick-Step Team Edition.

Baca juga : Fitur SRAM Red eTap AXS 12-Speed

Albert juga menambahkan bahwa grupset baru ini tersedia dalam versi rim brake dan disc brake. “Yang versi rim brake akan datang bulan Maret,” tuturnya. Saat ini hanya tersedia adalah versi disc brake yang dilengkapi power meter Quarq maupun yang tanpa power meter. Sesi terakhir, adalah test ride untuk bisa merasakan langsung teknologinya.

“Terasa berbeda putaran kakinya karena kombinasi crank dan sproket yang berbeda. Putaran kaki tidak terlalu banyak berubah waktu pindah gir. Artinya rasio sproket lebih close,” bilang Firman Tendian, pengusaha asal Samarinda.

Arie Rafindo yang sudah menggunakan SRAM Red eTap 11 speed mengagumi respon shifter dan gigi yang lebih sensitif di versi 12 speed ini. “Lebih kontan pindahnya sesaat setelah shifter ditekan,” tutup Arie. (mainsepeda)

Albert Cahyadi saat presentasi di Yumaju Coffee Bandung.

Tim Cyclecorp Surabaya.

 

Populer

Dinamika Transfer Musim Dingin WorldTeam UCI
Giro d’Italia 2025 Mendaki Lima Puncak Gunung
Misi Kejar Ujian Sekolah Hingga Enjoy Rute EJJ 2025
Valentine Day, Kurang Sebulan Lagi 
Pompa Ban Anda sesuai Berat Badan
Pakai Joki Orang Lain di Bromo KOM X, Ronny Kena Diskualifikasi
Marika: Sepeda Harus Selalu Mengikuti Kita, Bukan Sebaliknya
Herbamojo, Suplemen untuk Mendukung Stamina Tetap Prima
Jonas Vingegaard Targetkan Dobel LeTour-Vuelta Musim 2025
Colnago C64; Makin Modern, Masih Tradisional