Cycling ID chapter Riau mewadahi seluruh cyclist di ibukota propinsi Riau. Tapi sepuluh orang cyclist yang menggunakan road bike memisahkan diri dan mengembangkan komunitas Pekanbaru Road bike Community (PRC).
Mereka adalah Dody Suwardi, Prana Sakti, Ishaq, Zulkarnain, Arif Rizky, Dede Ashal, Yudy Utomo, Dwi Azrul, dan Tri Azrul. “Kami memang lebih fokus pada pengguna road bike dan PRC berdiri sejak 5 Maret 2015,” tutur Yudy.
Saat itu, belum banyak pengguna road bike dan belum banyak yang tahu keberadaan PRC. Tapi mereka punya cara unik untuk merangkul anggota. “Ketika bertemu cyclist yang menggunakan road bike di jalan raya, pasti saya datangi dan ajak kenalan lalu ajak masuk ke PRC,” tutur Arif Rizky yang paling getol mencari anggota baru.
Usaha Arif dan kawan-kawan ini membuahkan hasil. Hingga hari ini, anggota PRC sudah mencapai 150 cyclist. Agar tidak boring, program latihan gowes harian pun dibikin berbeda-beda.
“Selasa latihan cadence, Rabu latihan strength, Kamis menu latihan power, dan Jumat latihan berpeloton,” tutur Yudy. Untuk jadwal gowes di hari kerja ini, titik kumpulnya di pos Polisi Gramedia jam 05.40 pagi.
Lantas, sekitar jam 06.40 sudah finis di warung Ikhlas karena mayoritas bekerja. Saat weekend PRC mengadakan long ride. “Hari Sabtu kita sebutnya Joy Ride dengan jarak 100 km dan start dari RTH Kaca Mayang jam 6 pagi dengan tujuan ke wisata sungai dan istana Siak lalu finis di Niki Echo,” bilang Arif.
Sedangkan turing hari Minggu, PRC biasanya menjalani rute antar kota. Biasanya menuju Sumatera Barat. Saat turing hari Sabtu dan Minggu ini, kebersamaan seluruh anggota PRC benar-benar diuji.
Saat ride akan terbagi menjadi tiga kelompok. Yakni grup cepat, grup tanggung, dan grup es tebu. “Disebut grup es tebu karena setiap tikungan akan berhenti untuk minum es tebu atau kopi,” ujar Yudy lantas tertawa.
Meski berbeda kemampuan, tapi seluruh anggota PRC saling mendukung dan mengakomodasi. “Kita di sini mencari saudara bukan persaingan apalagi permusuhan apalagi kita bukan atlet. Maksimal kita saling bully saja,” imbuh Arif.
Salah satu anggota PRC, Anton Fang Wijaya yang mempunyai berat badan di atas rata-rata tapi semangat gowesnya tinggi. Bahkan bisa terus ikut speed peloton pada saat turing long ride. Tapi jangan ditanya ketika di finis, hampir semua makanan dilahapnya habis!
Ada juga anggota PRC yang sangat aktif mengikuti even gowes dimanapun. Namanya Angger Akbar Victoria. “Saya ikut Tour de Bintan, Gran Fondo di berbagai kota, Bromo KOM Challenge, dan lainnya,” bilang mas Q, panggilan akrabnya.
Yang paling modis di PRC? Ternyata bukan anggota perempuan. Tapi Budi Kwok! Budi selalu matching dandanannya dengan sepedanya. Jadi enak dipandang.
Hubungan pertemanan PRC ini tidak hanya terjalin on bike, tapi juga off saddle mereka sering mengadakan gathering sekedar ngopi bareng atau nongkrong bertukar pikiran.
Selain bersenang-senang gowes, PRC juga bisa serius. Sesuai dengan visi PRC bahwa ingin mengembangkan olahraga sepeda dan mengkampanyekan gaya hidup sehat maka PRC mengadakan coaching clinic. Dihadiri oleh anggota maupun komunitas sepeda lain di Pekanbaru.
“Kami pernah adakan coaching clinic bertemakan geometri dengan nara sumber coach Fredy Tutuarima, pelatih PON Riau,” bilang Yudy.
PRC juga serius membuat sebuah even besar. Hebatnya, mereka mengadakan even ini secara mandiri tanpa bantuan even organiser. Tour de Maninjau Singkarak didukung oleh teman-teman dari KGB Jakarta, WCC Jakarta, dan Soewoek Jogjakarta.
Even ini dikuti 150 cyclist yang datang dari Pekanbaru, Jakarta, Jogjakarta, Brunei, dan Malaysia. “Maunya sih even nasional, tapi akhirnya jadi internasional,” bilang Yudy. Tak hanya itu, PRC mengadakan even kedua yakni Tour de Padang yang diikuti 300 cyclist.
“Kami ingin terus berkembang melalui olahraga ini dengan rutin membuat even serta membuat kota Pekanbaru sebagai kota yang ramah untuk sepeda,” tutup Arif. (mainsepeda).