Tanyalah pada Diah Kusumo Dewi, yang akrab dipanggil Dewi soal orientasinya gowes. Menurutnya gowes itu sebagai getaway alias jalan-jalan. Dirinya tidak mementingkan kecepatan. Atau komponen canggih. Atau sepeda yang ringan dan high end. Yang penting Trek Emonda-nya sehat dan bisa jalan-jalan melihat alam Indonesia sudah cukup!

Sejak 2012, Dewi banyak menjelajah Indonesia di atas sepeda. Tak hanya itu, melintas ke negeri seberang dengan sepedapun sudah beberapa kali dilakukan.

“Sensasinya berbeda. Menikmati pemandangan dari atas sepeda dibandingkan dari atas mobil,” bilangnya. Meskipun tinggal di Jakarta, tapi turing jarak jauh di luar Jawa sering diikutinya.

Paling berkesan saat Dewi mengikuti turing Jelajah Papua tahun 2015 silam. Rutenya melewati Sarmi-Bonggo-Sentani, Merauke-Sota (perbatasan RI-Papua Nugini).

Etape pertama yakni Sarmi ke Bonggo sejauh 123 km dan saat memasuki kilometer ke-25, jalanan mulai banyak yang rusak dan Dewi tidak bisa mengendalikan mountain bike Specialized-nya. Sehingga dirinya terjauh dan menimpa Irjen Pol Royke Lumowa akhirnya jatuh bersamaan dan sedikit terluka.

“Tapi kami tidak patah semangat dan masih bisa melanjutkan hingga ke Sota, Merauke,” bangganya. Beberapa waktu kemudian Irjen Pol Royke Lumowo malah diangkat jadi Kapolda Papua Barat.

Dewi dan beberapa teman diundang oleh beliau untuk bersepeda dengan rute Manokwari-Bintuni dalam even Tour de Teluk Cenderawasih di tahun 2016.

Dewi yang memiliki tiga sepeda ini selalu “adil” mengajak sepedanya jalan-jalan. Di rumah ada Brompton S6L, Reach T20, dan Trek Emonda SL5.

“Saya pernah ajak Brompton saat gowes di Bali. Dari Nusa Dua ke Kintamani,” tuturnya. Itupun membuat para lelaki “panas”. Pasalnya, Dewi yang sedang gowes menanjak menuju Kintamani berhasil mendahului para lelaki yang sedang beristirahat di mini market karena kepanasan.

“Mereka dengar suara saya, langsung berdiri dan menggowes sepedanya lagi. Mereka tidak terima disalip oleh perempuan. Pakai Brompton pula,” bilangnya lantas tertawa.

Dewi sangat terkesima dengan pemandangan Indonesia Bagian Timur. Hatinya tertambat di Flores. “Pemandangannya lengkap mulai pegunungan, danau Kelimutu, perkampungan adat Waerebo, hingga pantai Labuan Bajo,” puji Dewi yang pernah mengikuti upacara 17 Agustus di Waerebo dengan suasana hikmat dan sejuk di antara pegunungan.

Menurutnya, Indonesia Bagian Timur itu masih “perawan” jadi masih sepi dan sedikit turis domestik namun banyak turis manca negara yang menikmatinya.

Uniknya, Dewi tidak mempunyai jadwal latihan yang gila-gilaan untuk membentuk endurancenya. Menurut pengakuan warga Jatimakmur, Pondok Gede, Bekasi ini latihan hanya setiap hari Selasa bersepeda selama satu jam mengelilingi Monas bersama teman-teman dari Brompton Monas Cyclist (BMC).

Selebihnya, Dewi melakukan latihan indoor di rumah menggunakan trainer dan threadmill seminggu dua kali. “Makanya saya tidak mau main kecepatan karena harus latihan. Tapi saya bisa betah berlama-lama di atas sepeda,” tuturnya bangga.

Di antara banyak sepeda miliknya, Trek Emonda SL5 yang paling dicinta. Emonda ini menggantikan Specialized Ruby, road bike pertamanya. “Saya seperti falling in love pada pandangan pertama. Bentuknya gagah, warnanya putih bersih dan elegan. Saya beri nama Snowy,” tukas Analis Manajemen Resiko Kredit dan Portofolio PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk.

Saking sayangnya, Dewi tak pernah lupa melakukan perawatan pada Snowy sebelum dan setelah turing. “Sebelum turing pasti saya bawa ke bengkel untuk dicek apa yang perlu diganti apakah ban, rantai atau rem. Dan setel-setel kabel atau lainnya. Memastikan semuanya sempurna untuk turing jarak jauh. Pulangnya juga pasti saya servis ulang dibersihkan semua apalagi jika terkena hujan,” bilangnya.

Impiannya adalah ingin gowes di perbatasan NKRI-Papua Nugini di Jayapura. Juga merayakan 17 Agustus di titik nol Sabang. “Intinya saya semakin cinta dengan Indonesia. Juga saya semakin gemar bersepeda. Selain menyehatkan juga bisa eksplor Indonesia dari sisi yang berbeda,” tutup Dewi. (mainsepeda)

Perjalanan Turing Dewi

1. Jepara - Bandung (Srikandi Indonesia Jilid 2 - 2012)

2. Medan - Padang (Srikandi Indonesia Jilid 3 - 2013)

3. Mamuju - Toraja - Makassar (Srikandi Indonesia Jilid 4 - 2014)

4. Mataram - Doro Ncanga/Kaki Gunung Tambora (Kompas Tambora Bike 2015)

5. Sarmi - Bonggo - Sentani, Merauke - Sota/Perbatasan NKRI-PNG (Kompas Jelajah Sepeda Papua 2015)

6. Singapore - Johor - Singapore (Gowes SINGMAJO 2015)

7. Manokwari - Bintuni (Tour de Teluk Cenderawasih 2016)

8. Bekasi - Solo (Gowes Mudik 2016)

9. Purwokerto - Semarang (Kompas Bike - Jateng Gayeng 2017)

10. Maumere - Labuan Bajo (Kompas Jelajah Sepeda Flores 2017)

11. Jakarta - Lampung (Gowes Keselamatan 2018 BNI - Korlantas Polri)

12. Padang - Jambi (Jelajah Lima Danau 2018)

13. Banjarmasin - Loksado (Tour de Loksado 2018)

14. Surabaya - Yogyakarta (Tour de Pirikan 2018)

15. Sri Amman, Malaysia - Badau (Perbatasan NKRI - Malaysia) - Lanjak, Pontianak (Heart of Borneo 2018)

16. Natsepa - Masohi - Ora Beach - Natsepa (Tour de Ambon Manise 2018)

17. Bekasi - Yogyakarta (BEJO 2018)

18. Batam - Johor - Singapore (Gowes 3 Negara IN-MY-SG 2019)

19. Kupang - Rote - Kupang (Jelajah Rote 2019)

20. Pontianak - Sambas - Aruk (Perbatasan NKRI - Malaysia) - Kuching - Entikong (Perbatasan NKRI - Malaysia) - Sosok - Pontianak (Tour de Borneo 2019)

Populer

Pendaftaran Mulai Besok, EJJ 2025 Menawarkan Spot Baru 
Kolom Sehat: Anti Social-Social Ride
Alur Pendaftaran Cyclist Internasional Mainsepeda EJJ 2025
Cyclist Favorit: Habibie Jebolan EJJ Gowes Sampai ke Mekkah
Sepeda Turing Custom Berdetail Eksotis
Pompa Ban Anda sesuai Berat Badan
Taiwan KOM 2024 Dihentikan Karena Badai
Grupset Rotor 13-speed Ini Bisa Mengubah Dunia!
RIDE Depok Upgrade Level ke SUB-PRO di Tahun Baru
Kolom Sehat: Meri, tapi Bukan Anak Bebek