Rekor kecepatan pecah di ajang gravel paling bergengsi, Dirty Kanza 2019, Sabtu (1/6, Minggu pagi WIB). Dalam balapan melewati jalanan kerikil di Kansas itu, Colin Strickland mampu menuntaskan rute 200 mil atau lebih dari 320 km dalam waktu 9 jam, 58 menit, dan 49 detik.

Strickland, asal Austin, Texas, menjadi orang pertama dalam 14 tahun yang menuntaskan Dirty Kanza dalam waktu kurang dari 10 jam. Dia juga mengejutkan para bintang WorldTour, yang finis di belakangnya.

Colin Strickland.

Strickland, 33, memang pembalap gravel. Juga pembalap fixed gear criterium. Membela Tim Meteor X Giordana, Strickland mengejutkan para unggulan dengan melakukan solo attack sejauh 150 km.

Dia melarikan diri dari kelompok terdepan bukan tanpa perhitungan. Dia dengan jitu menebak arah angin pada 150 km terakhir tersebut.

“Saya mengambil risiko, berharap para pengejar di belakang tidak kompak. Saya tahu saya harus menghadapi headwind (angin dari depan) sejauh (60 km), tapi kemudian saya tahu saya akan mendapat pertolongan tailwind (dorongan angin) hingga finis,” tuturnya.

Di belakangnya, tiga pembalap WorldTour mencoba mengejar. Ada Peter Stetina (Trek-Segafredo) serta Alex Howes dan Lachlan Morton (EF Education First).

Namun, Howes mengalami ban pecah. Morton ikut berhenti untuk menunggu dan menolong. Stetina memutuskan mengejar sendirian. Ketika tancap gas, dia kehabisan energi sekitar 30 km dari finis. Dia pun mencapai garis finis di Emporia, Kansas, sekitar empat menit di belakang Strickland. “Saya harus mengejarnya satu lawan satu, time trial selama empat jam. Salut untuk dia,” puji Stetina, 31.

Morton dan Howes kemudian finis bersama di urutan tiga dan empat.

Empat pembalap terdepan ini semuanya memecahkan rekor waktu tercepat sebelumnya. Yaitu catatan Ted King saat jadi juara Dirty Kanza 2018, 10, jam 44 menit, dan 22 detik.

Sementara itu, di kategori perempuan, juara baru juga muncul. Amity Rockwell, pembalap 26 tahun asal San Francisco, mampu menjadi pemenang dengan catatan waktu 11 jam, 59 menit, dan 53 detik.

Rockwell (Easton Overland Gravel Team) mengalahkan mantan juara Dirty Kanza, Alison Tetrick (Specialized), sejauh sekitar 17 menit.

Amity Rockwell.

Dirty Kanza 2019 merupakan tahun ke-14 penyelenggaraan. Lebih dari 3.000 peserta hadir. Kebanyakan mengikuti kelas paling populer, 200 mil alias 320 km. Lainnya kategori DKXL 350 mil (560 km), 100 mil (160 km), serta 50 mil (80 km).

Di ajang ini, semua start bersama, tidak peduli pembalap WorldTour maupun peserta amatir. Semua juga harus menuruti peraturan yang sama. Semua harus mandiri. Yaitu tidak boleh mendapatkan support car. Kalau ada masalah, peserta boleh saling menolong tapi tidak boleh dibantu pihak luar. Hanya ada dua kawasan pit stop disediakan untuk servis dan perbaikan, plus titik-titik pengisian air.

Hampir semua unggulan mengalami masalah ban, melintasi kawasan Flint Hills yang dikenal dengan batu kerikil tajam. Termasuk sang juara, Strickland, yang mengalami ban bocor dua kali.

Pada kategori DKXL, yang baru dimulai tahun 2018 lalu, Jay Petervary tampil sebagai pemenang. Dia menuntaskan rute 560 km itu dalam waktu 22 jam, 31 menit, dan 41 detik. Brian Hayden finis kedua, 12 menit kemudian. Juara bertahan DKXL, Matt Acker, finis ketiga.

Jay Petervary.

Lael Wilcox, dari Alaska, menjadi pemenang perempuan DKXL. Dia menuntaskan rute superjauh itu dalam waktu 23 jam, 51 menit, dan 37 detik. (mainsepeda)

Lael Wilcox.

Hasil Dirty Kanza 2019 - 200 Mil (Top Five)

Men Open

1. Colin Strickland, 9 jam 58 menit 49 detik

2. Peter Stetina, 10:07:54

3. Alex Howes, 10:18:36

4. Lachlan Morton, 10:18:36

5. Payson McElveen, 10:35:29

Women Open

1. Amity Rockwell , 11 jam 59 menit 53 detik

2. Alison Tetrick, 12:16:18

3. Sarah Max, 12:29:24

4. Kae Takeshita, 12:42:18

5. Olivia Dillon, 12:57:25

Foto: Dirty Kanza

 

Populer

Kosong Sembilan CC, Pecinta Kecepatan Dalkot Jakarta Tiap Selasa
Campagnolo Kembali ke Balapan WorldTour 2025
Hujan Sepanjang Jalan, Puluhan Cyclist DNF
Pompa Ban Anda sesuai Berat Badan
Kolom Sehat: Meri, tapi Bukan Anak Bebek
De Bleu CC Gairah Kota Biru
Journey To TGX 2024 Terbuka untuk Berbagai Jenis Sepeda (No eBike!)
Taiwan KOM 2024 - Rute Lama Kena Gempa, Rute Baru Jadi 150 Km
Sepeda Aero Merek Java Ini Bisa Dilipat
Tips Memilih Lebar Handlebar yang Ideal