Cannondale sudah memiliki varian untuk gravel, Slate. Tapi Slate masih memiliki kekurangan yakni hanya bisa dipasangi ban 650b dan berbahan aluminium. Nah, kali ini Cannondale meluncurkan produk terbarunya, Topstone Carbon berbahan full karbon dan cocok untuk medan gravel karena dilengkapi suspensi. Topstone berbahan aluminium sudah meluncur duluan dan sukses.

“Topstone Carbon ini dibuat untuk melahap gravel jadi harus nyaman. Untuk itu, geometrinya dibuat seperti sepeda endurance, Synapse. Termasuk stack dan reach juga sama,” bilang David Devine, Product Director Cannondale.

Paling menarik adalah segitiga belakang. Dilengkapi dengan suspensi tapi tanpa sokbreker. Hanya bearing berada di seat tube. Cannondale menyebutnya sebagai Kingpin Suspension System. Dengan adanya sistem ini, sadel bisa bergerak 30 mm jadi seat tube berfungsi sebagai per. Sedangkan bagian yang fleksibel adalah chainstay dan top tube.

“Bearing di ujung seatstay itu tidak perlu perawatan dan memudahkan pergerakan seat tube tanpa menambah bobot dengan adanya sokbreker,” bilang Darius Shekari, suspension lead engineer Cannondale. Darius mengklaim, frame ini mempunyai bobot 1.100 gram. Sebenarnya, sistem ini tidak baru untuk Cannondale. Mereka telah menerapkannya pada Scalpel XC tahun 2017 lalu.

Bagian depan menggunakan fork dengan offset 55 mm jadi lebih rebah dibandingkan Synapse yang ber-offset 45 mm. Jadi saat menggunakan ban yang besar dan setang dibelokkan maksimal, dijamin tidak menyenggol kaki cyclist.

Topstone Carbon bisa dipasangi ban 700c 40 mm dan 650b 48 mm dengan rongga yang masih longgar. Cannondale tidak perlu memanjangkan chainstay atau offset garpu depan untuk mengakomodasi ban ini.

Topstone Carbon menggunakan bottom bracket BB30-83 Ai (Asymetric integration) seperti yang digunakan di Super-X dan Scalpel F-Si. Membuat kaki crank kiri lebih keluar sejauh 6 mm. Sehingga memberi ruang lebih lebar pada chainstay dan sanggup mengakomodasi ban besar. Hal ini membuat Topstone Carbon memiliki segitiga belakang yang pendek tapi bisa mengakomodasi ban besar.

 

Cannondale juga memasang handlebar dan wheelset baru berbahan karbon. Stem dan handlebar yang dinamai SystemBar ini adalah handlebar karbon Hollowgram SAVE yang dibaut langsung ke stem berbahan aluminium. Membuat penampilannya jadi lebih rapi. Untuk Topstone Carbon bentuk handlebar lebih membulat agar lebih nyaman digenggam saat menanjak dan dapat menahan getaran.

Topstone Carbon menggunakan wheelset karbon, Hollowgram HG22 clincher. Wheelset yang sudah siap tubeless ini mempunyai lebar 25 mm. Untuk memegang roda ini, Cannondale memasang Speed Release thru-axle. Biasanya, bagian bawah fork yang menggunakan thru-axle adalah buntu karena as thru-axle masuk tembus dari kiri ke kanan dengan sistem drat. Berbeda dengan bagian bawah fork yang menggunakan quick release, ada slot berbentuk U terbalik untuk as quick release.

Nah, Speed Release ini berbeda. Mengombinasikan keduanya. Jadi bagian fork yang ada dratnya itu buntu, sedangkan bagian yang ada tuas pemutarnya, itu tidak buntu ada slot sama seperti model fork ber-quick release. Jadi saat mengganti roda, tidak perlu menarik lepas thru-axle. Memudahkan sekaligus mengurangi resiko as thru-axle yang ada grease-nya itu jadi kotor.    

Semua frame dan fork Cannondale Topstone Carbon menggunakan karbon yang sama yakni Ballistec. Ada beberapa pilihan grupset untuk versi full bike. Yakni grupset SRAM Force AXS, Shimano Ultegra RX, dan Shimano 105. Topstone Carbon tersedia dalam ukuran XS (48 cm), S (51 cm), M (55 cm), L (58 cm), dan XL (61 cm).

Seluruh kabel sudah internal termasuk ada juga jalur kabel untuk dropper post. Di frame Topstone Carbon sudah tersedia dudukan untuk tiga bottle cage, bike rack dan spatbor depan belakang, serta tas top tube.

Cannondale juga melengkapi Topstone Carbon ini dengan sensor yang bekerjasama dengan Garmin dan dipasang di roda depan. Cannondale membuat aplikasi yang dapat merekam semua aktifitas pengguna maupun sebagai log book (buku perekam) sepeda. Sensor ini akan mengirim semua data seperti kecepatan, jarak tempuh, kalori yang terbakar, dan lainnya ke smart phone cyclist. Tentu, cyclist harus mendownload aplikasi Cannondale terlebih dahulu. 

Tak hanya itu, aplikasi ini bisa mengingatkan cyclist kapan harus melakukan servis rutin sepedanya. Juga ada manual book dan video trouble shooting di aplikasi itu. (mainsepeda)

 

 Foto : Cannondale

 

 

 

 

Populer

Kosong Sembilan CC, Pecinta Kecepatan Dalkot Jakarta Tiap Selasa
Campagnolo Kembali ke Balapan WorldTour 2025
Hujan Sepanjang Jalan, Puluhan Cyclist DNF
Pompa Ban Anda sesuai Berat Badan
Journey to TGX 2024, Penuh Cerita Tak Terlupakan
Ijen KOM 2024: Inilah Kuliner Hidden Gem Banyuwangi, Wajib Cicip!
De Bleu CC Gairah Kota Biru
Taiwan KOM 2024 - Rute Lama Kena Gempa, Rute Baru Jadi 150 Km
Kolom Sehat: Meri, tapi Bukan Anak Bebek
Journey To TGX 2024 Terbuka untuk Berbagai Jenis Sepeda (No eBike!)