Scott, produsen sepeda asal Swiss, ikut memperkenalkan senjata barunya menjelang Tour de France 2019. Mereka merilis Scott Addict RC, sebuah sepeda lightweight untuk menaklukkan rute pegunungan. Dan kali ini, Scott berkomitmen 100 persen memakai disc brake. Sekaligus menunjukkan kemampuan dalam mengintegrasikan semua komponen, menghasilkan tampilan luar yang sangat “bersih.”
Sejak 2008, Scott Addict merupakan senjata untuk menaklukkan tanjakan. Beberapa variannya mampu meraih sukses di arena WorldTour. Terakhir pada 2018 lalu, saat Simon Yates dan tim Mitchelton-Scott menjadi juara di Vuelta a Espana.
Untuk versi terbaru ini, Scott ikut tren terbaru. Yaitu integrasi komponen dan sentuhan aerodinamika.
Bahkan, Scott tergolong paling ekstrem. Mereka meluncurkan dua kombinasi handlebar dan stem. Yang satu bar-stem jadi satu (Syncros Cresto iC SL), yang kedua bar dan stem terpisah. Dua-duanya punya kemampuan khusus. Yaitu menyembunyikan semua kabel sampai masuk ke dalam headtube.
Biasanya, untuk “akrobat” seperti itu, produsen hanya bisa menerapkan untuk grupset elektronik atau wireless (seperti pada Wilier Zero SLR yang baru dirilis). Namun, Scott mampu melakukannya untuk grupset mekanikal. Sesuatu yang istimewa, mengingat betapa ribetnya kabel grupset disc brake mekanikal yang memakai sistem hydraulic.
Kepada para mekanik, Scott menyebut untuk tidak khawatir. Sistem mereka dirancang sedemikian rupa sehingga tidak menghasilkan keribetan ekstra.
Dengan menyembunyikan kabel-kabel, tentu ada nilai aerodinamika yang didapat. Untuk menambahnya, Scott ikut memakai seatpost berbentuk semi-aerofoil, alias berbentuk “D.”
Scott mengklaim bobot frame baru ini adalah 850 gram. Bukan paling ringan, tapi belakangan ini, yang diburu memang bukan yang paling ringan. Melainkan bagaimana sebuah frame bisa sekaku (stiff) mungkin sambil memberi fungsi kenyamanan. Percuma punya frame paling ringan kalau hasilnya justru lentur.
Kalau sepeda ini jadi dipakai Mitchelton-Scott di Tour de France, awal Juli nanti, maka itu merupakan perubahan drastis bagi tim asal Australia tersebut. Selama ini, mereka termasuk paling keukeuh memakai sistem rim brake. (mainsepeda)
Foto: Scott-Sports.com