Sudah enam tahun terakhir ini, Azrul Ananda School of Suffering (AA SoS) selalu membuat training camp. Dan selalu di Malaysia. Tepatnya di Cameron Highlands. Sekitar empat jam naik mobil dan terus melalui highway dari bandar udara Kuala Lumpur International Airport (KLIA). Namanya memang “training camp”. Tapi percayalah, tidak seserius dan semenyeramkan itu.

Akhirnya berakhir sudah Azrul Ananda School of Suffering Malaysia Training Camp 2019. Pada Minggu, 17 Februari, para peserta yang datang dari berbagai kota di Indonesia “merayakannya” dengan gowes “recovery.” Harus pakai tanda kutip, karena walau rutenya hanya 30 km, peserta tetap harus menanjak lebih dari 500 meter.

Jadwal dan rute Malaysia Training Camp 2019 memang dibuat berat. Kamis sampai Sabtu, 14-16 Februari, tiga hari berturut-turut menanjak panjang. Hari pertama 58 km menanjak 1.500 meter, hari kedua 92 km menanjak 2.000 meter, dan hari ketiga 78 km menanjak 2.000 meter lagi. Selama beberapa tahun acara ini diselenggarakan, inilah yang paling epic.

Baru sampai hotel Kamis malam (14/2), Jumat pagi-pagi (15/2) sudah harus berangkat lagi. Pada hari kedua itu rutenya lumayan “kejam.” Rute klasik Cameron Highlands, 92 km dari Sungai Koyan kembali ke Tanah Rata.

Azrul Ananda School of Suffering (AA SoS) melanjutkan tradisi latihan ke Malaysia. Pada 14-17 Februari ini, sebanyak 23 orang ikut lagi program sepeda menanjak di kawasan Cameron Highlands, Pahang Darul Makmur. Kebanyakan adalah peserta lama yang tahun ini ingin “ujian ulang.”

  Olahraga bersepeda membuat badan lebih sehat dan bugar. Tidak itu saja, dapat membuat hubungan suami istri atau berpasangan juga lebih harmonis dan romantis. Kunci dari hubungan berpasangan yang sehat adalah komunikasi dan memiliki hobi yang sama. Hal ini sudah dipraktekkan oleh beberapa cyclist couple. Bagaimana kisah bersepeda romantis ala cyclist ini?

Lomba balap sepeda yang masuk dalam kalender UCI Asia Tour, LBC Ronda Pilipinas 2019 berakhir Selasa, 12 Februari di Pandan, Antique, Filipina. Juara umumnya dimenangkan oleh pembalap asal Spanyol, Francisco Mancebo Perez (Matrix Powertag Japan). Dan Jamalidin Novardianto (PGN Road Cycling Team) berhasil mencuri kemenangan Etape empat.

Dimension Data, perusahaan teknologi asal Afrika Selatan ini sangat peduli dengan masyarakat sekitarnya. Untuk itu, Dimension Data Global mempunyai program “Bicycle Change Lives”. Di Indonesia, perwakilan Dimension Data Indonesia (DDI) tidak tinggal diam. Bencana gempa bumi yang melanda Lombok baru-baru ini jadi fokus perhatian DDI.

Sepeda lipat merek Brompton asal Inggris ini menarik banyak perhatian penyuka sepeda Indonesia. Selain fungsinya, bentuknya juga trendy. Selain itu, pemilik Brompton sering membuat acara yang heboh sehingga rasa kekeluargaan mereka sangat kuat. Pramadi Wardhana, dari Velomix Bike Shop Surabaya beruntung mendapatkan kesempatan mengunjungi pabrik Brompton di London, Inggris. Ternyata tidak susah karena pabrik Brompton tidak jauh dari pusat kota London.

Brompton, sepeda lipat asal Inggris kembali merilis sepeda limited edition. Kali ini adalah penerus seri Chpt3 yang didesain bersama David Millar, eks pembalap pro. Sasis bagian belakang dan garpu depan dipasang bahan titanium. Sehingga total beratnya diklaim hanya 10.3 kilogram saja.