POC memperkenalkan helm Omne Eternal baru yang menampilkan lampu di bagian belakang. Lampu ini tidak perlu diisi ulang secara manual. Bahkan tidak memiliki sakelar untuk menghidupkan dan mematikan dayanya.

Hedkayse ONE, helm unik yang tidak bisa rusak, tidak bisa pecah, dan bisa dilipat. Helm konvensional biasanya terbuat dari bahan polystyrene yang didesain bisa meredam benturan saat kecelakaan. Artinya helm akan “mudah pecah” saat kecelakaan agar impact-nya diserap oleh helm bukan kepala.

Ketika gowes, ada dua hal yang bikin saya agak ngeri ketika melihat cyclist lain di jalan. Satu, yang menggunakan earphone, karena dia akan sulit mendengar segala jenis masalah di jalanan. Dua, yang tidak menggunakan helm. Alasannya klise, lindungi kepala. Dan ini berdasarkan pengalaman pribadi, memecahkan dua helm dalam dua jenis kecelakaan yang berbeda. Plus pengalaman seorang sahabat.

Karena tidak ada dua kepala yang sama persis di dunia ini. Itu kata pembuat helm Hexo, James Cook asal London, Inggris. Pria lulusan University College London (UCL) jurusan Mechanical Engineering ini membuat helm dengan teknologi printer 3D.

Helm itu penting. Tapi banyak cyclist yang meremehkannya. Terutama cyclist yang menggunakan sepeda untuk komuter dalam kota. Alasannya model helm cycling terlalu “balap” kurang matching dengan outfit hingga dimensi yang besar. Susah disimpan ketika bertemu klien. Park & Diamond mengembangkan helm stylish seperti topi baseball dan mudah dilipat untuk disimpan.

Jangan pernah bersepeda tanpa helm. Tidak peduli seberapa keren jersey dan sepeda yang Anda miliki, tetap tidak ada bandingannya dengan mahalnya kepala kita (dan isinya). Meski demikian, alangkah sempurnanya bila kepala kita dilindungi oleh helm yang bukan hanya standar, tapi superkeren. Beruntung, ada beberapa helm menarik muncul di Eurobike 2018, yang berlangsung di Jerman, 8-10 Juli lalu.