Bagi Rudy S Rustanto alias Rudy Cepu mengaku ikut Bromo KOM itu tak membosankan. Meskipun tiap tahun rutenya nyaris sama.

Volcanic ash was in the air; a mini eruption 2 days earlier had covered the summit and finish area with a thin layer of ash, reminding us that Bromo, the HC mountain our race features, is an active volcano. This is what you trained for, I reminded myself, as I glimpsed the fading 2-men breakaway. I was the chase; a podium finish was not in the bag, but became ever more obtainable.

Jersey event bukan sekadar seragam yang harus dikenakan saat acara berlangsung. Di Herbana Bromo KOM Challenge 2019, jersey event juga menjadi identitas peserta. Untuk acara 16 Maret nanti, total ada 15 warna jersey disiapkan oleh SUB Jersey, salah satu partner penyelenggara bersama Azrul Ananda School of Suffering (AA SoS), Strive Nutrition Products, serta didukung Kodam V Brawijaya dan Pemerintah Kota Pasuruan.

Belum berakhir kalender 2018, pendaftaran Herbana Bromo KOM Challenge 2019 sudah ditutup. Total 1.000 peserta telah mencatatkan diri sebagai peserta. Padahal, even masih diselenggarakan sekitar tiga bulan lagi. Tepatnya pada Sabtu, 16 Maret 2019!

Even menanjak paling bergengsi di Indonesia secara resmi akan disebut dengan nama “Herbana Bromo KOM Challenge 2019.” Ini setelah Herbana, produk herbal dari PT Deltomed Laboratories, hadir sebagai title partner di even yang diselenggarakan oleh Azrul Ananda School of Suffering (AA SoS) dan Strive Nutrition Products tersebut.

Kategori sepeda lipat (seli) dan Brompton tampaknya bakal benar-benar heboh di Bromo KOM Challenge 2019, even menanjak paling bergengsi di Indonesia. Dari sekitar 400 peserta yang sudah mendaftarkan diri sejak 1 November 2018, sekitar seperempatnya datang dari kategori baru ini. Peserta seli dan Brompton juga akan mendapatkan hadiah bagi yang mampu finis duluan. Untuk membantu menentukan Cut Off Time, Sabtu lalu, 24 November, delapan cyclist melakukan simulasi khusus.

Even gowes menanjak paling heboh di Indonesia, Bromo KOM Challenge 2019, bakal bertambah lagi gengsinya. Para pemenang King dan Queen of the Mountain bukan hanya meraih hadiah uang tunai terbesar, tapi juga Piala Pangdam V Brawijaya. Pengumuman tersebut disampaikan penyelenggara dari Azrul Ananda School of Suffering (AA SoS), usai audiensi dengan Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Arif Rahman, di Surabaya.

Bromo KOM Challenge, even menanjak paling bergengsi di Indonesia, baru akan berlangsung 16 Maret 2019 mendatang. Namun, saat registrasi dibuka pada Kamis, 1 November lalu, jumlah peserta langsung menembus angka 100. Bahkan, pada menit pertama pendaftaran via Mainsepeda.com, sudah langsung ada yang mengklik.

Even menanjak paling bergengsi di Indonesia, Bromo KOM Challenge 2019, selalu menjadi acuan utama even-even lain di Indonesia. Jadi, ada baiknya bila Bromo KOM Challenge mengadopsi regulasi pembagian usia mengikuti ajang amatir tertinggi, UCI Gran Fondo. Itu berarti, pembagiannya setiap lima tahun!

Even climbing paling bergengsi di Indonesia, Bromo KOM Challenge, bakal kembali berlangsung pada 16 Maret 2019. Formatnya kembali dikembangkan, menggabungkan lagi tradisi awal even tersebut. Acara tetap akan terbagi dalam dua kategori, race dan peloton non-kompetitif. Tapi kali ini, start-nya akan kembali diselenggarakan di Surabaya. Plus, ada kategori baru untuk penghobi Brompton dan sepeda lipat!