Swap Meet digelar kembali. Event pencarian "harta karun" bagi para cyclist ini berlangsung di Wdnsdy Cafe, di Surabaya Town Square (Sutos), Minggu (28/11) pagi. Mulai pukul 06.30 WIB.

Setelah membedah koleksi Om Aza di episode sebelumnya, sekarang giliran Om Ray yang menunjukkan koleksi sepedanya. Jenisnya beragam dan sangat unik.

Memang, sebagai pesepeda dan pemakai jalan, risiko itu selalu ada. Apa pun jenis kendaraannya. Tetapi seperti yang sudah beberapa kali saya utarakan tentang piramida kekuatan di jalan raya, pesepeda hanya selevel lebih tinggi daripada pejalan kaki.

Banyak yang penasaran dengan koleksi sepeda mereka. Karena private is private, dan gerebek rumah orang itu bisa dikira negatif, Aza dan Ray sepakat untuk membahas koleksi sepeda masing-masing dalam beberapa episode.

Seoran atlet bisa dibilang sepedanya otomatis custom. Ukuran tiap sepeda sangat spesifik untuk tiap atletnya. Apalagi untuk tim nasional Italia.

Apa pentingnya fungsi fisioterapi untuk cyclist, walaupun dia pehobi? Azrul Ananda dan Johnny Ray akan membahasnya bersama Asep Azis Sst.Ft, pengusaha sekaligus menjadi sport physiotherapist untuk timnas sepak bola Indonesia.

Memang alasan yang sudah saya tulis di kolom sehat minggu lalu itu adalah yang terpopuler. Walau setelah menulis itu, ada banyak masukkan tambahan dari pembaca

Om Aza dan Om Ray juga seru-seruan ketika di PIK 2 Loop. Mereka menggoda cyclist di sana. Bahkan membajak peloton!

Menanti kepastian partisipasi dari anggota itu seperti cuaca. Walau terlihat cerah, tiba-tiba bisa berubah total. Teman gowes pun seperti itu. Walaupun awalnya tampak meyakinkan untuk ikut, bahkan mengeluarkan berbagai janji untuk meyakinkan teman-temannya, bisa saja ia berubah pada pagi harinya.

Sepeda sultan. Julukan ini disematkan ke Brompton setahun lalu. Sepeda lipat buatan London ini menjadi primdona di Indonesia. Harganya melambung gila-gilaan. Hingga lima kali lipat dari harga normal.